XIII

2.5K 434 140
                                    

▪︎▪︎▪︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪︎
▪︎
▪︎

Tak terasa malam mulai menjemput, langit malam Estoria malam ini terlihat begitu cerah dan cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa malam mulai menjemput, langit malam Estoria malam ini terlihat begitu cerah dan cantik. Mungkin akibat hujan yang mengguyur sejak siang tadi, membuat malam di Estoria lebih cerah dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Di dalam kamar mewah dan megah yang menjadi tempat bagi ratu Estoria beristirahat saat ini terlihat cukup ramai, dimana terdapat empat orang pelayan yang tengah sibuk membantu ratu mereka mempersiapkan dirinya.

Padahal sang ratu hanya berbalut pakaian tidur berwarna putih polos, tapi hal itu tidak memudarkan sedikit pun keindahan parasnya. Terkadang para pelayan bertanya-tanya mengapa sosok secantik dan seindah sang ratu bisa disebut sebagai sebuah kerikil? Padahal paras dan sifatnya tak kalah indah dengan sebuah berlian termahal di dunia

"Yang mulia, kami sudah menyiapkan segala sesuatunya." Ujar salah seorang pelayan yang baru saja selesai merapihkan ranjang berukuran besar milik sang ratu.

"Yang mulia...apakah anda merasa gugup?" Seorang pelayan lainnya membuka suaranya, membuat tiga pelayan lainnya dengan cepat menatap sang ratu yang hanya diam dan kemudian berdeham pelan.

"Tidak juga." Singkat Renjun yang sontak mengundang tawa geli milik keempat pelayan pribadinya.

Baru saja salah seorang pelayan hendak membuka suaranya kembali, namun suara ketukan disusul dengan suara menggelegar milik pengawal yang bertugas menjaga pintu ruangan ratu pun terdengar.

"Yang mulia raja sudah tiba, yang mulia ratu." Suara sang pengawal sontak membuat keempat pelayan pribadi Renjun pun dengan segera beranjak dari tempatnya.

Keempatnya terlihat berjalan terburu-buru ke arah pintu besar ruangan sang ratu dan kemudian membukanya, menampakkan sang raja dengan wajah datarnya yang terlihat tampan dalam balutan pakaian tidurnya.

"Hormat untukmu yang mulia." Keempat pelayan Renjun dengan serentak membungkukkan tubuh mereka, begitu juga dengan Renjun yang menundukkan kepalanya sopan ke arah sang suami yang tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya.

REIGN : The Heartless QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang