chapter 三十一

172 36 28
                                    

HAPPY READING

31






"Apakah sedari awal Anda memang berniat menghancurkan EVIG dari dalam, Jenderal?"

Hyunjin yang sedari tadi menghabiskan waktu memandangi sekelebatan pepohonan berlalu di depan mata tak kunjung mengubah posisi. "Tidak. Saya tidak memihak siapa pun pada awalnya. Baik itu Naviland, atau Terarastan. Alasan saya bisa bertahan sampai di posisi Jenderal tertinggi BS hanya dikarenakan alasan pribadi. Namun setelah Apheleon semakin gila memerintah bawahannya untuk membunuh manusia tak bersalah, saya pikir tak ada salahnya menjatuhkan rezim EVIG."

Jeno menggangguk isyarat ia paham. "Saya rasa Anda juga sengaja membuat Apheleon dan para elit militer lain mencurigai Anda sebagai salah satu manusia yang terindikasi menjadi pembelot, bukan?" tanya Jeno mengenai sasaran lantaran bukan rahasia lagi jika akhir-akhir ini, nama Hyunjin Edevane kian melambung pesat menjadi perbincangan pria-pria militer sebab sebuah rumor baru hinggap.

Banyak yang mulai mencurigai Hyunjin karena seorang mayat tak dikenal ditemukan oleh kaki tangan Jenderal Jerry mengambang dekat perairan Haima. Bukan tanpa alasan, mayat tersebut diyakini sebagai pilot dari sebuah pesawat tempur Eran sebab ia memakai seragam militer Angkatan Udara Eran dan diperkirakan mati atas ledakan pesawat menurut autopsi yang berlangsung sekitar dua bulan. Saat ditemukan, mayat itu segera digeledah lalu ditemukanlah sebuah dompet berisi identitas, secarik foto keluarga, juga tas hitam yang terikat di tangan. Isi dari tas tersebut tak lain adalah berkas-berkas transkrip percakapan seorang perwira Eran dengan sang Jenderal tertinggi BS.

Percakapan dalam transkrip itu memang tidak terlalu penting, hanya sekadar membicarakan masalah perdagangan. Namun harusnya, segala bentuk percakapan resmi yang dilakukan anggota EVIG perlu didokumentasikan dan disimpan di kantor administrasi Terarastan. Akan tetapi, transkrip yang bawahan Jenderal Jerry temukan sama sekali tak memiliki salinan di kantor administrasi Terarastan mana pun sehingga menimbulkan spekulasi negatif mengenai apa yang Hyunjin rencakan sampai berbincang dengan pihak lawan tanpa sepengetahuan rekan-rekannya. Namun, tiada yang berani langsung menuding Hyunjin seenak hati lantaran Apheleon seolah tak menggubris kenyataan ini.

"Benar. Saya membeli mayat seorang tuna wisma yang kemudian saya jadikan sebagai mayat tentara Angkatan Udara Eran," Hyunjin membalas setelah ia sekilas memandang ke arah Jeno, cukup tertegun mengapa Jeno seakan-akan tahu.

Memutar setir di tangan dan menekan pedal gas kian melaju, Jeno membuka mulut. "Saya hanya menebak. Lagi pula tidak mungkin Jenderal tertinggi BS dicurigai sedangkan Anda terlihat tak hendak mengurusi itu. Namun mengapa Anda melakukan hal tersebut?"

Jeno benar-benar mengetahui dirinya. Lantas hal ini membuat Hyunjin tersenyum. "Apheleon sekalipun tidak akan menjatuhkan saya dari posisi Jenderal tertinggi BS sebelum Terarastan seutuhnya menang. Taktik yang saya bangun masih diperlukan. Bisa dibilang, Apheleon memanfaatkan strategi dari saya demi kepentingannya sendiri. Lalu setelah itu, Apheleon baru akan melengserkan saya dan mengganti posisi Rigsleder-BS dengan bidak baru yang lebih patuh."

Hyunjin menjelaskan tenang seperti ia mengetahui segala hal. Namun tidak salah. Hyunjin memang tahu apa yang Apheleon mau dan tidak merasa keberatan. Sedari awal, hubungan mereka hanyalah sebatas mutualisme semata, tidak lebih atau kurang. Hyunjin membutuhkan posisi Jenderal tertinggi karena alasan pribadi, Apheleon pun membutuhkan bantuan strategi gila yang mampu menggiring kemenangan Terarastan.

Nirvana in FireWhere stories live. Discover now