Freen sekarang sedang berhadapan dengan Rama sang Kakek yang masih memiliki kekuasaan atas dirinya.
Freen sedari dulu ingin lepas dari kendali Kakeknya tapi ia tidak ada keberanian untuk kabur ataupun melawan atas perlakuan Kakeknya yang semena-mena pada dirinya.
Apalagi sejak orang tuanya meninggal, hanya Kakeknya yang selalu mengurusi dirinya, meskipun dengan tindakan kekerasan.
Semenjak Becky hadir di dalam hidupnya, keberanian itu sedikit muncul sekarang, meskipun hanya mampu memberontak, tapi itu cukup untuk membuat Kakeknya marah.
Freen sekarang dengan sengaja menelpon Becky agar Becky mengetahui isi pembicaraan Kakeknya.
"Hari ini aku bertanya padamu, apa kau akan menikahi Milla Praja?"
"Tidak."
"Kau harus menikah dengannya apapun yang terjadi! Kau tahu berapa besar keuntungan yang bisa didapatkan dari pernikahan keluarga Chankimha dan Praja."
"Aku tidak tahu dan aku juga tidak ingin tahu."
"Freen dulu saat terjadi kasus penculikan itu yang seharusnya mati adalah kau!"
Becky yang mendengarkan ucapan kakeknya Freen di telepon langsung merasa ngilu mendengarnya itu, Freen mungkin akan sangat terluka.
Sekilas ucapan Irin mengenai kasus penculikan itu teringat oleh Becky. "Keluarga Freen dulu pernah terjadi kasus penculikan."
Freen kembali berbicara dengan kakeknya. "Yang seharusnya mati tidak mati." Freen menahan air matanya agar tidak terjatuh di hadapan Kakeknya dengan bersikap tenang. "Yang tidak seharusnya mati malah mati. Yang seharusnya gila tidak gila, yang harusnya tidak gila malah gila." Mata Freen sudah sangat merah sekarang. "Tuhan sedikitpun tidak mendukung keluarga Chankimha."
"Menurutku, kau yang pantas mati!" Rama sangat marah sekarang, ia bangkit dari duduknya lalu menampar Freen dengan keras hingga pipinya sangat merah sekarang.
"Sudah selesai pukulnya? Kalau tidak ada urusan lain aku pergi dulu."
"Enyahlah! Cepat pergi dari sini."
Freen berdiri dengan memegang pipinya sekilas lalu pergi dari rumah itu.
Sedangkan Becky mencoba memanggil nama Freen dari telepon.
Di dalam mobil Freen dapat mendengar Becky berbicara.
"Apa kau bisa mendengarku?"
"Ya."
"Kau menelponku apa ada masalah?"
"Aku menelponmu?"
"He'em."
"Oh ya apa di tempatmu ada makanan? Aku lapar."
________________
Freen datang ke Apartemen Becky dan mengetuk pintunya, Becky yang sudah tahu itu Freen langsung membukanya.
Freen masuk tanpa dipersilahkan masuk oleh Becky, ia duduk di kursi, Freen melirik Becky dan Becky melakukan hal yang sama. Ini sangat canggung.
Lalu Freen melirik Alkohol yang waktu itu mereka berempat minum.