Siang ini Ashiya sendirian di rumah, saat ia sedang duduk di taman belakang rumahnya. Suara ketukan pintu pun terdengar hingga membuat Ashiya langsung kembali masuk kerumahnya.
"Assalamualaikum, Gus Hisyam!"
"Waalaikumsalam"
Seorang wanita itu langsung terkejut melihat Ashiya di hadapannya, ia mengira bahwa akan salah rumah.
"Ini rumah Gus Hisyam?" Tanya wanita tersebut.
"Na'am, saya istrinya" Ucap Ashiya.
"Astaga, istrinya? Sainganku adalah istrinya? Nggak bisa! Cuman aku yang akan menjadi istri Gus Hisyamsya!" Batin yang begitu bergemuruh menatap Ashiya dengan tatapan jutek.
"Saya, Ustadzah Hilwa. Saya adalah putri Ning Zeraya" Ucap Hilwa kini menatap Ashiya dengan tatapan maut.
"Seingetku Gus Hisyam tidak pernah cerita tentang dia, apa aku yang nggak tahu ya?" Batin Ashiya dengan kebingungan.
"Saya ingin membahas beberapa pekerjaan di pesantren, karna saya juga kebetulan dekat dengan keluarga Gus Hisyam" Ucap Hilwa kini membuat Ashiya mengangguk.
Ashiya tersenyum dan mendengarkan semua cerita Hilwa yang begitu menyakitkan, ia menceritakan apa yang ia kenal dari keluarga Hisyam.
"Bahkan saya sudah dianggap oleh Ning Zeraya seperti putrinya, saya saja kalau bertemu beliau selalu memanggilnya sebutan Umma, sangking dekatnya. Dan saya mencintai Gus Hisyam sampai saya dibutakan oleh cintanya" Ucap Hilwa kini membuat Ashiya tersenyun tipis.
"Maaf, mungkin Gus Hisyam bukan takdirmu. Bukan berarti Gus Hisyam memilih yang sederajat dengan dia dan keluarganya, namun ia memilih saya karna memanglah saya adalah takdirnya" Ucap Ashiya dengan tegas dan tatapannya yang menatap Hilwa dengan tajam.
"Assalamualaikum"
Suara salam yang langsung membuat Ashiya menatap Hisyam yang barusaja datang, seketika Ashiya langsung istighfar di dalam hatinya.
"Waalaikumsalam"
Hisyam melihat Hilwa yang kini datang kerumahnya, Hisyam pun tersenyum menatap Ashiya dan mencium puncak kening istrinya itu.
"Saya buatkan teh hangat dulu ya, permisi" Ucap Ashiya kini langsung berjalan menuju dapur.
Hisyam pun duduk namun tetap jarak mereka masih berjauhan antara Hisyam dan Hilwa.
"Kenapa kamu datang kesini? Apa kurang jelas Gus Azzam memberikanmu perintah jangan ke rumah saya meskipun itu masalah pekerjaan" Ucap Hisyam dengan wajah datarnya yang hanya melihat laptopnya.
Hilwa pun berdeham, "Ya Gus Hisyamsya, saya mendengarkan beliau. Tapi, apa salahnya jika saya datang ke rumah anda. Saya hanya bersilahturahmi saja" Ucap Hilwa kini membuat Hisyam menatapnya dengan tatapan tajam.
"Sudah salah, tapi masih mencari alasan. Saya tahu apa saja yang kamu bicarakan dengan istri saya. Jika kamu berani menyakiti hati istri saya, maka kamu akan tahu resiko berhadapan dengan saya dan juga keluarga saya" Ucap Hisyam membuat Hilwa terdiam membisu.
Ashiya pun datang dan memberikan segelas teh hangat untuk Hilwa dan segelas lagi untuk Hisyam.
Saat Ashiya ingin pergi, Hisyam langsung memegang tangan Ashiya hingga membuat Ashiya terkejut.
"Duduklah" pintah Hisyam kini membuat Ashiya langsung duduk di samping Hisyam.
"Semua sudah saya lihat, silakan Ustadzah menemui Abba saya" Ucap Hisyam.
"Baik Gus, saya pamit. Assalamualaikum"
Saat Hilwa berdiri kini Ashiya hanya menatap Hilwa, "waalaikumsalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Adalah Gus Hisyam
Teen FictionZayyan Hisyamsya Al-Khari, anak Kedua dari Gus Azzam dan Zeraya. dikenal dengan nama Zayyan di sekolahnya dan dikenal sebagai Hisyam di area pesantren. siapa yang tidak kenal dengan Hisyam putra kedua Gus Azzam yang banyak dikenal sebagai lelaki yan...