Hari Sabtu selalu menjadi hari kesukaan Felix. Ia akan bangun siang tanpa memikirkan harus berlari mengejar kereta. Seperti hari ini, Felix mengerjapkan matanya, samar-samar sudah ada cahaya yang masuk kewat celah tirai kamar, yang berarti waktunya untuk bangun juga.Dengan setengah mata terpejam ia meraih sisi sebelahnya, berniat memeluk Hyunjin sebelum bangun. Namun sisi ranjang itu sudah dingin, yang berarti Hyunjin sudah bangun sejak tadi.
Biasanya laki-laki itu akan menunggu Felix bangun, mereka akan berpelukan beberapa menit sebelum bangun bersama. Tapi mungkin Sabtu ini sebuah pengecualian.
Felix memutuskan untuk turun dari ranjang nyamannya, mencari Hyunjin yang sudah bangun sejak tadi. Ia menebak mungkin kekasihnya itu sudah didapur dan nampaknya bukan, melainkan disofa ruang tengah dimana mereka sering berbaring bersama.
Kekasihnya itu duduk diujung sofa, memandang luar dari jendela kaca. Tanganya memegang secangkir teh, sepertinya. Saat Felix mendekat, Hyunjin masih tidak bergeming.
Felix bisa melihat lingkar hitam disekitar mata Hyunjin yang semakin kentara, ia tidak tau apa yang sedang terjadi pada kekasihnya. Jelas ini bukan hanya tentang pendidikan PhD nya, sepertinya lebih dari itu.
Felix mendudukan diri disamping Hyunjin, berniat membuat si jangkung sadar akan kehadiranya, mengusapkan kedua kaki mereka dengan lembut. Tapi Hyunjin masih tidak bergeming.
Ada yang salah. Sesuatu jelas sangat salah disini.
"Hyun.."
Panggilnya sangat lembut.Hyunjin nampak menggelengkan kepalanya, matanya seperti berkaca-kaca, mungkin efek dari cahaya dari jendela. Hyunjin masih belum menoleh pada Felix.
Felix bisa merasakan jantungnya berdegup dengan kencang. Berdenyut hingga rasanya sakit didada. Sesuatu jelas terjadi pada Hyunjin dan dia tidak tau apa itu. Perutnya terasa mual karena semua kemungkinan-kemungkinan yang selalu ia khawatirkan, sesuatu yang berhubungan dengan soulmate marks mereka.
"Hyun.. Ada apa, huh?"
Felix sedikit meramat paha Hyunjin.Genggaman Hyunjin pada cangkir tehnya terlihat mengeras. Rahangnya mengeras. Felix merasa hatinya begitu sakit melihat orang teristimewa dalam hidupnya sedang menanggung sesuatu yang ia tidak bisa bantu.
"Kau bisa menceritakan semua padaku."
"Fel.."
Hyunjin akhirnya membuka mulutnya, bersuara meski dengan bergetar. Tanda sesuatu yang buruk menurut Felix."Hmn?? Ada apa?"
Felix masih mengelus paha Hyunjin, menepuk-nepuk lembut.Felix biasanya tidak akan memaksa, ia akan menunggu Hyunjin menceritakan dengan kemauanya sendiri. Tapi dengan hal-hal aneh yang terjadi akhir-akhir ini, ia tidak bisa tidak bertanya pada kekasihnya itu.
"Aku.... Tidak tau bagaimana mengatakanya padamu."
Suara yang begitu lemah.Jantung Felix rasanya terbalik didalam dadanya. Hal mengerikan apa yang terjadi hingga Hyunjin tidak mampu menceritakan padanya. Seingatnya sejauh mereka bersama, tidak pernah ada hal yang sulit dibicarakan berdua, mereka akan sama-sama mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Another Life (HyunLix)
RandomFelix berharap jika memang ada kehidupan berikutnya, ia ingin bertemu lagi dengan Hyunjin-nya. Jatuh cinta padanya lagi dan lagi. #1 hyunlix [18 Nov 2024]