11

10 4 0
                                    

••• Selamat Membaca •••

Tampak seorang gadis yang memakai piyama tidurnya sedang duduk dengan menundukkan kepalanya seraya memilin jemarinya di atas paha menahan takut dan gugup sekaligus.

Alisa duduk tak tenang di atas kasur. Menunggu seseorang yang akan mengambil sesuatu yang berharga dalam dirinya. Sesuatu yang ia jaga selama ini dan akan menyerahkannya kepada suami yang membenci dirinya.

Merupakan suatu hal yang tak mudah bagi dirinya untuk melakukan hal ini. Tapi Alisa juga tidak bisa menghentikan aksi pria itu. Biar bagaimanapun ia sudah resmi dan halal untuk di sentuh oleh pria itu.

Ceklek...

Bunyi suara pintu kamar mandi terbuka yang membuat Alisa semakin tak tenang. Detakan jantung yang menggila dan rasa dingin yang timbul di jemarinya membuat ia sedikit pusing saat ini.

Tap

Tap

Tap

Sunyinya ruangan itu mampu membuat langkah kaki pria itu terdengar dengan jelas di telinga Alisa.

Gadis itu semakin menundukkan kepalanya sembari memejamkan matanya takut untuk melihat pria yang sedang berjalan ke arahnya.

Zalard yang sudah selesai dari kegiatan mandinya tersenyum miring melihat pemandangan di depannya saat ini. Hatinya semakin bersorak ria melihat ketakutan gadis remaja itu.

Kini ia sudah berdiri tepat di hadapan istri kecilnya ini. Kehadirannya dapat Alisa rasakan dengan aroma khas menenangkan dari pria itu, terlebih dengan keadaan yang sudah mandi ini membuat tubuh pria itu semakin menguarkan wangi yang diam-diam di sukai Alisa.

" Buka bajumu! " Titahnya dingin.

Sontak mendengar hal itu Alisa membuka mata cepat dan mendongak menatap wajah suaminya dengan detakan jantung yang semakin menggila.

Beberapa menit mereka dalam keadaan bersitatap sebelum gadis itu memutuskan terlebih dahulu. Tak tahan melihat manik abu-abu itu dengan lama. Terlebih dalam keadaan seperti ini, manik itu sangat seram menurutnya.

Zalard semakin merapatkan dirinya dengan Alisa. Menarik dagu kecil Alisa dengan lembut untuk kembali menatapnya.

Jujur saja Zalard sangat suka dengan manik cokelat milik Alisa, apalagi dalam keadaan takut seperti ini. Merupakan suatu kesenangan tersendiri baginya.

" Apa perlu bantuan tangan saya? " Tanyanya dengan menyeringai tipis.

Sontak saja Alisa dengan cepat menggeleng untuk menjawab.

" A_aku saja " balasnya terbata.

Zalard melepaskan tangannya dari dagu itu. Bersidekap dada menunggu aksi selanjutnya.

Dengan tangan yang gemetar Alisa mulai membuka kancing piyamanya satu persatu. Hal itu tak luput dari pandangan Zalard.

Cukup lama untuk Alisa melepaskan seluruh kancing piyamanya yang membuat Zalard geram.

" Kau ingin mengulur waktu ternyata. " Ujarnya dingin.

Setelah mengatakan itu Zalard segera mendorong tubuh mungil itu dengan kasar untuk terbaring di kasurnya.

ALISA JOHNSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang