"A-AYAH j-jangan hiks jangan l-lagi hiks"
"Kau kira aku hanya diam ketika dirimu tidak ingin menuruti perintah ku, dasar anak durhaka ".
"AYAHHH jangan apa apakan dia" teriak Jeno ketika melihat Eric meringkuk ketakutan dipojok tembok.
Tuan Lee atau biasa dipanggil Minho tengah membawa pisau dan berjalan menghampiri Eric.
Jeno ingin menghampiri Eric namun tangannya ditahan oleh Karina. Dia menghempaskan tangan Karina ketika wanita itu memohon untuk tidak mendekati pria itu.
"LEPASSS, MAMAH MAU ERIC MATI HAH" sentaknya.
"Tapi jen-"
Jeno berlari menghampiri Minho dan langsung menendang pria itu ketika Eric tengah ditarik tarik oleh Minho.
Kepala Minho terbentur oleh tembok cukup keras, dia meremat kepalanya dengan emosi yang tertahan, menoleh kebelakang dengan mata tersirat marah.
"KAUUU- DASAR ANAK BEJAT"
Srettt
"AKHHHH KAMPRETT" teriak Jeno kesakitan ketika tangannya mengenai pisau yang dipegang oleh Minho.
Jeno menatap Minho dengan tajam.
Buggg
Buggg
Buggg
Tanpa basa basi dan tidak peduli akan dirinya dicap menjadi anak durhaka. Dia menendang dan memukul Minho.
Eric masih meringkuk ketakutan dipojok dengan tangis yang tak bisa terbendung lagi.
Karina hanya diam tak jauh dari Jeno dan Minho bertengkar. Namun, mata tajam seperti silet itu menatap kearah Jeno.
Buggg
Menendang punggung Jeno dengan kuat seperti orang yang sudah berlatih cukup lama. Jeno yang mendapatkan serangan dadakan dari belakang tak sengaja terhuyung kedepan dengan mata melotot menyadari sesuatu. Menoleh kebelakang melihat sang ibu tengah menatapnya tajam.
"M-mamah ngapain nendang Jeno?" Tanya Jeno.
Bugg
Bugg
Kesempatan emas didapatkan oleh Minho untuk menendang dada Jeno membuat pemuda itu tersungkur kebelakang dengan tendangan dua kali didadanya membuatnya sesak.
Dia tidak peduli dengan sakit didadanya namun shock masih ia terpa.
"M-mamah ngapain nendang Jeno? Bukan ngehampirin Eric?" Tanyanya sedikit berbatuk karena sesak.
Minho menghampiri Karina, mencium kening perempuan itu lalu memeluk pinggangnya.
"Apa maksutnya??" Tanya Jeno masih tak paham dengan situasi.
Jeno meringis merasakan sakit dibadannya karena pukul tongkat bisbol ketika Minho tiba dikediaman mereka dan pertama yang diserang yaitu Jeno.
"Aku bekerja sama dengannya" ujar Karina.
Jeno membelalakkan matanya "a-apa maksutnya? Jeno ga paham, kenapa mamah bisa kerja sama? Bukannya mamah dulu disiksa dengan dia?" Tanya Jeno.
"Ohh, itu hanya sandiwara agar aku bisa membodohi kalian" ucapnya.
"A-apa maksutnya? Jeno masih tak paham"
Karina merogoh kantong celananya dan memperlihatkan blackcard yang ada ditangan kanannya dengan senyum simpul.
Jeno mendelik. Dia terkejut ketika blackcard nya ada ditangan Karina. Padahal ia simpan ditempat yang diyakini tidak pernah diketahui orang, Eric sekalipun.
"Aku mengambil semua hartamu"
"M-mamah? K-kenapa mamah melakukannya?" Tanya Jeno.
Karina berjongkok didepan Jeno. "Heyy anak sialan, aku sebenarnya bukan ibu kandungmu dan ibu kandungmu itu sebenarnya sudah mati. Dan kalian berdua itu cuma anak haram yang tiba tiba dititipin didepan rumahku. Paham?" Tanyanya.
Deg deg deg
"Anak titipan?" Batin Jeno.
"Ada apa? Apa kau sedih baru menyadarinya?" Tanyanya lalu tertawa terbahak bahak dengan Minho.
"BRENGSEKKK akhhh" dia ingin bangkit untuk memukul perempuan itu namun perut dan dadanya merasakan ngilu
Karina menepuk pipi Jeno "See you, anak haram kami pergi dengan ini" ucapnya dengan wajah songong lalu terkikik geli melihat keadaan Jeno yang tak bisa berbuat apa apa.
Karina bangun dari duduknya lalu menendang tulang kering Jeno "AKHHHH"
"selamat jadi gembel" Karina pergi dengan Minho yang memeluk pinggangnya. Pergi meninggalkan 2 anak yang malang.
"Shhh" desis Jeno masih merasakan sakit. Menatap kearah Eric yang masih meringkuk dengan tatapan kosong.
Dia berusaha untuk bangkit dari duduknya lalu menghampiri sang adik dengan tertatih tatih.
Menarik Eric berada didalam pelukannya. Eric kembali menangis dengan kencang didalam perlukan yang sangat hangat. Jeno ikut meneteskan air matanya ketika menyadari sesuatu yang selama ini dirinya dibodohi oleh orang bodoh.
Jeno nampak tak khawatir bila blackcard nya diambil oleh orang orang sialan yang berani merebut harta yang ia cari selama ini.
"Kenapa gw bodoh banget Sampek ga sadar kalo gw dalam mode dibodohi oleh orang bodoh" gumamnya. Mengelus surai hitam kelam milik Eric.
Mencium rambut anak itu dengan sayang, sepertinya Eric hanya ada dirinya dan dirinya hanya ada Eric.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
seniors || sunric • bxb
Ficção Adolescentekakak kelas berkacamata yang disukai oleh adek kelas berandalan