"Apa ibu ingin bertemu dengannya?"
"Kami masih belum mengurus prosedur perceraian."
Bahkan Ibunya Becky masih ingin bertemu walaupun hanya untuk mengurus surat perceraiannya, hati Becky masih akan terus tersayat melihat Ibunya menangis karena pria yang tidak tahu diri itu._______________
"Ayo kita makan dulu di luar." Ajak Freen setelah melihat Becky keluar dari kamar inap Ibunya.
"Aku tidak punya selera untuk makan."
"Kalau begitu ayo kita jalan-jalan saja. Tenang saja Ibumu ada yang menjaganya."
Freen melihat Becky begitu pucat dan lemas tanpa ada semangat untuk melanjutkan hidupnya sangat khawatir, ia sangat tahu apa yang dirasakan Becky saat ini maupun selama hidup Becky, karena setiap manuisa pasti akan mempunyai permasalahan hidupnya masing-masing.
Mungkin permasalahan Freen dan Becky berbeda tapi tetap pasti rasa sakitnya sama, merasa hidup sia-sia.
Yang pasti harus ingat, pastikan diri sendiri bahwa ada hal indah di ujung sana yang akan menantikan untuk menjemput kebahagiaan dimasa depan.
Mungkin benar prosesnya tidak semua orang dengan mudah melaluinya, berproses berbeda-beda, ada yang begitu mudah, ada yang sulit.
_______________
Freen mengajak Becky keluar dari rumah sakit, berniat untuk membuat pikiran Becky bisa tenang sejenak. Dan ia membawa Becky duduk sebentar di luar.
"Ibumu sedang sakit dan kau jangan membuat dirimu juga sakit." Freen menatap Becky.
"Ibuku terus bertahan demi melindungi pernikahan ini, dia rela terus di tagih oleh Dept Collektor, rela dihina orang juga dan tetap mau melindungi pernikahan ini dan apa hasilnya? Malik kabur membawa uang dan dibelakangnya membangun keluarga baru. Ibuku disini hidup dalam ketakutan dan kecemasan, Ayahku disana hidup bahagia dengan orang lain." Becky berbicara tanpa melihat ke arah Freen.
Sejenak hening tanpa pembicaraan, Freen dengan tenang masih memandang wajah Becky yang tidak ingin ia hilangkan dari pandangannya.
Becky begitu sulit untuk membuat Freen berpaling, untuk beberapa menit saja Becky hilang dari pandangannya membuat Freen ingin sekali berlari hanya untuk menemukan wajah yang sangat membuat dirinya tenang.
Begitu lama hening Becky mengeluarkan ponselnya lalu menelpon Malik ayahnya.
"Ayah, kau luangkan waktu dan temui aku untuk urus perceraian kalian berdua."
"Becky, belakangan ini istri Ayah disini sakit, Ayah harus menjaganya—"