Lee Felix tidak pernah berpikir dia percaya pada sesuatu yang bernama belahan jiwa (soulmate)Pemikiran bahwa didunia akan ada satu orang yang sempurna untuknya sangat tidak masuk akal, bukankah seseorang seharusnya menentukan belahan jiwanya dan takdirnya sendiri?
Ada begitu banyak hal yang harus dipertimbangkan menurutnya. Bagaimana kalau dia tidak menyukai belahan jiwanya? Bagaimana jika belahan jiwanya yang tidak menyukainya? Tapi Felix tidak ingin tenggelam dalam pemikiran itu.
Selama hidupnya, ia mendengar banyak orang membicarakan temtang betapa menakjubkanya memiliki belahan jiwa, bahkan Felix menyaksikanya sendiri hal itu terjadi pada orang tuanya. Tapi tetap, ia tidak bisa menghilangkan kekhawatiran bahwa hal menakjubkan itu tidak akan terjadi padanya.
Bukan hanya masalah belahan jiwa saja, tapi juga ada yang lain. Soulmate marks. Sebuah tanda pada seseorang yang akan tumbuh pada usia 18 tahun. Yang merupakan kata terakhir yang akan terucap oleh seseorang yang disebut belahan jiwa itu.
Menurut Felix, hal ini justru mengakibatkan perasaan cemas dan khawatir akan pemikiran-pemikiran buruk yang terjadi di masa depan.
Pemikiran ini terus berputar dalam kepalanya saat ia berdiri didepan cermin kamar mandi, menunggu soulmate marks miliknya muncul.
Waktu menunjukkan pukul 23:58, dua menit menuju usianya genap 18. Felix mungkin sudah berkata dengan enteng pada Hyunjin jika ia akan melihatnya besok pagi saat bangun. Tapi nyatanya ia tidak bisa tidur sama sekali, pikiranya selalu kembali pada kata apa yang akan muncul ditubuhnya.
Harusnya Felix mencari pengetahuan lebih tentang bagaimana mengatasi kekhawatiran munculnya soulmate marks.Disaat seperti ini Felix teringat, harusnya ia menerima tawaran Hyunjin untuk menginap setelah perayaan ulang tahun sederhananya. Jadi ia setidaknya punya satu hal nyaman yang menemaninya disaat khawatir seperti ini. Kehadiran sahabat baiknya, Hwang Hyunjin.
Tapi tidak. Felix tidak bisa begitu. Ia ingat saat soulmate marks milik Hyunjin keluar tahun lalu, anak itu tidak nampak terbebani sedikitpun. Bahkan ia sama sekali tidak terlihat tertekan atau tercengang dengan hal itu hingga Felix sendiri tidak pernah tau dimana tanda itu muncul dan apa kata-kata yang tertulis.
Felix masih ingat candaan santai dan tawa-tawa biasa milik sahabatnya itu, yang ia akatakan hanya 'apa yang akan terjadi maka terjadilah'.
Felix menatap pantulan dirinya pada cermin dan mencoba meyakinkan dirinya dan berkata,
"Apapun yang terjadi, terjadilah."Felix ingin percaya pada kata itu.
Sebuah cahaya muncul di permukaan kulitnya, disekitar tulang selangka sebelah kanan. Felix terus memperhatikan cermin, tapi itu masih sangat kabur untuk dilihat matanya. Ia mengusap bagian itu untuk mempercepat proses nampaknya tanda itu.
Felix tidak yakin kalau tanda ini dapat tertutup baju dengan baik, pasti akan ada sedikit yang terlihat. Ia berharap kata yang muncul adalah kata sederhana yang tak akan menimbulkan pertanyaan dari orang-orang yang melihatnya. Membayangkanya saja Felix tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Another Life (HyunLix)
RandomFelix berharap jika memang ada kehidupan berikutnya, ia ingin bertemu lagi dengan Hyunjin-nya. Jatuh cinta padanya lagi dan lagi. #1 hyunlix [18 Nov 2024]