Pesta kerajaan, Thero hampir lupa kalau ucapan jenderal Gam beberapa hari lalu benar-benar terjadi.
Ini pertama kalinya ia menghadapi rasa grogi luar biasa karna kepribadian yang introvert dan hal lain yang terus mengganggunya.
"Kenapa bangsawan harus melakukan hal merepotkan."
"Apa kau lupa kalau kau itu di anggap bangsawan juga."
Thero mendelik mendengar itu, adiknya itu memang memiliki hobi mengejeknya.
Dia tentu tau tentang adat yang di terapkan di setiap kerajaan, dimana para petinggi akan memberi penyambutan khusus jika salah satu atau anggota bangsawan pulang ke istana lebih tepatnya karna seorang putri mempunyai martabat alias Helena adalah seorang penguasa dalam kerajaan itu sendiri maka mereka semua menyambut gembira terutama para rakyat yang merindukannya.
"Aku jadi merasa kasian pada seluruh orang." gumam Thero yang hanya di dengar oleh dirinya.
Pagi-pagi sekali di bangunkan oleh Rio dengan cara barbar, berendam di atas air mawar selama satu jam dan memakai atribut pakaian mewah elegan yang ribet. Untungnya dia tak paksa juga memakai gaun karna ia tau Asa mengendalikan pelayan boneka itu.
"Kenapa kau tak mau mencoba gaunnya kak?"
"Diamlah."
Pemuda itu menangkup wajahnya lalu menepuk pipinya sendiri, mempunyai wajah oval yang feminim dan bulu mata panjang di sekitar kelopak matanya yang berwarna violet membuatnya memang di kira seperti wanita sedari kecil namun karna ia memiliki alis tebal yang kaku mirip Theo dan tinggi tubuh nya mengatakan kalau ia jelas laki-laki tulen.
Hanya saja walau wajah mereka sama-sama mirip tetapi jika di bandingkan wajah adiknya yang terlihat lebih maskulin di tambah rahang tegas membuat Thero terkadang iri.
"Sebenarnya kau itu adikku atau bukan."
"Kau tak ingat berapa lama kita berdua hidup mengandalkan satu sama lain sampai ke dunia ini."
...
Aula utama kini benar-benar ramai, tak hanya para bangsawan yang datang namun rakyat elf ikut hadir dengan pakaian elegan yang mewah.
Sudah kuduga bahwa mereka menyiapkan segala sesuatu terbaik hari ini untuk sang tuan putri.
"Kak ero datang!"
Rio dan pelayan bernama Eveline ini menghampiriku.
Tidak ada yang berubah dari sikap Rio, bocah itu suka menempel padaku.
"Rio kau tak boleh berlari saat ada pesta bagaimana kalau menabrak orang lain?"
"Hehe Rio terlalu bersemangat kak."
Aku menghela napas, seandainya Asa belum memberitahu kebenaran nya maka ia akan menganggap Rio adiknya yang lucu.
Aku lalu memandang sekeliling ku, tempat ini penuh orang asing dan Rio tampaknya menyadari nya kalau aku tengah mencari seseorang.
"Kakak ayo kita duduk sebelum acaranya di mulai!"
"Bisakah aku tak ikut campur." gumamku. Berdiri sebentar saja lelah apalagi bicara panjang aku benar-benar malas melakukan hal menyebalkan seperti bertemu dengan orang baru.
"Kakak kenapa?" tanya Rio.
Aku menggeleng kan kepalaku.
"Maaf Rio tapi memangnya apa rangkaian acaranya? apakah kita harus menunggu lama di sini."
Ini benar-benar tak membuatku nyaman. Masa bodoh kalau bocah pelayan itu berpikir aku kekanakan meskipun aku dewasa aku juga berhak mengatur hidupku sendiri tanpa campur tangan orang lain.
"Itu benar, kakakku tipe yang keras kepala dan tak mendengar kan ucapan orang lain."
Thero terdiam sembari mengusap rambut Rio.
Kau juga sama karna bukan orang yang mudah tunduk pada perintah orang lain bahkan orang yang lebih tua darimu. Batinnya.
Saat Thero ingin beranjak bersama Rio tiba-tiba seseorang mencegatnya.
"Siapa..."
Jleb!
Wanita berambut coklat itu langsung ambruk dengan darah mengucur deras di perutnya.Thero yang masih shock terpaku di tempat begitu dengan orang-orang di pesta itu yang berteriak panik karna menyaksikan pembunuhan di hadapan mereka.
"T-tuan putri anda baik-baik saja!" Eveline yang terlihat bisa mengendalikan dirinya ingin menyentuh Thero yang termenung namun ia lupa kalau ini bukan waktu yang tepat karna sebuah pedang berlumuran darah berada di leher pelayan itu.
"Thero."
Suara itu berasal dari Asa.
Akhirnya wanita itu muncul, tapi bukan ini yang diinginkan Thero.
Komandan kerajaan yang harusnya bisa bertanggung jawab melindungi semua orang dalam kerajaan atau rakyatnya Helena.
Telah menjadi pemberontak.
"A-asa dia bahkan sama sekali tak tau apa-apa." ucapku dengan wajah terkejut.
"Apa kau lupa dengan perkataan ku? pengecualian satu orang yang selamat hanya seseorang yaitu dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My little brother become system
FantasyThero dan Theo adalah si kembar yang tampan, memiliki wajah sama serta sifat membuat orang sulit membedakan siapa di antara mereka yang paling ceria, tetapi Thero memiliki aura positif di banding saudaranya. Hingga suatu hari ketika Theo ingin balap...