YOU POV
Sunghoon sangat agresif hingga di batas yang tak sanggup lagi aku tahan sensasinya. Dia terus menatap mataku sambil menangkup wajahku menggunakan kedua tangannya seiring tubuhnya menghentak dalam tekanan luar biasa. Saking luar biasanya permainan Sunghoon sampai membuat mataku berulang kali mencoba terputar ke atas, tapi detik itu juga berusaha Sunghoon sadarkan dengan menampar wajahku pelan.
"Tatap mataku, jangan beralih!" pinta lelaki itu yang malah menambah hentakan tubuhnya semakin kencang. Sangat dalam hingga membuat perutku kram, namun aku sadar lelaki ini hampir menemukan pelepasannya. Sangat terasa dari ukuran milik Sunghoon yang bertambah besar tiga kali lipat di dalam tubuhku. Terus dia hentakan tubuhnya hingga aku tak sanggup lagi menahan gejolaknya, aku pelepasan untuk kesekian kalinya, sangat bertepatan dengan Sunghoon yang keluar begitu banyak di dalam tubuhku sambil ia cium bibirku penuh nafsu.
Sungguh, viagra benar-benar merubah lelaki biasa cenderung kaku seperti Sunghoon menjadi monster yang amat mengerikan seperti ini. Tubuhku sangat lemas, terutama setelah merasakan belasan pelepasan yang Sunghoon berikan sementara lelaki itu baru menemukan pelepasannya sekali, pada saat ini. Bahkan, saking banyaknya Sunghoon keluar di dalam tubuhku sampai membuat cairannya memaksa keluar dari tautan tubuh kami di bawah sana.
Sunghoon lepaskan ciuman kami untuk dikecupnya hangat puncak kepalaku, "Momen ini adalah pengalaman seks paling luar biasa dalam hidupku." bisik Sunghoon diakhiri tawa pelan saat melihat diriku hanya bisa terbaring lemah di bawah tubuhnya. Hingga seorang lelaki datang menghampiri kami berdua, lelaki itu memerintahkan, "Kau bisa pergi sekarang, Sunghoon!" yang ternyata tidak Sunghoon turuti begitu saja.
Sunghoon memang melepaskan tautan tubuh kami, tapi lelaki itu meminta, "Lepaskan Y/n juga, maka kami berjanji tak akan menceritakan permasalahan ini pada siapapun!" sementara diriku hanya bisa terus memejamkan mata sambil merasakan sisa cairan Sunghoon mengalir dari milikku. Sungguh, pelepasan yang Sunghoon berikan padaku benar-benar membuat tubuhku lemas tak bertenaga.
"Tak bisa, urusan kami dengan dia belum selesai. Kau bisa pergi sekarang, tapi jika kau buka suara mengenai kejadian ini, kami tak segan menghabisimu dan keluarga intimu, Sunghoon. Tak susah menemukan informasi pribadimu!" ancam lelaki yang tak lain adalah Jay Park, sementara Jake Sim terlihat sibuk memperhatikan tubuhku sambil ia hisap rokok elektrik di tangannya.
"Kalau begitu, aku tak akan pergi!" ucap Sunghoon tiba-tiba menghentikan Jake yang ingin duduk di pinggiran kasur untuk menyentuh wajahku. Jake yang tak terima pun tertawa pelan lalu memerintahkan, "Tembak dia jika tak ingin keluar dalam waktu sepuluh detik! Kami selalu memantau mu, Sunghoon! Sekali kau buka suara mengenai kejadian ini, satu nyawa keluargamu melayang di tanganku!" ancaman itu sukses membuat Sunghoon terdiam mematung.
Aku yang tak ingin Sunghoon celaka lebih dari ini pun meminta, "Pulanglah Sunghoon, maafkan aku!" setelah mengatakan itu, Jake duduk di pinggiran kasur dekatku lalu menuntunku untuk bangkit dari kasur ini. Dengan tenaga yang tersisa, aku berusaha mengikuti semua keinginannya, namun saat aku gerakkan kakiku rasanya seperti tak bertenaga. Hampir aku terjatuh jika tak langsung Jake tahan menggunakan tubuhnya.
Tanpa kata, Jake gendong tubuhku yang membuatku mau tak mau melingkarkan tanganku di pundaknya sambil memperhatikan wajah Jake yang amat tampan dari dekat. Walau badannya sangat kurus, lelaki ini mampu menggendongku sampai memasuki sebuah toilet dalam ruangan ini. Jake bawa aku menuju bilik shower, "Tunggu sebentar!" sambil ia turunkan tubuhku dan membantuku bersandar pada tembok ruangan. Setelah itu, Jake keluar dari bilik tersebut dan menanggalkan satu per satu pakaian di tubuhnya dalam posisi membelakangiku.
Aku yang tak mengerti maksud lelaki itu pun hanya bisa terus berdiri sambil mengatur napasku. Rasanya kakiku begitu lemas, tapi memang tubuhku terasa begitu lengket saat ini.