Kilas XXIII: "Praduga dan Kunci"

180 27 3
                                    

"Astaga! Apa-apaan itu tadi?!"

Dengan kondisi jantung yang masih berdebar kencang akibat napasnya yang terengah. Mark tak lantas membalas pekikan Chenle tersebut, karena fokusnya saat ini adalah memastikan bahwa Haechan maupun Chenle benar-benar dalam kondisi baik-baik saja tanpa suatu luka apapun, ketika pada akhirnya ia memutuskan untuk melepaskan rengkuhannya seperti sekarang.

"Apa yang terjadi?" tanya Haechan segera setelah dirinya mampu berdiri dengan benar. "Kenapa tiba-tiba Perpustakaan tadi bisa runtuh seperti itu?"

Berbekal wajah yang tertoleh ke belakang untuk menyaksikan pintu yang menghubungkan antar ruang dimensi telah menghilang dari sana, Mark lantas memberikan balasannya dengan kening yang mengernyit.

"Kalau dugaanku benar, sepertinya salah satu dari kita tidak sengaja merampas Core* dari Perpustakaan tadi."

"Core?" tanya Haechan kebingungan.

"Inti energi dari sebuah ruang dimensi."

Bukan Mark, justru Chenle lah yang memberikan penjelasan, setelah merasa bila jubah Dreamis di tubuhnya yang ia tepuk-tepuk itu sudah terbebas dari sisa-sisa debu reruntuhan Perpustakaan.

"Inti energi?" ucap Haechan lagi masih bertanya-tanya.

"Layaknya jiwa yang dibutuhkan untuk menyokong kehidupan seorang manusia," jawab Mark seraya menoleh ke arah Haechan dan Chenle secara bergantian. "Setiap ruang dimensi pasti memiliki sebuah daya energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan keberadaan ruang dimensi tersebut."

"Senior Mark benar," ungkap Chenle mengangguk-anggukan kepalanya sependapat. "Karena itu, aku jadi bertanya-tanya. Apa jangan-jangan Core dari Perpustakaan itu adalah buku di tanganmu ini, Pangeran Haechan?"

Seketika pandangan Haechan jatuh pada buku bersampul antik di tangannya.

"Soalnya tepat setelah kau mengambil buku itu dari tempatnya," lanjut Chenle berusaha memperdetail tebakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Soalnya tepat setelah kau mengambil buku itu dari tempatnya," lanjut Chenle berusaha memperdetail tebakannya. "Perpustakaan tadi tiba-tiba gempa dan runtuh begitu saja," lanjutnya seraya melirik pada Mark. "Kalau menurutku sudah pasti buku ini adalah Core-nya. Bagaimana menurutmu, Senior Mark?"

Mark sengaja terdiam sejenak untuk mengamati buku di tangan Haechan tersebut.

"Terlepas apakah buku ini benar-benar Core dari Perpustakaan tadi atau bukan..." ucap Mark seraya memandang pada Chenle dan Haechan penuh keyakinan. "...aku rasa buku ini memang bukan sembarang buku."

Sama-sama tenggelam dalam keheningan. Chenle yang sadar bahwa pemikiran Mark telah terpusat sepenuhnya pada buku di tangan Haechan tersebut pun akhirnya ikut mengamati. Hanya untuk membuatnya langsung setuju dengan pemikiran Mark barusan setelah tanpa sengaja menyadari suatu hal yang sempat lolos dari perhatiannya.

"Ah! Sepertinya memang begitu?!" kata Chenle seraya menatap pada Haechan. "Aku ingat kalau tadi aku benar-benar tidak bisa mengambilnya! Tapi Pangeran Haechan bisa mengambilnya begitu saja?"

Soulmate IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang