19

2.2K 114 12
                                    





Follow, vote sama komennya jangan lupa yew 😉





Hari pertama Dewinta di kota Onde - onde Mojokerto, di daerah pedesaan dengan udara yang masih asri dan dingin ini Dewinta akan menghabiskan waktu kuliah kerja nyatanya juga waktu terakhir masa singlenya selama satu bulan

"Sudah Mas aku bisa di tinggal, Mas pulang aja udah sore" Dewi mengusir Aldo yang mengantarkannya ke lokasi KKN

"Ingat kita udah tunangan" Aldo tak mengingatkan, ia mengancam dengan tatapan tajamnya pada si calon istri pasalnya ia melihat cukup banyak laki laki se usia Dewinta yang cukup tampan juga berada di lokasi desa yang sama membuatnya sedikit was was

"Oke" jawab Dewinta cepat

"Minggu depan sidang pengajuan" Aldo menekankan intonasi di setiap kata yang ia ucapkan

"Oke" jawab Dewinta lagi

"Bulan depan nikah" yang paling Aldo takutkan adalah saat kepala kecil Dewinta memikirkan banyak hal yang bisa saja membuat keputusan sepihak walau Aldo berharap itu hanya ketakutannya saja namun ia tak bisa menyembunyikannya

"Oke" Dewinta mulai merespon dengan ala kadarnya

"Jangan bikin drama cinlok KKN" peringatan terakhir yang Aldo berikan

"Oke" gadis cantik itu mulai jengah

"Aku bakal sering sering kesini jemput kamu buat ngurusin pengajuan, lusa aku kesini.. hapenya harus selalu bisa di hubungi ya Non" Dewinta mencium tangan kanan Aldo untuk berpamitan agar pria yang ada di hadapannya ini segera pergi dan Dewinta akan melanjutkan kegiatan yang lain.. ia sudah tak sabar

"Oke" Aldo mencium puncak kepala Dewinta lama karna memang sengaja, Aldo ingin mereka semua melihat tanda kepemilikan yang baru saja Aldo tempelkan di kening gadis cantik itu

"Ga bisa ngomong lain selain oke? " Aldo yang tadinya nampak mengancam kini terlihat gemas

"Nanti aku sering sering kasih kabar kalau luang ya.. Mas kalau kangen jangan tantrum tantrum ga jelas nanti aku makin capek trus kita ribut jadi kalau aku ga langsung kasih kabar ya mohon pengertiannya bapak Alfredo" Aldo menggigit pipi bagian dalamnya ia sudah terlalu gemas andai mereka tak berada di kerumunan maka ia akan menciumi pipi gadis itu gemas

"Oke" Aldo mengcopy apa yang sedari tadi Dewi lakukan

"Mas Aldo juga kalau ada apa apa langsung kabari ya" Aldo mengangguk sebelum masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Dewinta di sana selama 3 hari awal sebelum Aldo akan menjemputnya untuk mengurus berkas berkas pengajuan

Hari hari awal mereka lalui dengan baik, komunikasi lancar dan tak ada kendala yang berarti hingga hari yang di janjikan Aldo tiba, hari ini mereka akan mengurus kelengkapan berkas dan persiapan pengajuan pernikahan mereka

Dari kejauhan Dewi melihat mobil sang calon suami terparkir, ia segera mendekat dan cukup terkejut saat mendapati bukan Aldo yang berada di balik kemudi melainkan Rezky yang masih menggunakan seragam PDH coklatnya

"Ijin, Komandan hari ini berhalangan jemput, jadi saya yang di minta jemput Mbak Dewi" Pria itu nampak gugup hingga sedikit tergagap

Segera Dewi memeriksa telepon genggamnya memeriksa pesan pesan Aldo yang belum sempat ia baca tadi





My Ride or Die 😘




Non, di jemput Rezky gapapa ya.. tapi kamu jangan aneh aneh 😠 jangan wisata masa lalu
09.12

Aku baru jatuh, mau beresin ini dulu
09.15


Ini kalau aku hilang ingatan gimana? Otak aku di dengkul kan 😢09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini kalau aku hilang ingatan gimana? Otak aku di dengkul kan 😢
09.17

🥺 Mas dimana? Ada luka lain lagi ga?
Aku baru banget buka chat nya jadi kaget tiba tiba Rezky disini
10.22

Aku gapapa, aku tunggu di kantor ya Non
10.23

Ada luka lain ga?
10.23

Luka kecil doang
10.24

Dimana?
10.26

Di kepala lecet dikit
10.26

KITA KETEMU DI RUMAH SAKIT 😭 GA MAU TAU
10.26



"Ayo jalan" Hanya dua kata yang Dewinta ucapkan untuk merespon kalimat panjang lebar Rezky

Sepanjang perjalanan tak ada satupun dari mereka berdua yang membuka suara memecah keheningan, bosan dengan hanya memandangi jalanan Dewinta memutuskan untuk memejamkan mata sejenak

"Kita jadi gini ya ternyata" Suara Rezky sendu, laki laki itu sesekali menatap potret Alfredo dan Dewinta yang di jadikan pajangan di atas dashboard

"Wi.. Saya mungkin ga bisa ngomong kalau kamu bangun.. Tolong jangan ngertiin saya, bajingan ini gila Wi.. Saya selalu ngerasa ga ada apa apanya di banding kamu.. Kamu nanti sarjana sedangkan saya tamatan SMA harusnya saya malu.. Harusnya saya berusaha lebih keras memantaskan diri tapi saya mengacaukan semuanya.. Dewinta, saya ga bisa cari pembenaran apapun atas perbuatan saya" Dada Dewinta bergemuruh ia tak tidur gadis itu mendengar semua yang Rezky katakan

"Saya sering mikir gimana caranya saya bisa bikin kamu nurut.. Kamu sangat cerdas, sangat percaya diri dan itu selalu berhasil memukau saya.. Semakin hari kepercayaan diri kamu semakin berkembang dan sangat indah.. Lalu hal gila mulai terjadi di antara kita.. Kamu ingat? 'Laki laki kayak Rezky akan terus di kelilingi banyak perempuan jadi aku ga peduli' itu yang kamu bilang ke Tasya kan? Saya dengar.. Ditengah tingginya percaya diri kamu dan keminderan daya kalimat seperti itu terdengar sangat menyakitkan Dewinta.. Saya lakuin semua yang saya bisa buat kamu tapi kamu selalu punya rencana untuk pisah? Apa itu masuk akal? " Tangan Dewinta terkepal erat

"Kamu nuduh saya selingkuh padahal saya ga selingkuh.. Dan justru karna tuduhan itu saya jadi makin terpacu saya masih ingat betul pertama kali saya ketauan selingkuh di belakang kamu.. Kamu bahkan sama sekali ga nangis, kamu ga marah, kamu tetap tenang.. Itu melukai saya Dewinta, saya merasa lagi lagi saya kalah dari harga diri kamu saya kalah dari rasa percaya diri kamu jadi saya ulangi itu terus menerus menjadi sebuah kebiasaan sambil terus bertanya tanya dari sisi mana saya harus lukai harga dirimu? Supaya saya tau bahwa saya masih membawa dampak dalam kehidupan kamu? Supaya saya tau kalau saya penting buat kamu Dewinta" Rezky menangis.. Dewi goyah.. Kenapa pria ini tak pernah berkata apa apa sebelumnya

"Dari tiga tahun kita pacaran yang saya ingat cuma hubungan kita yang saling menyakiti... Doa kan saya supaya bisa ikhlaskan kamu sama Bang Aldo ya Wi, saya mau kamu.. Tapi akan lebih baik kalau bukan kamu" Tepat saat ucapan Rezky selesai mereka telah sampai di pelataran kantor polisi tempat Aldo bertugas

Dewinta berlari masuk mencari Aldo sambil berderai air mata yang sedari tadi ia tahan

"Ayo kita berhenti Mas..  Dewi yang salah.. Dewi yang nyakiti Rezky bukan sebaliknya" Ucap Dewi bersusah payah di sela isak tangisnya dalam pelukan Alfredo










Bersambung...











Binar DewintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang