Saat Irin di seret keluar oleh Noey, Becky dengan setengah kesadarannya melambaikan tangannya pada Irin pertanda say goodbye kepada sahabatnya itu.
Freen dengan kesadarannya penuh memandang Becky dengan sedikit canggung.
Tak lama dari kediaman mereka berdua, Becky akhirnya bersuara meski suaranya itu hanya batuk pelan.
"Apa kau mau minum teh?" Tanya Freen kepada Becky.
Becky yang mendengar itu langsung heran, dan berbalik melihat ke arah Freen.
"Mereka sudah pergi kenapa kau masih disini?"
"Beberapa tahun ini apa hidupmu baik?" Freen tidak menjawab pertanyaan Becky dia malah bertanya balik.
Becky yang di tanya seperti itu seketika terisak pelan.
"Pond tahu pacarku adalah kau."
"Apa?"
"Pond tahu pacarku adalah kau." Becky sembari menunjuk dirinya dan juga Freen. "Dia masih mengancamku."
"Pacar?"
Becky berpikir sejenak. "Lebih tepatnya simpanan."
"Aku menjadi simpananmu? Apa kau sanggup membiayayi hidupku?" Freen mendekatkan wajahnya kepada Becky.
"Apa kau sangat mahal?"
Freen memangku tubuh Becky agar duduk dipangkuannya.
Becky yang tidak mempunyai tenaga untuk menolak menerima perlakuan Freen padanya. Becky melingkarkan tangannya di leher Freen.
Wajah mereka berdua begitu dekat hingga merasa napas masing-masing.
"Coba saja."
"Freen."
"Becky. Apa kau bodoh? setelah lulus kuliah kenapa kau malah ke kota tempatku tinggal? Kau sudah masuk ke kota yang berbahaya."
"Atas dasar apa kau mengurusiku?"
Freen membaringkan tubuh Becky di sofa, dan Freen kemudian menindih tubuh Becky. Kedua tangan Freen menahan di sisi kepala Becky.
"Aku sudah memberimu kesempatan untuk melarikan diri kenapa kau bersikeras melompat sendiri?"
Becky menyentuh kedua pipi Freen. "Freen..."
"Becky kau mabuk atau tidak, kau yang tahu sendiri."
Cukup lama Freen diam dan Becky tetap menyentuh pipi Freen bergerak begitu pelan.
Freen yang tidak sanggup menganggurkan Becky akhirnya mencoba menyentuh bibir Becky dengan bibirnya.
Freen mencium Becky tidak bergerak pelan melainkan dengan gerakan lapar. Begitu menuntut menggunakan lidahnya untuk mengeksplorasi sisi mulut Becky.
Wajah Becky tidak bisa bergerak karena tertahan dua tangan Freen di wajah Becky. Becky mencengkram erat lengan Freen.
Rasanya luar biasa, ciuman Freen sangat manis dan memabukkan, apa yang ada dipikiran Becky saat ini, yang tentunya Becky menikmati setiap gerakan yang Freen lakukan padanya.
"Engghhh." Becky melenguh merasakan getaran tangan Freen dipinggangnya.
Freen menggigit bibir bawah Becky bergantian dengan menggigit bibir atas Becky.
Freen melepaskan pagutan bibirnya dengan Becky, Becky selalu terpesona dengan wajah Freen yang begitu menawan.
Freen dengan tidak sabar menggendong Becky ke kamar milik Becky, lalu membaringkan tubuh Becky, tak lama dari itu Freen melepaskan pakaiannya sendiri dan Becky mengikuti Freen dengan membuka bajunya sendiri, kini mereka berdua tak memakai sehelai benangpun.