Mereka berdua sampai di area balapan, tampak malam hari itu sangat ramai dengan penonton karna bagaimanapun Theo adalah raja balapan yang tak pernah kalah memenangkan tantangan apapun.
Thero keluar dengan wajah di tekuk, seketika wajah datar biasanya hilang di gantikan wajah lucu yang membuat siapapun heran atau gemas. Berbeda dengan sang adik yang keluar dengan penampilan tak kalah keren dari sang kakak.
"Jangan di lepaskan." ucap Theo menatap kakaknya ingin melepas syal coklat yang menutup leher jenjang putihnya.
"Apaan-apaan...kau saja memakai kaos tipis dan jaket kulit, sementara aku harus memakai sweater dan syal rajutan yang membuatku gerah malam-malam begini."
"Udara dingin tak baik bagi kesehatan mu."
"Kau kira aku sudah sangat tua hah!"
"Memang."
Mendengar jawaban watados sang adik membuat Thero ingin memberi bogeman mentah pada wajah saudaranya itu tapi dia kembali mengurungkan niatnya saat merasakan lengan seseorang merangkul mesra tangannya.
"Halo sayang."
"Maaf mas, saya masih suka dada sapi."
"Saya juga punya dada kok, di elus juga gak papa."
"Ya wajar kan mas situ banci."
Bukan pacar atau gadis cantik yang bergelayut manja di lengannya malah teman sok banci adiknya itu yang memang tertarik dengan Thero.
Tapi Thero masih menyukai lawan jenis ketimbang sesama jenis.
"Lepaskan kakakku." ujar Theo dingin, alisnya menekuk marah dengan wajah maskulin yang tegas membuat siapapun akan menggilai adiknya itu, tapi anehnya walau banyak yang mendekati Theo saudara kembarnya itu masih single katanya malas memiliki pacar.
Aku juga gak punya ayang karna ayang gak dateng-dateng. Batin Thero tak jadi mengumpati sang adik.
"Sorry bro..."
...
"Hadiahnya mobil biru itu kan?"
"Kau suka dengan hadiahnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My little brother become system
FantasyThero dan Theo adalah si kembar yang tampan, memiliki wajah sama serta sifat membuat orang sulit membedakan siapa di antara mereka yang paling ceria, tetapi Thero memiliki aura positif di banding saudaranya. Hingga suatu hari ketika Theo ingin balap...