Pemakaman Hyunjin berlangsung dengan tenang.Ada banyak orang disana, sebagian besar bahkan tidak dikenal Felix. Rupanya beberapa teman-teman Hyunjin dari kantor penelitian dan beberapa dari universitas. Felix berusaha untuk tidak membenci mereka karena tidak mengunjungi Hyunjin sekali pun, bahkan ketika mereka tahu bahwa itu akan menjadi kesempatan terakhir mereka bertemu dengan mendiang.
Beberapa dari mereka telah menyampaikan belasungkawa hari ini, dan Felix hanya bisa terbata-bata menjawab 'terima kasih'. Salah satu dari mereka bahkan mengatakan kepadanya bahwa rangkaian bunga pada upacara itu indah, tetapi Felix menganggap itu hanya sebagai komentar yang bodoh.
Felix tidak bisa menerima pujian atas sebagian besar rencana pemakaman. Seungmin adalah orang yang mengonfirmasi semua pengaturan di rumah duka saat Felix terlalu mati rasa untuk memproses apa yang diminta kepadanya. Sebuah upacara sederhana dengan peti mati tertutup untuk menghormati kenangan akan kekasihnya, Hwang Hyunjin.
"Apa kau yakin akan baik-baik saja memberikan pidato penghormatan terakhirmu hari ini?"
Seungmin bertanya dari sampingnya. Sangatlah kentara bahwa Seungmin khawatir tentang bagaimana Felix menangani hal ini,-perasaanya-.
Seungmin dan Changbin memaksanya untuk tinggal di kamar tidur tamu apartmen milik mereka. Tidak membiarkan Felix sendirian hingga hari ini, hari pemakaman Hyunjin. Menurut Seungmin ia khawatir kalau-kalau Felix akan melakukan hal-hal yang tidak mereka inginkan karena terlalu lelah dengan kenyataan yang sedang dialaminya.
Felix tidak menangis sejak upacara dimulai, ia hanya diam. Itu saja sudah termasuk tindakan aneh baik menurut Seungmin maupun Changbin. Maksudnya, bagaimana seseorang tidak menangis di upacara pemakaman soulmate-nya?
Orang-orang yang hampir semua tidak dikenali Felix pasti menatapnya, bertanya-tanya bagaimana ia tidak meneteskan air mata.
'Oh, CEO perusahaan berwajah dingin itu, dia pasti tidak peduli pada soulmate-nya sama sekali sehingga tidak berduka'.
atau
'Betapa mengerikan bagi Hyunjin yang malang untuk meninggal begitu muda dan tidak dicintai'.Yang tidak mereka ketahui adalah bahwa Felix sudah berduka. Felix berduka setiap hari sejak Hyunjin memberitahunya tentang penyakit yang dideritanya, tidak ada hari berlalu tanpa dirinya merasa seperti tenggelam dalam jurang kesedihan yang tak berdasar.
Felix merasa ia tidak perlu menangis di depan orang-orang yang tidak ia pedulikan. Mereka tidak akan mengerti.
Kesedihan adalah hal yang aneh. Felix berharap kesedihan itu sama seperti yang ada di film-film. Ia berharap bisa menangis sejadi-jadinya, berteriak sampai mati rasa, mungkin makan semangkuk es krim untuk menghibur dirinya, lalu bangkit dan memiliki motivasi untuk menghormati kenangan kekasihnya, dan melanjutkan hidupnya.
Kesedihan tidak sepuitis yang diceritakan dalam fiksi.
Bagi Felix, kesedihan terasa hampa, padahal hatinya seharusnya berada di sana. Seolah-olah dia hampa, mati rasa sepenuhnya.
Felix mengangguk kearah Seungmin, tangannya menggenggam selembar kertas yang tadi ia coba tuliskan sesuatu yang menyerupai pidato. Laki-laki berambut panjang itu segera menyadari bahwa tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan Hyunjin dengan tepat atau menggambarkan bagaimana sebenarnya kekasihnya itu.
"Baiklah Felix, kami disini bersamamu."
Changbin menambahkan dari sisi lain Seungmin.Mereka bertiga duduk di barisan depan, lengan Changbin melingkari bahu Seungmin sehingga laki-laki berbadan kekar itu bisa meraih dan mengusap lengan Felix sebentar untuk memberikan dukungan. Matanya masih memerah, sama seperti yang terjadi selama seminggu ini.
Tanpa basa-basi lagi, upacara dimulai. Felix mencoba mendengarkan kata-kata direktur pemakaman, tetapi seolah-olah itu hanya statis, tidak ada kata-kata koheren yang bisa dia proses.
Felix memiliki masalah yang sama dengan pidato teman kerja Hyunjin yang tidak dikenalinya sama sekali. Bahkan pidato dari Changbin sendiri, yang terasa begitu emosional sehingga tidak ada satu pun yang hadir disana tidak menangis, kecuali Felix.
Dan kemudian tiba giliran Felix. Seungmin meletakkan tangannya yang menenangkan di punggung bawahnya saat dia berdiri, dan mulai berjalan, langkah demi langkah ia menarik nafas dalam-dalam saat mencapai mimbar, merapikan kertasnya untuk ia baca.
Namun saat matanya membaca sekilas kata-kata itu, ia langsung merasa bahwa kata-kata yang tertulis tidaklah terlalu bagus. Kata-kata itu bahkan tidak menyentuh permukaan penjelasan tentang siapa Hwang Hyunjin. Jadi Felix memutuskan untuk tidak akan mengatakannya.
Sebaliknya, ia akan mencoba berbicara dari hatinya. Apa yang akan dirinya katakan kepada Hyunjin, jika dia ada disini untuk mendengarnya.
Mungkin kekasihnya itu bisa mendengarkan."Hai..."
Felix memulai."Um.. kalau diantara kita ada yang belum pernah bertemu, namaku Felix. Aku soulmate Hyunj..- maaf, maksudku soulmate Hwang Hyunjin."
Itu tidak perlu diucapkan dalam bentuk lampau, atau menyebutnya 'mantan'.
Felix baik dulu, sekarang, dan nanti, selamanya akan selalu menjadi soulmate seorang Hwang Hyunjin, sebuah gelar yang akan selalu ia banggakan."Aku rasa kita semua tahu betapa beruntungnya kita mengenal Hyunjin dalam hidup kita. Tidak ada orang lain yang seperti dia. Jika seseorang mengatakan dia adalah malaikat yang berpura-pura menjadi manusia, aku mungkin akan mempercayainya. Dia selalu mendukung orang lain, mendukung mereka, dan mencintai mereka melalui apapun. Aku selalu berharap bisa melihat dunia dengan cara yang sama sepertinya. Hyunjin mengajariku banyak hal tentang dunia. Tidak hanya hal-hal sains konyol yang sangat disukainya, tetapi dia juga mengajariku hal-hal lain. Berjuta pelajaran hidup, apa artinya menjadi baik, apa artinya menjadi kuat, dan bagaimana menjadi tangguh. Dia mengajariku untuk mencintai. Dia mengajariku bagaimana rasanya dicintai."
Otak felix rasanya bekerja dengan otomatis, kata-kata yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan akhirnya keluar begitu saja seperti sesuatu yang mengancam dan merobek hatinya jika tidak ia keluarkan.
Felix mendengar isakan Changbin dan Seungmin dari kursi mereka, ia berpikir apakah ia juga seharusnya menangis?
"Sejak aku berusia delapan tahun, aku selalu berpikir bahwa Hwang Hyunjin adalah orang yang tepat untukku. Aku benar-benar beruntung dalam hidup ini karena memiliki hak istimewa menjadi soulmate-nya, aku tidak perlu tanda untuk memberitahuku hal itu. Kami selalu melalui segalanya bersama. Kami berbagi setiap pengalaman. Tidak mungkin orang lain akan melakukannya. Bagiku, itu selalu Hyunjin."
Kata-kata Felix adalah gema dari kata-kata yang pernah diucapkan Hyunjin kepadanya saat dia berusia 18 tahun dulu, saat pertama kali Felix mendapatkan soulmate marks-nya. Akan tetapi Felix merasa kata-kata itu tidak terasa sama berharganya seperti saat Hyunjin yang mengucapkannya dulu.
Masih banyak lagi yang bisa Felix katakan. Ia bisa saja menceritakan beberapa kenangan mereka yang paling berharga, beberapa wawasan tentang percakapan mereka, semua cara yang selalu dilakukan Hyunjin untuk mewujudkan mimpi Felix, tetapi ada sesuatu yang menahannya. Momen-momen itu sakral, hanya dirasakan olehnya dan Hyunjin. Rasanya sangat aneh untuk mengubahnya sekarang apalagi untuk menceritakan pada orang lain.
"Aku mencintainya. Sangat."
Pada akhir katanya, hanya itu yang bisa Felix katakan.
*************************************
TBC
*************************************
KAMU SEDANG MEMBACA
In Another Life (HyunLix)
CasualeFelix berharap jika memang ada kehidupan berikutnya, ia ingin bertemu lagi dengan Hyunjin-nya. Jatuh cinta padanya lagi dan lagi. #1 hyunlix [18 Nov 2024]