Selamat Membaca 💗
" Dasar pria bajingan!!! Lepaskan aku, brengsek. " Pekik gadis yang sedang di ikat di kursi hitam tua yang berada di dalam ruangan gelap itu.
" Diamlah! Dari tadi telinga saya sakit mendengar ocehan recehmu, bocah! " Geram seorang pria yang ada dalam ruangan itu.
Risa melotot kesal melihat wajah pria yang berbicara itu. Emosinya sudah terkumpul di ubun-ubun.
" Makanya lepaskan aku, pria tua. Dasar om-om bajingan, pergi saja kau ke neraka, setan!!! " Pekiknya lagi dengan memaki pria itu dan meninggikan volume suaranya.
Pria yang sedari tadi menjadi lawan bicara Risa sontak saja menatap tajam gadis remaja yang di hadapannya.
Pria itu adalah Alvano Atmadja, sahabat sekaligus bawahan dari seorang Zalard. Usia Vano dan Zalard tidak terpaut jauh dan hanya berjarak 3 tahun lebih mudah dari Zalard. Dalam keadaan ini, emosi seorang Vano sedang di permainkan oleh seorang gadis yang ada di hadapannya saat ini.
" Heh! Lancang sekali bibirmu itu mengatai saya pria tua. Saya tidak setua itu. Dan lagi, kau saja yang pergi ke neraka sana. Saya masih ingin menikmati hidup. " Balasnya santai, namun dalam hatinya ingin sekali melempar gadis itu ke rumahnya si Leo, hewan peliharaan Zalard.
Risa semakin tersulut emosi, gadis itu bergerak rusuh di kursi dengan keadaan tangan dan kaki yang terikat.
" Lepaskan aku! Lepaskan aku ! Lepaskan!!! Aku tak akan mengampuni mu pria tua!!! " Pekiknya.
Dirasa ada kesenangan tersendiri di hatinya melihat ke bar-baran gadis remaja itu, Vano semakin senang untuk membuat gadis itu semakin tersulut emosi.
" Benarkah? Uh, saya takut. Ampun..." Ucap Vano dengan nada memelas palsu.
" Respon seperti ini bukan yang kau inginkan? Dasar bocah! " Lanjutnya lagi dengan raut wajah menyeringai tipis.
" Kau! Kau tak___ " ucapan Risa terpotong karena mendengar dering ponsel di saku celana pria itu.
Gadis remaja itu terdiam dan menatap pria di hadapannya dengan penasaran yang juga di balas tatapan oleh Vano.
Melihat Vano menjauh untuk menerima telepon dari ponselnya, membuat Risa kembali memekik keras.
" Heh, pria tua sialan. Mau kemana kau?! Kemari dan lepaskan aku!! Akh!! " Pekiknya kesal dengan memberontak di kursinya.
Vano yang sudah menjauh segera mengangkat panggilan telepon dari sahabatnya.
" Ya, Lard? "
" ..... "
" Kau yakin? Memang urusanmu sudah selesai? "
"..... "
" Oh, baiklah. "
Sambungan telepon tersebut berakhir dan Vano menatap ponselnya sekilas lalu memasukkan kembali ke saku celananya.
" Cepat sekali berakhirnya hiburan gue. Tau begini sedari tadi gue buat dia emosi terus. " Gumam Vano kesal.
Masuk ke dalam ruangan, dan manatap gadis remaja itu yang penampilannya sudah berantakan. Sedangkan Risa yang sudah lelah mengeluarkan suaranya kini menunduk memejamkan mata guna mengumpulkan tenaganya kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALISA JOHNSON
FanfictionFollow yuk sebelum baca.... Terkadang perkataan orang itu memang ada yang benar " Kamu bisa saja berubah, disaat kamu merasakan kehilangan seseorang yang sangat berarti dan penting dalam hidupmu ". Meninggalkan mu di dunia yang fana ini dengan hal...