Eric telah menyelesaikan latihannya dengan haechan berjalan lancar tanpa adanya kekurangan digerakannya.
"Kalian baru latihan sekali tapi gerakannya sudah selentur dan sebagus itu" Bu Siti memuji kedua pemuda yang tengah meminum botol air minum.
"Makasih Bu" ujar haechan dan Eric secara kompak.
"Yasudah kalian boleh balik kekelas sekarang. Ini juga sudah jam pelajaran terakhir jadi kalian mau disini atau kekelas juga terserah kalian tapi Bu Siti titip amanah sama kalian berdua buat megang kuncinya" ujar Bu Siti memberikan kuncinya diatas tangan haechan.
"Kok sama kita Bu?? Bu Siti emang udah yakin nitipin amanah sama kita berdua?" Tanya haechan.
"Wajah kalian sebenernya ga meyakinkan sih tapi bu Siti percaya aja sama kalian. Kalo kalian ngilangin gemboknya kan tinggal hukum kalian untuk membersihkan toilet dilantai dua" ujar Bu Siti mengancam dengan hukuman yang sangat dihindari para penduduk siswa nakal.
"Jangan dong Bu, kita bakal jaga dia dan sayangi dia dengan semampu kita berdua" ujar haechan.
"Alay lu pantek" lirihnya.
Bu Siti mengangguk sambil tersenyum "yasudah Bu Siti keluar dulu" ujar Bu Siti lalu berjalan keluar.
Brukkk
"Hahhhh akhirnya bisa bolos pelajaran" ujar Eric langsung merentangkan kedua tangannya dan menubrukkan badannya kebelakang.
Haechan mendudukkan pantatnya disamping Eric yang tengah berbaring.
Bell pulang berbunyi dengan nyaring. Eric dan haechan sudah keluar dari kelas dance dan menguncinya.
"Gw laper anjir" ujar haechan sambil mengelus perutnya.
Eric merotasi matanya malas "Lo mah tiap menit juga ngerasa laper" ujar Eric.
Haechan cengengesan akan jawaban Eric "Lo kok tau gw banget sih. Apa jangan jangan selama ini jodoh gw itu elu bukan kak Mark"
Plakk
"Ngadi Ngadi lu, ogah banget gw punya jodoh tukang rusuh kek lu, bisa gempa ntar rumah gw".
"Miror anjir, lupa ngaca kah??".
"Lo sih ga beliin gw kaca".
"Yaudah kita beli ditoko aksesoris buat beliin Lo kaca" ujar haechan hendak menarik Eric namun Eric segera menghempaskan tangan haechan.
"Gilaa ni anak. Tar kita dikira boti anjir masuk ditoko aksesoris " ujar Eric.
"Lo aja yang ngerasa kek gitu" ujar haechan.
"Dihhh".
"Mampir kantin yok gw traktir " ujar haechan dengan kata kata ingin mentraktir Eric membuat pemuda itu langsung tersenyum memperlihatkan gigi giginya.
"Kalo ditraktir aja senyumnya selebar samudra" ujar haechan sambil merotasi matanya malas.
"Siapasih orang yang hidup kagak mau gratisan" ujar Eric sambil menaikkan turunkan alisnya.
"Sinting, dahh cepet yok perut gw udah mau bludak" ujar haechan.
Jeno masuk kedalam rumahnya namun matanya melebar dengan sempurna. Apa ini, mengapa rumahnya sangat berantakan. Sepertinya rumah ini sudah tidak layak dikatakan rumah karena berantakan layaknya kapal pecah.
Jeno berjalan pelan sambil menendang serpihan kaca yang berserakan "ulah siapa ini??" Tanyanya pada dirinya sendiri.
"Ahhh hayy apa kamu tidak rindu dengan ayah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
seniors || sunric • bxb
Подростковая литератураkakak kelas berkacamata yang disukai oleh adek kelas berandalan