Gelisah dan tak tenang kini benar-benar mengisi dan memenuhi hari-hari Giyuu. Sejak kejadian 'tenggelamnya' Sanemi, Giyuu selalu menyempatkan setiap malamnya untuk pergi ke danau dimana kejadian itu terjadi. Bahkan dia berharap bertemu dengan Kokushibou, karena Giyuu berpikir dengan bertemu Kokushibou, siapa tau iblis itu bisa membuka portal dengan teknik pernapasan bulannya dan membawa Sanemi kembali kepadanya.
Namun berkali-kali Giyuu ke tempat itu, dan hasilnya selalu nihil. Nyaris frustasi, setelah kehilangan kakak perempuannya, lalu Sabito dan Makomo, kini Giyuu harus kehilangan Sanemi? Kewarasan Giyuu saat ini nyaris tidak ada, namun dia harus tetap bertahan karena dalam lubuk hati kecilnya, dia merasa Sanemi akan kembali padanya bagaimanapun caranya.
Pagi ini Giyuu terdiam di depan Oyakata-sama, kepala keluarga Ubuyashiki itu memang sengaja memanggil Giyuu hari ini. Karena dia merasa semakin hari Giyuu semakin terlihat tertekan. Semakin irit bicara dan menyendiri, agak mengarah ke depresi. Oyakata-sama beserta istrinya itu dibuat sangat khawatir akan keadaan Giyuu.
"Giyuu." Panggil Oyakata-sama dengan halus seperti biasanya.
"Kita usahakan untuk mencari, Sanemi. Tetaplah berusaha dan percaya bahwa Sanemi masih hidup dan baik-baik saja. Kejadian ini memang yang pertama kalinya dalam Korps Pemburu Iblis, namun percayalah, Sanemi pasti masih hidup. Anakku Sanemi adalah Hashira yang sangat tangguh. Dia tidak akan meninggalkanmu begitu mudahnya." Lanjut Oyakata. Dan Giyuu hanya mengangguk dengan berat hati. Sejujurnya dia sudah sangat putus asa dan jika bisa dia ingin menangis saat ini.Oyakata memaklumi respon Giyuu yang hanya seperti itu. Oyakata tau, Giyuu bukan sedang menyepelakannya, beliau tau jika jauh di dalam hati Giyuu, pria itu sedang menahan kesedihannya. Sanemi dan Giyuu bisa saja menyembunyikan hubungan dan perasaan cinta mereka berdua dari semua orang, akan tetapi tidak dengan disembunyikan dari Oyakata-sama. Beliau ini, tau semuanya.
"Aku tidak melarangmu jika ingin menumpahkan kesedihanmu disini, Giyuu."
Sejak tadi Giyuu mati-matian menahan sedihnya, namun pada akhirnya nyaris runtuh karena kalimat Oyakata barusan. Seperti menarik beban berat dalam hatinya, yang akhirnya membuat Giyuu tertunduk dalam diiringi air matanya yang mulai menetes satu demi satu.Tes. Tes
Air mata itu beberapa kali lolos dari pertahanan. Menangis dalam diam jauh lebih menyesakkan dada bukan? Jauh lebih pilu ya? Meski pandangan Oyakata saat ini memang sudah mulai mengabur, namun itu bukanlah halangan untuknya melihat keadaan anak-anak kesayangannya itu.
Lalu dengan dibantu Amane, Oyakata berdiri dan berjalan mendekati Giyuu. Kemudian beliau duduk tepat di hadapan Giyuu. Sosok pria yang sangat lembut itu kemudian menepuk salah satu pundak Giyuu. Betapa kasihannya.
"Sanemi pergi dengan membawa semua perasaanmu. Ikatan kalian kuat, jadi percayalah, dia akan kembali padamu, bagaimanapun cara dan keadaannya nanti."
Giyuu syok bukan main, dalam tertunduknya dia terkejut karena perkataan Oyakata seolah sudah mengetahui hubungannya dengan Sanemi sejak lama. Namun detik berikutnya syok Giyuu hilang seketika karena dia ingat betapa hebat dan pekanya seorang Kagaya Ubuyashiki ini. Yang pada akhirnya, Giyuu menyerah dan malah semakin lepas melepaskan kesedihannya di hadapan Oyakata. Karena saat ini hanya beliaulah yang bisa mengerti keadaannya.Dalam sela-sela tangis diamnya, Giyuu merasakan kepalanya sedang disandarkan pada sebuah bahu. Bahu yang tak selebar bahu milik Sanemi. Tak usah ditanya bahu siapa yang sedang dijadikan sandaran itu, tentu saja bahu Oyakata. Tanpa merasa ragu sedikitpun, Oyakata membiarkan Giyuu bersandar di bahunya. Hatinya yang sangat lembut dan murni itu paham betul bagaimana rasanya jika mendadak ditinggalkan oleh orang yang begitu dicintai dalam hidup. Sangat menyesakkan tentunya.
...
Tidak ada perbedaan antara siang dan malam antara dunia paralel dan dunia yang lain. Mereka semua beriringan. Sejalan dan sama. Hanya saja berada di dimensi yang berbeda-beda.
Seperti saat ini, nampaknya kesehatan Sanemi mulai membaik dan mungkin bisa segera pulih. Hari ini jadwal Sanemi adalah terapi untuk berjalan, karena saat di temukan, keadaan Sanemi benar-benar parah babak belur. Beberapa syarafnya juga ada sedikit gangguan, jadi Sanemi membutuhkan perawatan ekstra dan beberapa terapi ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWORDSMAN
FanfictionSaat bertarung dalam hidup dan mati, sesuatu hal terjadi dan membuat sebuah ikatan perasaan itu terpisahkan. Menjatuhkan dan menjauhkan hubungan yang semulanya dekat. Akan kah Tomioka Giyuu bisa kembali meraih kasihnya?