Kilas XXXIX: "Tebakan dan Premis"

12 2 0
                                    

Serius.

Ini tidak seperti Renjun sedang membicarakan Chenle dan Jisung yang memang sejak kanak-kanak terlabeli sebagai sepasang. Atau Mark dan Haechan dengan lika-liku perjalanan mereka tersendiri dalam meraih status pasangan.

Sebab.

Fokus Renjun saat ini benar-benar tertuju pada Jaemin, yang terlihat sering kali tersenyum kecil ketika sedang berbincang dengan Jeno seperti sekarang.

Maksud Renjun.

Sumpah.

Sejak kapan Jaemin El Xander, Sang Dreamis Kedua dari Kerajaan Lemuria, yang amat tersohor dengan seluruh kebenciannya terhadap segala aspek yang berkaitan dengan Atlantis itu, kini tampak terlihat baik-baik saja bahkan terkesan menikmati perbincangannya dengan Jeno El Allerick, yang notabenenya adalah Sang Pangeran Kedua dari Kerajaan Atlantis?

Atau jangan-jangan...

Gosip simpang-siur yang Renjun dengar dari mulut pasien-pasiennya selama ini benar adanya?

Tentang kisah Sang Pangeran baik hati dari Kerajaan Atlantis yang ditunjuk sebagai perwakilan untuk memberikan bantuan pada Kerajaan Lemuria pasca penyerangan sebelumnya, benar-benar telah terjebak cinta lokasi dengan Sang Dreamis terkuat saat ini yang menjadi panutan mereka semua, saking seringnya keduanya kedapatan bersama di berbagai kesempatan?

Sungguh.

Saat mendengar desas-desus tersebut. Awalnya Renjun terus saja bersikap skeptis bahkan menjurus ke ketidakpercayaan. Oleh karena dirinya sendiri yang merupakan sahabat terdekat Jaemin sejak kanak-kanak. Sehingga membuatnya amat percaya diri bahwa ia yang telah mengenal diri Jaemin luar-dalam, amat kukuh pada pendiriannya sendiri bila apapun gosip menjurus ke percintaan yang menjerat Sang Dreamis Kedua Lemuria Jaemin El Xander dan Sang Pangeran Kedua Atlantis Jeno El Allerick itu merupakan bualan semata.

Tapi sekarang.

Tepatnya setelah Renjun melihat langsung dengan kedua bola matanya sendiri, betapa wajah Jaemin dalam kesehariannya yang lebih sering didominasi oleh ekspresi datar nan dingin itu, kini terlihat melembut dengan senyum kecil yang menghiasi bibirnya saat mendengarkan Jeno berbicara padanya.

Maka.

Tidak salah lagi.

Mungkin memang sudah saatnya bagi Renjun untuk memperjelas keraguannya selama ini, tentang kebenaran dari desas-desus asmara yang mendera pasangan mustahil semacam Jaemin dan Jeno tersebut.

"Kalian berdua—"

Namun sebelum Renjun mampu menyelesaikan perkataannya, tolehan wajah dari Chenle dan Jisung ke arahnya seketika. Diikuti Mark dan Haechan yang juga turut menoleh padanya kemudian. Maupun obyek panggilan sesungguhnya berupa Jaemin dan Jeno yang turut memandanginya di akhir.

Astaga.

Mau pembelaan macam apapun. Memang tidak ada yang salah dari reaksi Chenle dan Jisung yang merasa terpanggil oleh Renjun karena sedang mengobrol berdua. Begitupula dengan Mark dan Haechan yangmana keduanya juga sedang berbincang sembari memakan setangkai ikan bakar di tangan mereka masing-masing.

Jadi.

Tak mengherankan bahwa dua pasang insan itu kini menatap pada Renjun penuh tanda tanya di wajah mereka. Meski obyek panggilan Renjun sesungguhnya merupakan Jaemin dan Jeno sekalipun.

"Bukan, bukan kalian berempat," ucap Renjun dengan tegasnya seraya mengibas-ngibaskan tangan pada pada pasangan Chenle dan Jisung maupun Mark dan Haechan. "Tapi kalian berdua."

Bersamaan dengan jari telunjuk Renjun yang menunjuk ke arah Jaemin dan Jeno secara bergantian. Begitulah pandangan Chenle, Jisung, Mark dan Haechan berbonuskan Sunhee ikut terarah pada Jaemin dan Jeno seketika, yang kini tak kuasa menahan kernyit keheranan di kening mereka masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Soulmate IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang