Chapter 3

1.2K 76 4
                                    

"Apa itu pedang asli?"

"Kenapa kau ingin mencoba memegangnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau ingin mencoba memegangnya?"

Sontak suara Theo kembali menegurnya, dan Thero menolak sambil tersenyum kikuk.

"Pegang lah..."

"Eh?"

"Kak ero, warna pedang nya bercahaya ungu seperti warna mata kakak." ucap Rio, anak kecil ini sangat menempel padaku entah apa yang di sukainya dariku. Atau mungkin aku memang mirip ibunya yang bernama Helena itu ah lupakan sejujurnya harga diriku hampir runtuh karna di samakan oleh wanita.

Aku ini laki-laki tulen!

"Maksudmu pedang ini cocok dengan ku? tapi ini kan milik Asa."

"Aku punya pedang lain."

Wanita yang menurutku sulit di dekati itu kini malah menaruh perhatian padaku (Thero), tentu saja hal itu membuatku sulit untuk menolak karna jujur saja ini pertama kalinya aku berbicara senyaman ini dengan orang asing.

"Baiklah aku akan mencobanya."

Aku lalu memegang pedang itu, walau agak berat tapi rasanya ringan jika di ayunan dengan benar. Ukiran dari pedang itu terlihat rumit tapi entah kenapa aku merasa familiar.

"Kau bisa memilikinya sebagai pertahanan diri di dunia ini."

"Sungguh?"

Asa mengangguk pelan, dia mengeluarkan pedang jauh lebih besar dan ukiran yang lebih rumit menurutku pedang itu keren.

Asa mengangguk pelan, dia mengeluarkan pedang jauh lebih besar dan ukiran yang lebih rumit menurutku pedang itu keren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih." ucapku tulus, bantuan kecil ini mungkin tak seberapa tapi pemberian dari seseorang tanpa meminta pertukaran adalah timbal kasih yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya dari orang lain kecuali keluarga nya.

"Jadi ceritakan sekarang..."

"Tunggu, aku takut kalian berdua tak akan percaya pada ceritaku."

Asa tersenyum tipis, aku sama sekali tak tau apa yang di pikirkan gadis itu.

"Aku juga ingin tau tentang kak ero!" ujar si kecil penasaran.

Aku menghela napas panjang kemudian menceritakan sedikit cerita tentangku, tentunya soal Theo aku merahasiakan nya karna perintah adikku itu. Aku jadi agak bersalah karna mereka sepertinya sangat mempercayaiku.

My little brother become system Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang