In 11

112 14 0
                                    

Lee Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Lee Felix.
Seorang anak yang sangat pendiam dan pemalu, meski begitu ia tumbuh menjadi anak yang berprestasi dibidang akademik.

Kedekatanya dengan si teman masa kecil, Hwang Hyunjin dimulai dari saat ia memasuki sekolah barunya. Hyunjin satu kelas diatas Felix saat itu, namun dengan jarak rumah yang dekat, anak yang sedari kecil sudah tumbuh tinggi itu selalu mengajak Felix berangkat dan pulang bersama.

Bukan tanpa usaha Hyunjin mengajak Felix berteman hingga menjadi sedekat mereka selanjutnya. Hyunjin memiliki pribadi yang ramah dan sangat terbuka pada siapa saja. Sosial Butterfly, begitu orang-orang menyebutnya.

Hwang Hyunjin bisa mengenal banyak anak dari berbagai sekolah lain, mungkin karena dia sering mengikuti turnamen kejuaraan basket baik dalam maupun luar sekolah. Felix kadang terheran bagaimana temanya itu bisa mempunyai begitu banyak energi untuk tertawa, melucu dan yang lainya. Bagi Felix, bertemu dengan banyak orang saja sudah membuatnya merasa lelah.

Hyunjin hanya tinggal dengan Ayahnya, setau Felix kata orang-orang ibunda Hyunjin menderita suatu penyakit dan harus pergi diusia yang masih terbilang muda, bahkan wanita itu tidak diberi kesempatan menyaksikan tumbuh kembang putranya.

Bagi sebagian orang, Felix memang sangat pendiam dan pasif. Tapi bagi beberapa yang kenal dekat denganya, dia tidak se pendiam itu. Ada kalanya pemuda yang disebut mirip kucing kecil ini mengeluarkan emosi lain seperti orang pada umumnya.

Bagi Seungmin yang mengenalnya sejak kuliah, ini adalah kali pertamanya melihat Felix mengeluarkan emosi yang begitu besar. Meski sering bertemu dan berkumpul bersama, kali ini Felix terlihat berbeda.

"SIAL!!"
Umpat Felix dengan menngebrak meja sehingga menyebabkan kedua cangkir teh dimeja itu bergetar dan menumpahkan sedikit isinya.

Seungmin dan Felix sedang berada di sebuah kafe dekat perusahaan game milik Felix. Beberapa orang melirik kearah mereka, namun sepertinya Felix sedang tidak mempedulikan itu. Sedang bagi Seungmin sendiri itu adalah hal yang wajar menerima lirikan banyak orang. Menjadi soulmate Changbin membuatnya terbiasa jadi pusat perhatian orang ditempat umum.

"Bagaimana semua ini harus terjadi padaku.."
Felix kembali meninju meja untuk yang kedua kalinya.

Wajahnya tertunduk, Seungmin yakin ia sedang menangis meski rambut panjangnya menutupi sisi wajah Felix.

Seungmin tentu sudah tau tentang Hyunjin dan penyakitnya. Changbin adalah orang pertama yang memaksa Hyunjin untuk menjalani pemeriksaan. Meski pria kekar itu konyol tapi ia termasuk teman yang peka.

Changbin dan Hyunjin sering pamit keluar berdua, mereka bilang itu 'bro night' yang akan mereka habiskan dengan pergi ke kafe atau melakukan apa saja yang mereka inginkan sebagai saudara laki-laki.

Felix tidak pernah berpikir bahwa selama ini 'bro night' yang Hyunjin katakan adalah mengunjungi dokter untuk pemeriksaan penyakitnya. Changbin yang menemani Hyunjin selama ini, selama Felix belum mengetahui apapun.

"Aku.. turut prihatin."

Sebenarnya kalimat duka cita tidak seharusnya diucapkan pada orang yang masih hidup. Hanya saja Seungmin tidak tau bagaimana mengatakan sesuatu untuk menenangkan Felix.

"Selama ini.. Bagaimana Changbin mengatasinya?"
Tanya Felix masih dengan wajah tertunduk.

"Tidak baik. Dia terus mengkhawatirkan Hyunjin dan memintanya agar segera memberitahumu. Terdengar memaksa memang, tapi menurutnya semakin cepat semakin baik. Maksudku, kau lebih baik mengetahuinya lebih awal, kan?"

Seungmin benar-benar bingung bagaimana mengatakan pendapatnya, ia takut opininya melewati batas sopan.

Felix masih diam ketika Seungmin berbicara lagi.

"Ini keturunan, kan?"

Benar, Hyunjin mendapatkan penyakitnya dari sang ibu. Hanya saja Felix tidak pernah berpikir ini akan benar-benar terjadi.

"Bagaimana mungkin sebuah penyakit berada dalam tubuh kekasihku, Seungmin...."

Felix kembali terisak. Ia benar-benar tidak dapat membendung emosinya yang campur aduk kali ini.

"Fel. Bagaimana denganmu sendiri? Bagaimana kau mengatasinya?"

"Aku?? Menurutmu bagaimana aku mengatasinya? Rasanya begitu sakit melihat Hyunjin harus kesusahan bernafas tapi masih menahanya demi tidak membuatku khawatir..... Aku... Aku.."

Felix tidak dapat berbicara lagi. Seungmin paham, Changbin saja merasa begitu terpukul dengan penyakit Hyunjin, apalagi Felix, soulmate-nya.

Seungmin mengelus lengan Felix, berharap ini setidaknya bisa memberinya ketenangan sebentar. Meski ia tidak yakin.

Felix jadi jarang ke kantor jika memang tidak terlalu mendesak, ia menyerahkan tanggung jawab pada orang kepercayaanya, Lee Minho. Yang sudah bekerja bersama Felix sejak awal, sejak dipertemukan oleh Hyunjin dulu saat ia masih kuliah.

Lagi.. Jika bukan karena Hyunjin maka entah Felix sekarang memiliki mimpinya ini atau tidak.

Felix masih berusaha menata perasaanya tiap kali mengingat Hyunjin dan soulmate marks mereka. Masih selalu khawatir dan berpikir berlebihan, apalagi kini setelah mengetahui bahwa Hyunjin mengidap penyakit langka.

Dunianya runtuh.









*************************************
TBC
*************************************

In Another Life (HyunLix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang