3

16 4 0
                                    

Selamat Membaca 💗

Sesampainya Alisa dikediamannya, ia langsung saja memarkirkan kendaraan bermotornya itu di garasi, lalu masuk dan terlebih dahulu menuju dapur.

" Eh... Non, udah pulang toh "  celetuk bibi Enon tiba-tiba dari arah wastafel.

Alisa merespon dengan senyuman kemudian menyerahkan satu bungkus dimsum yang ia beli tadi.

" Ini buat bibi non? " Tanya bi Enon seraya menerima bungkusan dari tangan nona kecilnya.

" Hmm... Isa beli, makan yaa, bi... " Jawab Alisa lalu ia mengambil piring dan sendok kemudian menuangkan satu bungkus dimsum miliknya di atas piring.

Satu bungkus lagi sudah ia berikan kepada satpam penjaga rumahnya tadi saat masuk gerbang. Alisa sebenarnya ingin membelikan untuk Papa nya, tapi takut tidak dimakan karena Papa nya pulang keseringan jam 10 malam.

Setelah selesai memakan dimsumnya, Alisa segera naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Meletakkan tas sekolah di meja belajarnya lalu ia bergegas untuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang lengket.

20 menit sudah Alisa habiskan waktu di kamar mandi. Kini ia keluar dengan handuk yang melilit ditubuhnya dan terlihat rambutnya basah karena keramas lalu ia keringkan dengan handuk kecil khusus untuk rambutnya.

Selesai berpakaian dan sudah mengeringkan rambutnya yang basah tadi, Alisa melangkahkan kaki ke meja belajarnya dan mulai belajar.

Sedikit info, Alisa adalah anak yang berprestasi. Ia selalu mendapatkan juara di kelasnya dan sering menjadi salah satu juara umum di sekolah.

Dulunya pada saat ia masih mengenyam pendidikan dasar, Alisa tidak pernah dapat juara melainkan hanya dapat peringkat saja. Namun di saat masuk sekolah menengah pertama, Alisa mulai giat belajar. Kesehariannya selalu ia sibukkan dengan belajar dan belajar. Karena menurutnya hal itu sedikit mengurangi rasa kesepian yang dirinya rasakan. Selain itu juga, ia berniat untuk membantu Papa nya dalam mengurus perusahaan nantinya.

Tapi semenjak Papa nya menikah lagi, sepertinya niat Alisa harus dipikirkan lagi. Karena dalam silsilah keluarganya, anak pertama tidak akan menjadi patokan untuk bisa meneruskan perusahaan. Terlebih itu jika jenis kelamin perempuan. Jika memiliki adik laki-laki, maka itulah yang menjadi penerus perusahaan. Alisha sadar, bahwa kelak bukan hanya dirinya anak dari seorang Gallen Johnson. Bisa saja janin yang dikandung oleh ibu tirinya itu berjenis kelamin laki-laki, dan janin itulah yang akan menjadi penerus perusahaan Papa nya.

Entahlah, Alisa tidak terlalu memikirkan hal itu. Yang terpenting saat ini, ia harus fokus dengan pendidikannya. Masalah warisan dan sebagainya biarlah ia serahkan saja pada takdir dan yang maha kuasa.

__________|||

Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, dan Alisa yang sudah selesai dari belajarnya itu merasakan lapar yang mendera perutnya. Akhirnya ia membereskan alat tulisnya dan turun kebawah untuk makan malam.

Menuruni anak tangga dengan santai, Alisa mengerutkan keningnya heran. Ia melihat Papa nya sudah pulang dari kantor dan ibu tirinya yang menyambut kedatangan Papa nya.

Papa Gallen yang memang barusan pulang cepat karena pekerjaan dikantornya hari ini tidak padat. Disambut hangat oleh istrinya itu, ia hanya berusaha tersenyum tipis dan membiarkan istrinya itu mengambil alih tas kerjanya.

ALISA JOHNSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang