Purbakala Gang, suatu kelompok remaja yang ada di SMA bergengsi PRABU LIMA 02. Suatu hari di sekolah itu, terjadi insiden mengerikan di mana salah satu murid kebanggaan dan kesayangan kepala sekolah yayasan tersebut di temukan tewas di gudang.
Beri...
Anak agung Raden Arok Omar putra dari Putroe Cut Jeumpa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam zaman yang semakin maju di terjang oleh kepintaran umat manusia, masih terselip beberapa keturunan darah murni dari maha raja di raja yang hidup pada masa dahulu yang kini di lupakan oleh bangsa. Yang tersisa dari zaman itu hanyalah beberapa kitab juga candi, sebagai bukti bahwa masa jaya kerajaan itu pernah ada.
Darah Indonesia kini tercampur, berbagi ras dengan benua barat, hingga lahirnya putra-putri blasteran yang kecantikan dan ketampanannya terkenal di belahan benua lain. Peninggalan dari masa lampau itu kini menjadi sejarah, seperti halnya sebuah rumah yang membuat orang lain bertanya-tanya siapa gerangan tuan pemilik rumah antik itu.
Rumah sederhana yang berdiri kokoh di atas tanah yang luas, yang terbuat dari kayu-kayu pilihan dengan ukiran-ukiran kuno yang tidak di mengerti oleh manusia jika bukan berada di bidangnya. Di depan halaman, pohon pinang hias di tanam sejajar dengan beberapa bunga kemuning dan melati di rawat sedemikian rupa.
Di samping rumah bagian kiri, terdapat sebuah taman kecil dengan air mancur yang ada di tengahnya, terdapat berbagai jenis bunga langka dengan perawatan yang jelas sekali lebih mahal dari biaya hidup umat manusia zaman sekarang.
Sore itu cuaca cerah, langit jingga yang di hasilkan oleh sinar surya itu memantulkan cahayanya, sehingga warna coklat yang di cat rapi juga cantik di rumah antik itu terlihat semakin menyala. Sekilas jika di lihat dari depan, rumah itu terlihat kecil dan pas-pasan, namun jika masuk ke dalamnya terdapat banyak ruangan dan ternyata rumah itu sangat luas.
Memasuki ruang tamu, pemandangan mata di suguhkan dengan artefak kuno yang di pajang tinggi di dinding, di bawahnya terdapat ruang kaca persegi panjang yang di dalamnya terdapat beberapa keris dan senjata yang kelihatan berusia lebih dari satu abad, beberapa patung yang berdiri di sudut ruangan tampak sapu, akibat debu dan telah di makan usia.
Di garasi yang juga terkesan horor dengan pintu ukiran artistik zaman kuno, terdapat beberapa mobil dari brand ternama negara luar, juga beberapa motor custom koleksi sang anak dari pemilik kediaman.
Beralih pada sisi lain dari bagian rumah, di mana sebuah jendela besar yang terbuat dari kayu-kayu pilihan itu terbuka lebar, memperlihatkan aktivitas dari sang penghuni kamar yang asyik bermain dengan angka-angka juga rumus yang membuat anak-anak zaman sekarang membenci angka-angka itu, yakni matematika.
Angin membawa harum dari bunga-bunga yang ada di halaman hingga menggelitik indra sang pemilik kamar, hingga sang empu menghirup kuat-kuat wangi yang membuatnya tenang itu. Di atas meja belajar, buku-buku itu terbuka lebar, hingga sesekali berganti halaman akibat dari angin yang mengerjainya. Dia Rakai, sang pemilik kamar antik yang sangat kesepian.
Telivisi besar yang berhadapan dengan ranjangnya itu menyala, memperlihatkan siaran berita yang masih tentang tragedi di sekolahnya. Di atas televisi terdapat beberapa survenir kayu dengan berbagai bentuk, entah itu bentuk motor, bulan bintang, atau bahkan ukiran bunga bangkai yang terkenal sebagai simbol bunga Indonesia, tentu saja itu bunga Raflesia.