YOU POV
"Mengantuk ya?" tanya Jay saat diriku tak bisa lagi menahan rasa kantuk yang aku rasakan. Setelah membersihkan diri bersama, Jake dan Jay mengajakku mengunjungi sebuah club malam yang berada di pusat kota Seoul, Korea Selatan. Tak peduli, walau dentuman musik mengalun kencang tetap tak bisa menghilangkan rasa kantuk dan lelah yang aku rasakan.
"Sekali." jawabku begitu singkat dan padat. Berusaha aku nyaman kan posisiku pada sandaran sofa hingga tak menyadari Jay yang ternyata mendekat ke arahku. Ia tepuk pahanya pelan sambil mengatakan, "Tidurlah disini" agar aku mau berbaring di pahanya. Aku yang ragu pun hanya bisa menggelengkan kepala lalu mengendarkan pandangan untuk mencari keberadaan Jake yang masih berdansa di depan sana bersama beberapa temannya.
Sejujurnya, aku masih merasa takut dengan Jay atas sikap kasarnya padaku di kamar mandi tadi.
"Tak usah sungkan, baringkan saja tubuhmu disini!" perintah Jay sambil mengisyaratkan agar aku berbaring di sofa tersebut lalu menggunakan pahanya sebagai bantalannya. Aku yang merasa tak bisa lagi menahan kantukku pun memutuskan untuk mengikuti saja perintahnya.
Aku buang seluruh rasa takut yang aku rasakan, berniat menjatuhkan diri di sofa tersebut sebelum lelaki itu mengisyaratkan untuk diriku menunggu sebentar saat ia lepaskan jaket kulit miliknya. Setelah itu, Jay bantu aku berbaring dan menutupi pahaku menggunakan jaket miliknya yang ukuran lumayan besar. Tanpa sadar, aku tersenyum ke arah Jay yang kini mengelus puncak kepalaku pelan.
Sejujurnya aku masih merasa tak enak dan takut padanya, namun aku ingin membuang seluruh perasaan itu dengan membuat perbincangan dengannya, "Kau tak ikut berdansa bersama Jake?". Jay melihat ke arahku sambil tak henti mengelus puncak kepalaku lembut.
"Jika aku ikut berdansa, siapa yang menjaga peliharaan cantikku ini?" goda Jay kini bergantian mengelus wajahku menggunakan jemari tangannya. Mendengar godaannya sukses membuatku jantungku berdegup kencang seraya tertawa malu apalagi saat menyadari Jay yang ikut tertawa bersamaku. Sangat manis dan menawan, betapa beruntungnya aku diberikan kesempatan melihat senyuman lelaki dingin sepertinya.
Aku yang merasa tak bisa lagi menahan kantukku pun mulai menyamankan kembali posisi tidurku. "Aku tidur sebentar ya." izinku mulai memejamkan mata. Walau senyuman manis Jay sempat terbayang di pikiranku setelah memejamkan mata, rasa kantuk tetap mengalahkan segalanya.
Aku merasa cukup lama tertidur hingga mengalami mimpi aneh bersama Sunghoon. Dalam mimpi itu, Sunghoon merendahkan aku atas segala informasi yang dia dapatkan mengenai diriku. Cukup membuat suasana hatiku hancur, apalagi aku terbangun saat merasakan seseorang yang mengecup puncak kepalaku brutal. Sesaat setelah aku membuka mata, aku malah menyadari sedang berada dalam gendongan seorang pria yang membawaku keluar dari club malam ini.
Dia bukan Jay yang sempat bersamaku sebelum aku tertidur, bukan pula Jake yang ternyata tumbang berkat alkohol yang ia konsumsi. Aku sama sekali tak mengenal lelaki yang menggendong tubuhku memasuki mobil Jeep hitam ini. Sementara tubuh Jake yang tak berdaya dibawa pria kekar lain di belakang sana.
"Siapa kau?!" tanyaku, mulai melakukan pemberontakan saat pria itu ingin memasangkan seat belt ke tubuhku. "Aku diperintahkan bos Jay mengantarmu pulang ke apartemenmu!" jelas pria itu sempat membuatku terdiam sesaat.
Berusaha aku kumpulkan kesadaranku hingga aku kucek mataku untuk memfokuskan pandangan pada pria cantik di hadapanku. Ya, wajahnya sangat cantik kemayu, tapi tenaganya bahkan lebih kuat dari kebanyakan pria. Dia bahkan menahan kedua tanganku begitu kuat seolah takut aku melepaskan diri darinya.