1

32 6 2
                                    

Selamat Membaca💗


~flashback on~

" Isa sayang... Mama sayang banget sama Isa, nak. Kamu anak Mama satu-satunya. Anak yang Mama kandung dan lahirin. Mama boleh minta satu permintaan sama Isa? " Tanya Mama dengan pelan

" Isa memang anak Mama, dan Isa sangat sangat sayang sama Mama. Mama mau minta apa sama Isa, hmm? " Tanya Alisa dengan lembut seraya menggenggam erat tangan sang Mama yang dingin.

" Jadi anak yang baik ya nak, Isa harus berubah dan gak boleh manja lagi, gak boleh ketergantungan sama orang lain ya nak. Anak Mama harus mandiri dan harus jadi anak gadis Mama yang tangguh ya. Mau kan nak? " Tutur Mama dengan lembut

Isa langsung mengangguk-anggukan  kepalanya seraya tersenyum " Isa akan jadi apa yang Mama minta, Mama mau apalagi hmm? Isa akan berusaha untuk kabulin. "

" Anak Mama... Anak Mama yang manis. Mama hanya ingin itu saja sayang, boleh Mama peluk Isa? " Tanya Mama dengan lirih

Isa langsung saja memeluk sang Mama dengan erat seolah tak ingin lepas sedikit pun " Isa sayang Mama, sayang Mama, hiks... " Tangisan Alisa tidak bisa ditahan lagi. Air mata yang sedari tadi ia tahan, kini jatuh membasahi pipinya.

Sang Mama hanya bisa mengelus surai lembut milik gadis kecilnya itu, lalu tersenyum dengan nafas yang menipis " Mama sayang Isa " ucap lirih Mama dan menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan sang anak.

Alisa yang tidak merasakan gerakan dari sang Mama, langsung terdiam beberapa detik. " Ma... Mama?... " Panggil Alisa pelan. Karena tidak mendapatkan respon apapun Alisa lalu berteriak memanggil sang Papa yang ada diluar ruangan.

" Papa!!! Papa!!!! Papa, hiks! " Pekik Alisa dengan tangis yang mengencang.

~flashback off~


Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat. Alisa yang dulunya masih berumur 12 tahun, kini beranjak umur 17 tahun. Waktu banyak mengubahnya.

Semilar angin menerpa wajahnya dan menerbangkan beberapa helai rambut hitamnya. Di taman kota, Alisa duduk termenung ditemani dengan keheningan. 5 tahun belakangan ini, kegiatan inilah yang sering ia lakukan. Termenung dan senantiasa ditemani oleh keheningan. Ia menjadi gadis yang pendiam.

Setelah dirasa waktunya cukup untuk termenung, Alisa kini beranjak dari sana dan menuju tempat yang menenangkan hatinya dan menghibur laranya yang kesepian.

Membawa beberapa makanan berat dan ringan, minuman susu yang cukup banyak serta kebutuhan lainnya Alisa kini sudah sampai di tempat tujuan. Gapura dengan tulisan " Panti Asuhan Mulia " itu menjadi tempat tujuan yang sering dikunjungi oleh Alisa.

Kehadirannya langsung saja di hadiahi oleh teriakan dan panggilan anak-anak panti terhadapnya. Dengan senyum dan raut wajah gembira yang terpancar indah di wajah anak-anak tersebut.

" Kakak!... Kakak cantik!... Kak Isa!... " Teriak senang mereka dari dalam halaman depan panti itu.

Alisa sontak saja lari dan memeluk mereka satu persatu dengan senyum yang mengembang. Inilah salah satu perubahan pada dirinya. Dulu, ia sangat tidak suka dengan anak-anak. Tidak pernah mau saat diajak oleh orangtuanya ke panti asuhan ini untuk memberikan sedikit sedekah yang ada. Rasa malas dan kesal mendominasi hatinya saat itu, karena menurutnya orangtuanya terlalu peduli terhadap anak-anak disana dan ia takut rasa sayang untuknya berkurang. Namun, kini keadaan justru sebaliknya.

ALISA JOHNSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang