6

9 4 0
                                    

Selamat Membaca 💗

Sepanjang perjalanan, Alisa hanya terdiam dengan menatap arah jalanan dari samping jendelanya. Melamun memandang ke arah luar dengan tatapan kosongnya. Tetesan air mata tanpa sadar kini mengalir lagi membasahi pipinya. Matanya kini memerah karena sedari tadi menangis dalam diam.

Pria yang sedang mengemudi itu menatap sekilas seorang gadis yang di berada disampingnya. Kembali menatap jalanan seraya berucap. " Berhentilah menangis, gadis sialan! " Tukas Zalard kesal.

Alisa tidak mendengarkan, karena saat ini pikirannya melayang tidak bersamanya. Zalard yang merasa diabaikan kini emosi lalu menepikan mobilnya di pinggir jalan.

" Apa kau tak mendengar?! Kau tuli, hah?!. " Bentaknya dengan emosi yang ada.

Tampak Alisa terdiam melihat kendaraan mereka berhenti dan mendengar bentakan itu seketika ia tak bisa lagi untuk tak menangis mengeluarkan suara. Gadis remaja itu menangis sesenggukan di sana. Ia sudah tak tahan, mengeluarkan semua yang menyesak di dadanya. Biarlah, biarlah pria itu melihatnya.

Masih dengan sesunggukkan Alisa kini menatap wajah pria yang di sampingnya itu dengan wajah sembabnya.

" Ku-mohon... Ja-ngan mem-ben-takku, hiks... " Ucapnya dengan sesunggukkan.

Hanya kalimat itu yang bisa Alisa keluarkan. Saat ini dirinya kacau, gadis itu butuh sebuah sandaran. Alisa butuh sebuah pelukan saat ini.

Jauh di dalam lubuk hatinya yang terdalam, Zalard merasa hatinya sedikit tercubit melihat penampilan kacau gadis yang dihadapannya. Namun, hatinya seakan bebal dan masih membara untuk membalaskan dendamnya melalui gadis itu.

" Diamlah! " Bentaknya lagi.

" Hiks... Kau pria jahat, hiks... Mama..." Balasnya dan memanggil Mama nya di akhir kalimat seperti meminta tolong.

Zalard yang merasa tidak suka dengan suara tangisan gadis itu, kembali berucap. " Diam atau ku cium kau di sini?! " Ancamnya yang langsung membuat Alisa terdiam dengan sesunggukkan dan menatap tajam pria itu.

Sedangkan pria yang ditatap itu hanya menyunggingkan senyum yang menjengkelkan di mata Alisa. Kemudian menghidupkan kembali mobilnya lalu melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

Dasar pria mesum, batin Alisa geram. Dengan menghapus kasar sisa air matanya yang tertinggal di permukaan pipinya.

__________|||

Sesampainya mereka di kediaman milik gadis itu, semua orang yang berada di dalam rumah itu terkejut dengan kehadiran dua orang yang berbeda jenis kelamin itu.

Papa Gallen yang senang akan kembalinya putrinya itu, berbeda dengan wanita di sampingnya yang seketika diam mematung melihat wajah itu, wajah yang tak asing baginya yang berada di samping Putri tirinya.

Ibu Anindya menatap mereka dengan bola mata yang membesar dan tatapannya terjatuh di genggaman tangan mereka. Yang mana seorang pria itu menggenggam tangan milik gadis di sampingnya begitu erat.

" Alisa, anakku... " Ucap Papa Gallen menghampiri mereka dan memeluk putrinya itu dengan erat yang membuat genggaman tangan kedua anak manusia itu terlepas secara paksa.

ALISA JOHNSON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang