7

8 4 0
                                    

Setelah acara pernikahan selesai,tamu tamu serta teman teman bubar. Kedua keluarga itu mengantarkan anak mereka ke rumah yang udah di beli sama Zeenan.

rumah nya ga terlalu besar,ada 2 lantai. Di lantai 2 ad kamar serta kamar mandi dalam dan balkon di kamar utama. Sedangkan di lantai satu ada ruang tamu,dapur,ruang makan,kamar tamu,kamar mandi,dan ruang baca. Bagian luarnya cuman ada garasi yang lumayan besar dan bagian belakang,ada taman mini jdi kalau ad acara bbq ato apapun bisa di bagian belakang,trus ada ayunan,dan tempat duduk buat santai santai.

"Nah, udah sampai!" Seru Bayu.

Aminah, Savira dan Agung langsung turun.

Di belakang mobil bayu, ada mobil Agung yang dibawa sama Zeenan dan Kara.

Kara langsung keluar dari mobil, sementara Aminah membuka pagar rumah.

Zeenan dan Bayu, segera memasukkan mobil mereka ke dalam garasi.

Aminah langsung menutup pagar rumah. Setelah itu mereka semua masuk ke dalam rumah deh..

"Assalamu'alaikum!" Ucap mereka semua saat memasuki rumah, pertama kali yang masuk adalah Agung dan Savira, baru di susul Bayu dan Aminah. Pasutri baru kita masuk belakangan, soalnya si Kara sama Zeenan masih ngobrol sebentar di luar.

"Mas?"panggil Kara pada Zeenan yang udah mau masuk ke dalam.

"Iya, sayang?" Zeenan langsung menghampiri Kara.

Kara terdiam mendengar sautan Zeenan.

Ehek di panggil sayang sama suami.

"Em, gue–"  ucapan Kara berhenti pas ngeliat Zeenan yang menaikan alisnya saat mendengar kata 'gue'.

"Ehhe, mksdnya aku. Aku boleh ga pisah kamar sama kamu? Maaf mas, tapi aku ga terbiasa buat tidur sama orang .. biasanya kan aku tidur sendiri. Cuman untuk beberapa hari aja ko mas, boleh?" Ucap Kara ragu, dia masih merasa aneh buat tidur sama sang suami, soalnya selain biasa nya dia tidur sendiri dia juga masih malu buat tidur bareng Zeenan.

"Mas?" Panggil Kara, saat Zeenan hanya diam.

"Ha? Oh, iya gapapa. Udah yuk masuk, " ujar Zeenan

Kara yang merasa ada yang aneh dengan jawaban Zeenan menjadi tidak enak,"Mas marah?"

Zeenan tersenyum,"Engga, sayang. Mas ga marah, kalau kamu mau seperti itu mas gapapa, Mas ga bakal maksa kamu."

"Udah yuk, masuk," Zeenan langsung memegang tangan Kara buat masuk.

Di dalam terlihat semua anggota keluarga pada duduk di ruang tamu,Zeenan dan Kara langsung duduk di sofa yang kosong.

Agung yang melihat anak dan menantunya saling pegangan tangan mulai nyinyir, "Pengangan tangan terus, kaya mau nyebrang aja."

Yang lain juga jadi ngikut godain pasutri baru itu, Kara yang malu mukanya sampe merah, dan Zeenan seperti biasa hanya tersenyum kecil.

"Udah lah Pa, jahilin anaknya terus!" Ucap Savira

"Ntah tuh papa, malu tauu," seru Kara menatap agung.

"Heleh, biasanya juga malu maluin!"

"Papaaa!" Mereka yang di sana langsung tertawa melihat pertengkaran kecil antara anak dan bapak itu.

"Udah udah, Zeenan dan Kara." Bayu mulai berbicara.

Zeenan dan Kara menatap wajah Bayu,"Iya, abi."

"Kalau ada masalah dibicarakan baik baik, dibicarakan dengan kepala dingin. Nikah ini tanggung jawab kalian bukan tanggung jawab kami lagi, jadi tolong kalau ada masalah berpikirlah dengan bijaksana, jangan mengambil keputusan dengan terburu buru." Jelas bayu

Mas ZeenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang