🌑🌕 2

317 54 19
                                    

Aku lagi berusaha mengembalikan mood dan usahaku. Jadi mungkin akan ada unpub chapter mendadak karena moodku yang naik-turun. Maaf.

Maaf untuk kesalahan penulisan.

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌑Seeking truth from facts🌕

Dingin dan angin terasa menusuk sampai ke tulang. Cuaca seperti ini mungkin saja bisa membuatmu pingsan jika sebelumnya tidak mengisi energi dengan makanan. Betapa kejamnya guru olahraga kelas dua itu. Dia membawa seluruh siswa kelas dua yang diampunya ke lapangan sepak bola. Dengan seragam olahraga pendek membuat seluruh siswa menggerutu dalam hati.

"Dasar kakek kejam. Apa dia sengaja ingin membunuh kita?" ucap Seungmin, teman sebangku Felix. Dia sering kali menggunjing guru olahraga mereka yang terkesan kejam dan sudah berumur.

Kata-katanya selalu terdengar sarkas dan menusuk. Namun disisi lain Felix hanya tertawa kikuk.

"Lihatlah dia, memakai jersey dilapisi jaket juga celana panjang. Sepertinya dia akan mati jika berpakaian seperti kita" imbuhnya lagi sambil menunjuk ke arah guru olahraga yang masih jauh dan menghadap berlainan arah dari mereka.

"Seungmin.." Felix berusaha meredam emosi anak muda itu. Tapi tak lama dia memilih memeluk badannya sendiri yang gemetaran menahan udara dingin. Hari ini mungkin sudah pukul sepuluh pagi, namun awan nampaknya sangat mendung di musim dingin.

Seungmin sangat suka memprovokasi. Dan teman disekitar mereka mulai menyetujui perkataannya. Terbentuklah sudah lingkaran manusia, entah itu bergosip atau mereka sengaja membuat kerumunan agar tak kedinginan. Bisik-bisik itu semakin menjadi karena guru mereka tak kunjung usai dengan ponselnya.

"Lihat, dia pasti sedang menelpon istri mudanya. Mengerikan."

"Cepat buat pemberontakan. Kalau tidak kita pasti akan mati disini kedingingan."

Ketika salah satu dari mereka hendak bergerak. Ada Sam yang sedari tadi hanya berdiri mematung. Hal itu membuat Seungmin menjadi nyilu melihatnya.

"Kamu mayat atau apa?"

Sam tak kunjung bereaksi.

Lalu salah satu dari orang di dekat Seungmin menimpali "Sam, memangnya kamu tak kedinginan?"

Sam pun menengok kearah mereka. Dia menghembuskan napas yang berjejak di udara "aku hidup. Tapi rasanya akan mati kedinginan."

"Haaah?!"

"Aku pikir kau tidak bereaksi karena sudah terbiasa dengan dingin."

Sam menggeleng lambat.

"Disaat seperti ini. Kalian harus saling dekat. Tubuh manusia akan terasa hangat jika saling berdampingan."

"Kamu sini mendekat. Kita buat pagar manusia" ajak salah satu dari mereka.

"Daripada itu, bagaimana kalau kita segera olahraga saja" Felix pun berpendapat.

Your Eyes | HyunLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang