01: Objek

1.9K 98 23
                                    

Seseorang pernah bertanya padaku, "Apa penyesalan terbesar dalam hidupmu?".

Saat itu, aku belum bisa menjawab dengan pasti, kejadian atau keputusan apa yang aku ambil sampai menimbulkan perasaan menyesal teramat sangat dalam hidupku. Namun sekarang, jika ada seseorang yang menanyakan pertanyaan tersebut padaku, dengan yakin aku menjawab, "Berkenalan dengan Lee Heeseung." lah yang menjadi penyesalan terbesar dalam hidupku.

Mengapa? Karena berkat lelaki itu aku kehilangan hal yang paling berharga di hidupku. Aku membencinya, tapi bodohnya aku terus menaruh harapan agar ia mengejar ku lagi seperti yang aku fantasi kan selama ini. Aku menyesal telah berkenalan dengannya, andai saja hari itu aku tak menyadari perhatian yang ia berikan padaku. Aku mungkin akan terhindar dari lelaki predator sepertinya.

Ceritanya panjang, tapi saat ini aku sedang tak ingin membahasnya.

Untuk apa? Mengenang kembali pemaksaan dan kata-kata manis yang ia berikan untuk membujukku? Yang ada aku malah semakin susah melepaskan lelaki itu dalam hidupku. Ditambah lagi kami bekerja di kantor yang sama, membuatku harus melihat wajah tampannya itu setiap pagi dan sore hari.

"Hujan-hujan, melamun!" tegur seorang rekan kerjaku bernama Mina. Mba Mina terpaut 10 tahun lebih tua dariku yang membuatnya memiliki pengalaman kerja dan koneksi yang amat banyak. Aku butuh teman sepertinya yang dapat membawaku ke fase hidup yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

"Lama banget hujannya mba, gimana kalau aku ga capai target hari ini?" tanyaku pada mba Mina yang sibuk memainkan handphone miliknya. Mba Mina pun menjawab, "Santai, ini aku lagi cari objek yang tak aktif melalui Google Maps." jawab wanita itu kembali membuatku terdiam. Sementara beberapa teman wanita yang berteduh bersama kami di sebuah cafe pun kembali mengajakku berbicara random mengenai kehidupan.

Disaat aku mulai merasakan kantuk yang teramat sangat berkat suasana yang begitu tenang, dering handphone mengejutkan aku. Tertulis nama SUNGHOON di layar handphoneku, dengan malas aku angkat panggilan itu.

Sunghoon

"Dapat berapa kamu hari ini?" tanya Sunghoon dengan aksen yang lucu, khas lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dapat berapa kamu hari ini?" tanya Sunghoon dengan aksen yang lucu, khas lelaki itu. Aku pun menjawab dengan jujur, "Baru empat, kurang satu nah. Malah hujan deras." gerutuku sekalian menumpahkan isi hatiku. Aku yakin ia menelpon ku setelah melihat pap random yang mba Mina kirimkan di grup semua rekan kerjaku. Pap disaat aku tertidur saking merasa lelahnya berada di lapangan.

Mereka memang sering meramaikan grup dengan tingkah-tingkah random semua rekan kerjaku. Rasanya kantukku egan kembali walau pada akhirnya raga yang lelah mengambil alih segalanya.

"Mau satu ga? Objek reklame yang tak aktif ini. Mumpung belum ku tulis di berita acaraku." tanya Sunghoon, tanpa aku sadari percakapan kami ikut di dengar mba Mina di sebelahku. Mba Mina pun ikut bergabung dalam pembicaraan kami yang membuatku mengaktifkan loudspeaker panggilan tersebut.

HUG ME TIGHTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang