14

360 80 3
                                    

alur mundur

Setelah menikmati keindahan puncak gunung, Muhammad dan teman-temannya memutuskan untuk mulai turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menikmati keindahan puncak gunung, Muhammad dan teman-temannya memutuskan untuk mulai turun.

Langit cerah dan angin sepoi-sepoi membuat perjalanan turun terasa lebih mudah dan menyenangkan.

Mereka tertawa dan bercanda di sepanjang jalan, menikmati momen kebersamaan mereka.

Namun, begitu sampai di titik pertemuan yang telah disepakati, Muhammad menyadari sesuatu yang aneh.

"Di mana Jamal, Wahyu, dan Jusuf?" tanyanya, melihat sekeliling dengan cemas.

Windy mengerutkan kening.

"Mereka tadi ada di belakang kita, kan?" katanya, mencoba mengingat.

Jendral, yang biasanya tenang, mulai merasa gelisah. "Mereka mungkin sedang berhenti sebentar, kita tunggu saja sebentar lagi."

"Oke."

Sepuluh menit..

Tiga puluh menit..

Satu jam..

Dua jam..

Namun, ketiga teman mereka tidak juga muncul.

Rahmat mulai merasa ada yang tidak beres. "Mungkin kita harus mencari mereka." usulnya dengan nada serius.

Chandra mengangguk setuju. "Kita tidak bisa meninggalkan mereka di sini."

Dengan semangat baru, mereka mulai menyusuri jalur yang telah mereka lewati, berharap menemukan tanda-tanda keberadaan Jamal, Wahyu, dan Jusuf.

Hendra, dengan mata tajamnya, terus memperhatikan setiap detail di sekitar mereka.

"Ini aneh." kata Hendra setelah beberapa saat. "Tidak ada jejak mereka."

Mereka terus berjalan, panggilan mereka bergema di antara pepohonan, namun tidak ada jawaban.

Kegelapan mulai merayap masuk, membuat mereka semakin khawatir.

Muhammad berhenti sejenak, mencoba mengendalikan perasaan paniknya.

"Kita harus tetap tenang." katanya, berusaha menjaga suara agar tetap tenang. "Kita akan menemukannya."

Windy, yang biasanya penuh semangat, kini tampak cemas. "Bagaimana kalau mereka tersesat?"

"Kita harus tetap berpikir positif." kata Jendral, mencoba menenangkan teman-temannya. "Mungkin mereka hanya terjebak di suatu tempat."

Mereka melanjutkan pencarian dengan lebih hati-hati, berharap menemukan teman-teman mereka dalam keadaan selamat.

"Aku tidak percaya ini terjadi." kata Rahmat, frustrasi. "Bagaimana bisa kita kehilangan mereka?"

Chandra, dengan ekspresi tegas, berkata, "Kita akan menemukannya. Kita harus."

Mereka terus mencari, berharap keajaiban akan membawa mereka kembali kepada Jamal, Wahyu, dan Jusuf.

[BL] Tersesat Ke Desa Gaib Gunung Suralaya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang