Kilas XVII: "Situasi dan Tindakan"

181 28 14
                                    

"PANGERAN CHENLE!!!"

Bahkan setelah mengetahui bila pintu di hadapan mereka telah tertutup sekalipun. Tiada henti bagi Jisung untuk terus berusaha terlepas dari genggaman Jaemin dengan rontaan tubuhnya yang semakin meliar. Meski ia tahu bahwa itu percuma, mengingat Mu Myokinesis yang sedang digunakan oleh Jaemin terus membuatnya tertahan seperti sekarang.

"Jisung! Tenangla—"

"Bagaimana aku bisa tenang, Senior Jaemin?!!" raung Jisung seketika memotong ucapan Jaemin. "Aku penjaganya!!! Aku penjaga Pangeran Chenle!!! Sudah seharusnya aku—"

"Bukan berarti kau lantas bersikap gegabah dengan membuang dirimu sendiri ke tempat berbahaya seperti itu!!!" seru Jaemin tak tahan untuk tidak mengamuk. "Kalau kau mati, siapa yang akan menyelamatkan Pangeran Chenle?!!"

"Tapi Senior Jae—"

"Tenanglah," ucap Jeno menyela dengan kalemnya. "Ini tidak seperti Fraksi Soule adalah musuh Lemuria. Apapun yang terjadi di dalam, aku pikir tidak mungkin akan melukai Lemurian. Terutama Dreamis seperti kalian," lanjutnya dengan logis. "Lagipula Pangeran Haechan dan Tuan Nerro ada bersamanya. Jadi—"

"Seyakin apa kau kalau mereka akan bersama-sama setelah terhisap seperti itu?!" amuk Jisung. "Kau bahkan Atlantean! Tahu apa ka—umpphh!!! Mmpphh!!!"

Dengan mulutnya yang dibekap kuat oleh Jaemin itulah, maka kondisi Jisung kali ini benar-benar tak berkutik.

"Jisung, kumohon tenanglah!" pinta Jaemin sesabar mungkin. "Ini benar-benar di luar perkiraan kita! Ada baiknya kita melapor ke pihak kerajaan sebelum bertindak!"

"Tidak, Tuan Xander. Aku rasa itu bukan pilihan terbaik," timpal Jeno seraya mendekat pada Jaemin.

"Apa maksudmu?!" seru Jaemin dengan fokus yang kini terpusat sepenuhnya pada Jeno.

"Maafkan aku, tapi karena Pangeran Haechan juga ikut menghilang bersama mereka berdua. Aku takut itu hanya akan memperburuk hubungan baik antar kerajaan kita yang sudah terjalin, jika pihak Kerajaan Atlantis sampai tahu tentang hal ini."

"..."

Demikianlah Jaemin terdiam penuh renungan. Karena menganggap bila alibi Jeno amat masuk akal.

Sebab, bagaimana pun.

Cukup dengan para Dreamis yang pernah menculik Haechan saja. Dalam kurun waktu terhitung singkat, Raja dan Putra Mahkota Atlantis bahkan tidak segan membombandir Lemuria dengan begitu brutalnya.

Apalagi ini?

Haechan menghilang di Wilayah Fraksi Soule, yang merupakan bagian dari Kerajaan Lemuria?

Benar-benar cari mati.

Maka dari itu.

Dalam renungannya Jaemin berusaha memikirkan jalan keluar terbaik yang sekiranya bisa mereka lakukan. Yang sayangnya perilakunya itu justru membuat fokusnya pada sekitar menjadi lengah, sehingga membuat Jisung yang sedari tadi hanya pura-pura patuh pun jadi memiliki kesempatan untuk berkelit dari cengkaraman Jaemin.

"EH?!! JISUNG!!!"

Terlambat.

Seolah-olah mempertaruhkan seluruh hidupnya. Jisung melarikan diri menuju ke arah pintu, hanya untuk mendobrak masuk pintu rumah rustik tersebut, tanpa memberi kesempatan bagi Jaemin menggunakan Neo Teleportasi miliknya untuk menyeret Jisung kembali.

"Ck, bocah."

Bahkan sebelum Jaemin selesai dengan segala kegaduhan yang ada di depan matanya. Fokusnya sedikit terkecoh pada decakan Jeno yang terdengar kesal, terlebih saat menemukan tangan Jeno tampak memegangi sebuah senar yang menjuntai panjang dari arah pintu dimana sosok Jisung telah menghilang sepenuhnya.

Soulmate IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang