III

2.1K 398 53
                                    

▪︎▪︎▪︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪︎
▪︎
▪︎

Istana megah Estoria malam ini terlihat begitu ramai dan meriah, karena kehadiran para bangsawan serta pemimpin kerajaan lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istana megah Estoria malam ini terlihat begitu ramai dan meriah, karena kehadiran para bangsawan serta pemimpin kerajaan lain. Untuk pertama kalinya Estoria membuka gerbangnya untuk kerajaan lain, setelah delapan tahun setelah kematian raja dan ratu Estoria sebelumnya.

Di tengah-tengah keramaian yang mengisi aula megah milik Estoria, terdapat sesosok pemuda manis yang tengah terkekeh geli saat mendengar lelucon kecil milik pemuda tampan di hadapannya.

"Teruslah tertawa." Sosok yang menjadi lawan bicara si pemuda manis pun membuka suaranya, membuat si pemuda manis terdiam sejenak.

"Hm? Memangnya kenapa?" Tanya si pemuda manis.

"Karena tawamu membawa kebahagiaan untukku dan untuk Estoria, Jaemin-ah." Jawab sang lawan bicara yang membuat si pemuda manis tersipu mendengarnya.

Ah, Mark memang memiliki mulut yang sangat amat manis. Jaemin akui, bukan hanya pesona dan sikap dewasa serta dermawan Mark yang membuatnya terpesona. Tetapi juga karena sikap dan ucapan manisnya.

Keduanya terlihat begitu bahagia, bahkan tidak menghiraukan kehadiran orang lain di sekitar mereka. Bagi Jaemin hanya ada Mark saat ini, begitu juga dengan Mark. Tanpa keduanya sadari, bahwa sejak beberapa menit yang lalu. Terdapat sepasang mata tegas nan tajam yang mengawasi keduanya dari kejauhan.

"Hentikan." Ujar sebuah suara yang membuat Donghyuck mengerutkan keningnya dan menatap tajam sosok tegap di sampingnya.

"Kau seorang raja, tidak seharusnya menunjukan ekspresi seperti itu. Terlebih hanya untuk seorang pria yang mencampakkanmu begitu saja." Ujar Jeno dengan suara beratnya yang sontak membuat Donghyuck mengepalkan kedua tangannya.

"Jaga ucapanmu." Tajam Donghyuck.

"Dengar aku Donghyuck-ah. Huang Jaemin, dia tidak pernah memperdulikan perasaanmu seperti kau memperdulikannya. Kau lihat? Setelah mencampakkanmu, dia bisa tertawa lepas tanpa ada beban atau rasa bersalah sedikit pun." Jeno kembali membuka suaranya yang membuat amarah Donghyuck semakin tidak terbendung.

REIGN : The Heartless QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang