Renjun tidak pernah menginginkan gelar seorang ratu, tapi bukan berarti ia akan menyerahkan gelar ratunya begitu saja saat ia sudah mendapatkan gelar tersebut. Tidak akan ada yang bisa mengambil gelar ratunya, tidak peduli saudaranya, rakyatnya, mus...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak secantik kakaknya juga tidak selembut adiknya, itulah Huang Renjun. Pemuda berwajah manis namun tegas, pemuda mungil tapi tidak dengan keberaniannya yang sebesar samudera.
▪︎ ▪︎ ▪︎
Pagi yang begitu cerah, tapi tidak bagi pemuda manis yang kini sudah rapih dalam balutan pakaian berlatih pedangnya. Di hadapannya terdapat seorang guru pelatih pedang, sedangkan tak jauh dari tempatnya berdiri terdapat sang baba yang tengah memasang wajah tegasnya.
"Bersiap." Ujar sang pelatih yang membuat si pemuda manis segera memasang kuda-kudanya dan mengangkat pedangnya.
Beberapa detik kemudian suara dentingan besi yang beradu mulai memenuhi ruangan cukup besar tersebut. Pandangan Chanyeol, terlihat begitu intens mengawasi gerak-gerik putranya. Hingga beberapa menit kemudian putranya berhasil menjatuhkan lawannya sembari mengarahkan pedangnya pada leher sang lawan, membuat Chanyeol mengangguk singkat.
"Kemampuan berpedangmu semakin bagus, Renjun." Puji sang pelatih yang membuat pemuda manis di hadapannya hanya mengulas senyum tipisnya.
"Jangan besar kepala dulu, kau mungkin berhasil menjatuhkan pelatihmu tapi bukan berarti kau kuat." Bukannya Renjun yang membuka suaranya, melainkan Chanyeol. Membuat Renjun menggenggam kuat pedang di tangannya sedangkan sang pelatih hanya berdeham singkat.
