Maaf untuk kesalahn penulisan.
🌕Master, i'm sorry☯️
Terhitung sudah dua minggu ini Yongbok menghindari pangeran Hyunjin. Ada waktu ketika dia memiliki tugas mengajar, Yongbok akan meminta sang pangeran untuk datang ke akademi dimana banyak para bangsawan belajar. Segala macam cara mengesalkan sudah dilakukan oleh iblis kecil itu untuk mendorong sang guru keluar dari akademi, namun Yongbok dengan lincah mengabaikan dan menghilang. Selama itu juga, pangeran Hwang harus berbagi karena gurunya lebih sering menghabiskan waktu bersama pak tua He yang dimandatkan sebagai pengajar untuk gurunya.
Esok di musim semi, pangeran Hwang itu baru saja diberi perintah oleh Ayahnya untuk menjaga wilayah kekuasaan di bagian selatan. Bersama panglima Chan, dia pergi sambil mengeluh. Tak biasanya dia cerewet ataupun menolak perintah sang Ayah. Kali ini kekecalan jelas terpatri di wajah imutnya. Panglima Chan yang menggantikan tugas mengawal pangeran Hwang jelas tidak bisa mmencampuri suasana hati yang lebih muda.
Sedari tadi iblis kecil memacu kudanya dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Kuda yang dimilikinya pun dipesan khusus sehingga berbeda dari para tentara perang. Yang dapat mengejarnya hanya panglima Chan dan di belakang mereka, para pengawal kelelahan dibuatnya. Mereka mungkin tentara perang yang biasa berkuda. Jelas bukan itu alasan untuk mereka berkuda dengan jarak yang jauh. Mereka bisa saja melakukan teleportasi hanya keadaan pangeran Hwang yang sedang bergejolak hatinya bisa saja menyulitkan mereka untuk berjaga jika mereka memilih teleportasi.
Prosedur ini dipilih khusus para pangeran yang masih berusia dibawah tiga belas tahun. Tentunya tidak semua pangeran akan menjalani kewajiban ini. Raja Hwang mungkin terlihat santai dengan keadaan apapun yang menimpa anaknya kelak. Asal dengan syarat anaknya masih hidup. Jika tidak, mereka dipastikan hanya tinggal nama.
Kuda milik panglima Chan mendekati sang pangeran, lalu dia dengan sigap membujuk yang lebih muda untuk beristirahat sejenak di dekat lembah.
"Yang Mulia. Izinkan kami untuk beristirahat sejenak" dengan mengeraskan suaranya, dia meminta izin.
Pangeran Hyunjin belum merespon dan memilih untuk terus memacu kudanya. Beberapa saat mereka masuk di hutan belantara dimana tempat para iblis berukuran mini tinggal. Beberapa tempat tinggal disana terlihat berukuran mini juga. Awan gelap sudah menutupi langit dan kini pangeran Hyunjin menyusuri satu lembah hijau nan cerah ketika bulan purnama menyinari air terjun.
"Ayo berhenti disini."
Yang ditunggu-tunggu pun tiba. Disaat pangeran mereka sudah mendaratkan kaki di tanah, mereka mengikutinya.
"Yang Mulia, apakah ada yang diinginkan?"
"Apa yang menarik dari kota itu? Aku ingin membawa cindera mata" jawabnya dengan segera.
Panglima Chan seketika bungkam. Beberapa saat kemudian, dia berjalan mendekati sang pangeran.
"Mengesampingkan cindera mata. Saya dengar di danau sebelum kota yang gelap, ada satu bunga unik yang bisa membangkitkan rasa bahagia. Yang Mulia mungkin bisa mencoba untuk menemukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes | HyunLix
Historical FictionAku merusak masa lalu kita Takdir mengubah masa depan kita Lalu apa kita akan kembali ke masa lalu? "Aku menyukai dua bola mata milikmu" Dia tertawa rendah kemudian berbisik "jika kau menyukainya walaupun itu hanya sedikit dari diriku. Maka kau bisa...