03 - SOAL BUNGA

4.6K 286 4
                                    

Welcome back and happy reading!


o0o

Nanti, salur di gaunnya akan menyala ketika malam. Terlebih di ruangan gelap. Gold.

"Good. Thank you," Tama menyambut uluran kertas catatan yang diberikan Kev.

---

CHAPTER 03 – SOAL BUNGA

Playlist: Taylor Swift - Gorgeous

---

Tempat Shooting Sarah | 10.15

Siang ini Raya tiba di lokasi shooting Sarah Sastrawa untuk produk iklannya. Di lantai bawah kantor keluarga Sastrawa. Bukan kantor pusat, dan sepertinya memang Sarah sering melakukan shooting iklan di sini.

Banyak kru lalu-lalang. Jalanan tidak ditutup karena mereka berada di bagian pojok kantor. Bahkan Raya bisa mengamati proses berjalannya shooting dari jarak dekat.

Wajah gadis muda itu menawan. Kalau dilihat-lihat, hampir mirip dengan Tama. Alisnya yang tajam dan terkesan tegas, juga hidung mancungnya. Rautnya hari ini sangat tenang dengan kebahagiaan yang terpancar. Ia pasti sudah mendengar kabar undangan itu bocor ke media.

Banyak desas-desus informasi undangan itu yang Raya dengar dari tempat duduknya saat ini. Tapi semua tidak berarti. Memang informasi yang sudah dimuat di media.

"Raya?" sebuah suara berat yang dikenalinya semalam kembali menyapa.

Gadis itu mendongak sedikit tersentak. Netranya menangkap penuh sosok Tama sedang berdiri dengan tatapan heran di hadapannya.

"Mas Tama?" sambut Raya agak heran juga. "Oh, kantor mas Tama juga di gedung ini, ya?

"Iya, kantor saya di lantai atas. Kamu ngapain?"

Raya meringis, melirik ke arah orang ramai di belakangnya. "Lagi ngeliat Sarah shooting aja. Biasa, jiwa reporter. Barangkali ada berita yang bisa dimuat."

"Saya udah baca berita-berita di media tadi pagi. Ramai banget. Pasti kerjaan kamu sama tim, ya?" kekeh Tama. Ia mengambil duduk di sebelah Raya.

Sosok di belakang Tama—Kev—hanya berdecak melihat bosnya malah duduk dengan seorang perempuan. Mereka harus segera pergi agar pekerjaan juga segera selesai.

Lagipula, sejak kapan Tama dekat dengan perempuan? Huh.

"Memang kerjaan kami begitu, sih," ringis Raya.

"Santai aja ngomongnya. Temen, kan?" ucap Tama ketika menyadari Raya masih tegang bersamanya. "Kamu sama Hima bisa, tuh, pakai lo-gue. Kenapa sama saya katanya aneh?"

Raya menggerutu. Tentu saja itu dua hal yang berbeda! Hima kakaknya, dan lelaki ini baru dikenalnya semalam! Note it, semalam!

"Mas Tama aja ngomongnya juga begitu!" sanggah Raya tak terima.

"Memang saya ngomongnya begini ke semua orang. Mau gimana, dong?" balas Tama. "Yah, senyaman kamu aja. Soalnya saya khawatir kamu gak nyaman harus selalu sopan. Padahal nggak perlu juga gak ada masalah."

"Oke, oke. Aku bakal lebih santai. Sounds better, right? Lebih sopan daripada gue-lo, soalnya kamu balesnya pakai saya," tukas Raya. Ia tersenyum puas melihat anggukan Tama.

Keduanya mengobrol santai sementara Kev sudah berulang kali melihat jam tangannya. Ia takut-takut melirik ke arah Sarah, yang jika sudah menyadari keberadaan kakaknya turun akan langsung minta break sebentar.

Stable - UnstableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang