Chapter 9

160 12 1
                                    

Thero POV.

Aku melebarkan mataku.

Asa mungkin sedang bercanda.

Sejak kapan dia berubah menjadi seposesif ini?

"Asa... sebenarnya-"

"Kau ingin menolak ku untuk ikut campur?" tanyanya.

"T-tidak bukan seperti itu, hanya saja aku ingin menyelesaikan masalahku." -agar aku bisa bertemu dengan adikku lagi, lanjut Thero dalam hati.

"Masalah apa? seseorang berani menganggu mu karna tau kebenaran nya?" dia masih mendesakku.

"Ah soal penyamaran ku itu aman, sudah ku bilang kau tak perlu-"

"Aku mengerti kau melakukan semuanya sendirian agar kau tau kebohongan di balik ucapan ku."

Huh?

Kami saling diam beberapa saat.

Barusan Asa mengatakan kalau dia pernah berbohong padaku. Dia serius?

"Benarkah?" ucapku tak percaya. Asa melihatku dengan tatapan lebih lembut sekarang.

"Ya berbohong aku pernah melakukannya sekali padamu."

"....."

Kenapa?

Kau melakukannya?

Sayangnya aku tak bisa menanyakan hal itu secara langsung, seolah suara ku tiba-tiba menghilang.

"Thero, ketika aku di angkat sebagai komandan sebuah layar transparan muncul di hadapanku. Dia menyebut dirinya sistem menunjukku sebagai player, dulu aku adalah rakyat biasa tapi perlahan aku mulai menyadari sesuatu tentang rahasia dunia ini.

Sistem memberitahu ku hal yang tak pernah di ketahui orang lain bahwa ada kekuasaan penuh dari bentuk kekuatan tak kasat mata yang mengatur semua karakter dan alur dunia ini. Ini berkaitan dengan sejarah saat kami lahir, di mana masyarakat memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap darah bangsawan yang mampu mengubah sudut pandang dunia lebih baik."

Dia ingin menunjukkanku apa di balik hidden quest itu?bukankah dia bilang dia tak mendapatkannya?

"Kau mungkin belum pernah mendengar kan kebenaran nya, tatapan tulus mu itu mirip dengan bangsawan bodoh itu."

Aku belum pernah mendengar Asa mengumpat, ini pertama kalinya dia berbicara blak-blakkan.

"Kau tau siapa yang mati?"

Kulihat Asa mendekati peti mati cukup besar itu, dia tampak tenang saat menyentuh benda tsb.

"Apa kau merasa familiar saat melihat simbol peti ini?"

Simbol kerajaan vampire.

Ya semakin ku lihat dari dekat, simbol itu jelas seperti ukiran di depan pintu gerbang istana.

Apa ini berhubungan dengan peti?

"Walaupun masih pemula, kau itu sebenarnya kuat kan Thero bahkan kau sudah memilki sistem."

Sial, aku melupakan untuk menyembunyikan nya, dia tak akan membocorkan rahasia ku pada Rio kan?

"Tak apa, karna kau berbagi rahasia dengan ku aku juga akan membagi rahasiaku..."

Asa tiba-tiba mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan mengayunkannya dengan keras, kukira dia sedang bermain pedang tapi ternyata dia telah merusak gembok besi peti mati itu.

Sudah ku duga kekuatannya tak pernah main-main.

"Tapi aku tak suka dengan orang pembangkang yang tak mematuhi perintahku." lanjutnya.

Seketika tubuhku menggigil shock lantaran melihat isi peti itu saat salah satu tangan Asa mendorong papan atas peti itu terbuka.

Sebuah wajah asing yang hampir mirip manekin namun familiar, tubuhnya masih utuh seperti manusia, tapi dia tertidur dengan damai karna kedua matanya tertutup sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah wajah asing yang hampir mirip manekin namun familiar, tubuhnya masih utuh seperti manusia, tapi dia tertidur dengan damai karna kedua matanya tertutup sempurna.

"Lihatlah dari dekat."

Tanpa sadar aku melangkah mendekat, padahal aku bisa berkata tidak.

Ada apa dengan ku.

Wajah yang sangat cantik seperti dewi, kulit putihnya yang sepucat salju, rambut keperakan seperti peri tapi familiar dengan Rio.

Sekilas aku berpikir bodoh kalau tebakanku salah tapi Asa menjawab dengan nada di buat hormat.

"Dia adalah putri Helena Agatha yang selama ini kita cari. Namun kenyataan sebenarnya tubuhnya telah mendingin selama beberapa bulan yang lalu. Sungguh tuan putri yang malang, di waktu kematian nya bahkan sampai sekarang semua orang masih melupakan keberadaannya di dalam kastil, dan mereka hanya terus berbicara omong-kosong menemukan tuan putri di luar istana."

Terdengar seperti kebenaran yang ironis.

Aku masih merasa tak percaya dengan apa yang kulihat, bahkan bulu kuduknya berdiri merinding saat memandang wajah putri yang mungkin tak pernah bangun dan tertidur selamanya dalam peti itu.

"Asa ini ulah siapa?"

Aku mencoba memberanikan diri bertanya tapi yang ku dapati adalah tatapan dingin yang kosong tanpa jiwa.

"Ada apa? kau takut dengan tatapan ku? maaf aku sedikit tak bisa mengendalikan nya. Manusia memang memiliki emosi yang menyebalkan..."

"K-kenapa...Asa... bagaimana dengan perasaan Rio kalau dia tau?"

"Kau masih memikirkan orang lain? pangeran kecil itu licik dari apa yang kaubayangkan. Jangan tertipu dengan wajah polosnya, bahkan saat dia melihat pembunuhan orang tak bersalah dan lemah di depan matanya dia akan tertawa dengan sangat keras."

"Tidak, Rio bukan penjahat! dia hanya anak kecil!" ucapku menatapnya permusuhan sehingga membuat Asa sedikit tersentak.

Sepertinya dia terkejut melihat reaksi yang ku berikan padanya.

Namun sebenarnya perubahan suasana Thero yang begitu cepat dan ia merasa tertekan, tanpa sadar menimbulkan amarah secara acak dan pribadi yang di sebut kedua muncul yaitu karakter Theo.

"Thero jangan menatapku seperti ini...hah...kau membuatku tidak nyaman dan gelisah."

Jika kau berubah membenciku aku tak akan pernah memaafkan diriku. Batin Asa.

"Rio sebenarnya bukan seorang pangeran dari bangsawan asli, dia hanyalah anak angkat dari kalangan jelata dan kaum elf. Rambut aslinya berwarna pirang, dan warna matanya berwarna hijau.

Lalu bagaimana caranya merubah perubahan semua dalam dirinya? itu karna dia meminum darah Helena setelah melakukan penobatan menjadi pangeran mahkota."

Deg!

J-jadi itu kebenaran nya?

Itu tidak benar kan Theo?

My little brother become system Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang