27

2.1K 133 5
                                    






"Dari mana aja? Kenapa ga ada di kantor? Kenapa Mas tiba tiba ga bisa di hubungi? " Cecar Dewinta melihat sang suami baru saja datang melepas sepatunya di depan pintu bahkan saat pria 28 tahun itu belum sempat mengucapkan salam

"Ya dari kantor lah" Jawab Aldo enteng, ia berlalu begitu saja dari hadapan Dewinta

"Bohong.. Aku tadi telfon Rezky tapi Mas ga ada di kantor dari pagi, padahal kampus aku sama kantornya Mas itu ga jauh ga mungkin butuh waktu lebih dari tiga jam" Dewi tak bisa menahan rasa penasarannya hingga tanpa sadar ia membuat Aldo risih

"Kamu telfon Rezky? " Mata elang itu memicing meminta penjelasan

"Iya karna Mas ga bisa di hubungi" Jawab Dewi usah menelan ludah susah payah

"Kalau suami kamu ga bisa di hubungi kamu jadi bebas hubungi laki laki lain gitu? " Kini giliran Dewi yang tak tau kemana arah jalan pikiran suaminya ini

"Kok kamu jadi ngalihin pembicaraan sih Mas? Aku cuma tanya kamu dari mana.. Kalo ada apa apa gimana? " Aldo mendekat dengan senyum miringnya membuat Dewi sedikit takut

"Jadi gimana rasanya? Bisa telfonan sama mantan? " Aldo segera berbalik menuju kamar untuk membersihkan diri usai melihat wajah pias Dewinta

Semuanya bohong.. Semuanya siasat Aldo untuk mengerjai istrinya yang tengah berulang tahun hari ini, pagi tadi ia pergi membeli kue dan perhiasan yang sudah lama ia incar untuk Dewinta

Saat sang istri menelfon Rezky pun Aldo ada di sana tepat di hadapan Rezky. Bahkan Aldo yang memandu Rezky untuk mengatakan apa pada Dewinta

Aldo mempercepat ritual mandinya, wajah penuh keterkejutan sang istri tadi menghantui pikirannya. Ia keluar kamar dengan menyambar asal kaos yang telah di siapkan istrinya di atas tempat tidur seperti biasa. Ia melihat sang istri duduk di meja makan dengan cepat Aldo menyambar kunci mobilnya, melewati Dewinta begitu saja berniat mengambil kue dan hadiah hadiah yang akan ia berikan pada istri tercinta sambil membayangkan wajah terkejut wanita yang berhasil memiliki hatinya itu

"Mas mau kemana? " Suara serak Dewinta seolah membekukan langkah Aldo. Apa wanitanya menangis? Apa ia terlalu kasar? Ia keterlaluan? Aldo tidak bisa melanjutkan ini lagi.. Tanpa menjawab Aldo berjalan cepat ke arah mobil, ia mengeluarkan strawberry cake dari boxnya dan dengan hati hati menancapkan sebuah lilin juga menyalakan lilin kecil itu namun baru beberapa langkah Aldo terkejut dengan bunyi sebuah benda terjatuh diikuti bunyi kursi dengan suara cukup keras. Dewinta pingsan..

Peduli setan dengan kue cantik yang ada di tangannya. Kini wajah Aldo sudah pucat melihat Dewi jatuh pingsan dari kursi yang cukup tinggi kini pikirannya di penuhi dengan Dewi dan calon buah hati mereka dengan cepat Aldo membawa sang istri ke rumah sakit terdekat

Aldo merapalkan semua doa yang ia bisa dari luar ruang periksa dokter dimana istrinya sedang di tangai. Telapak tangannya terasa dingin dan gemetar. Jika sesuatu terjadi pada Dewi dan buah hati mereka maka Aldo adalah pihak yang paling berdosa

Dokter mengatakan bahwa kandungan Dewinta baik baik saja, ibu hamil itu hanya shock dan dehidrasi akibat kurang makan sehingga dokter memperingatkan Aldo untuk lebih memperhatikan kondisi ibu hamil itu. Lalu kini pikiran Aldo berpindah bagaimana cara menjelaskannya pada Dewinta?

Selama ini Aldo cukup sering bersifat jahil pada orang orang sekitar dengan membuat sedikit jebakan jebakan maupun acara surpise ulang tahun seperti yang ia lakukan pada sang istri kali ini namun pingsannya Dewi benar benar di luar prediksinya dan hampir saja Aldo mencelakai keduanya

Ia melihat Dewinta menangis dengan selang infus terpasang di tangan kanannya. Aldo mendekat menyentuh tangan hangat istrinya dan mengucapkan maaf puluhan kali

Dewi memandang ke arah lain, hatinya masih kesal dengan kalimat tajam sang suami seolah memojokkannya dan kebohongan kebohongan yang pria itu buat hingga Dewinta tak bisa menahan segala kemungkinan buruk di dalam benaknya, apa Aldo bosan padanya? Apakah ada wanita lain di luaran sana? Apakah Dewinta terlalu biasa saja dan kekanakan? Semua pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Hingga ia merasakan sebuah benda melingkari jari manis tangan kirinya

"Selamat ulang tahun Sayang.. Aku tadi niatnya cuma kerjain kamu aja, malah jadinya kayak gini.. Maaf" Bukan mereda tangis Dewi kian bertambah deras

Walau ia marah dan kesal luar biasa Dewi bersyukur Alfredo mengatakan bahwa semua itu hanya lelucon jika tidak maka ia tak tau apa yang akan terjadi pada dirinya nanti, walau rasanya ingin memukuli suaminya namun tetap terbesit sedikit lega di hati Dewinta

"Aku telfon Rezky buat nyari kamu" Cicit Dewi di sela isak tangisnya membuat Aldo benar benar merasa dirinya adalah orang paling tolol di dunia

"Aku tau.. Maaf, pagi tadi aku keliling Surabaya cari toko kue yang jual kue cantik buat istri aku yang paling cantik.. Kue strawberry kesukaan kamu tapi sekarang kuenya udah jatuh, aku mau kerjain kamu sedikit tapi tolol banget ga mikir kalo bisa dampaknya sampe begini.. Aku lupa kalau Ibu hamil ga boleh stress, Maaf Sayang" Aldo menjelaskan dengan hati hati walau Dewi masih terus saja menangis dalam dekapannya, akibat kebodohannya Alfredo hampir saja merusak segalanya

"Aku takut kamu marah" Cicit Dewinta lagi

"Aku telfon Rezky pakai handphone Tasya, aku ga pernah hubungan sama dia lagi" Hati Aldo bagai tersayat mendengar sang istri meracau di sela tangisnya. Ini ulang tahun ke 21 Dewinta dan dara cantik itu justru menangis ketakutan dalam dekapannya yang harusnya ia sedang menangis bahagia. Aldo merutuki dirinya ribuan kali

"Aku percaya.. Maaf sayang" Tangan kanan Aldo masih setia mengelus punggung Dewinta berharap bisa menenangkan sang istri

"Aku beliin kamu banyak hadiah di mobil, ayo istirahat ... Biar kita cepet pulang trus buka kado kadonya hmm? " Bujuk Aldo

"Aku ga mau kado" Dewi menghapus sisa air mata dengan telapak tangannya

"Apa yang kamu mau? Aku kabulkan asal cepat sehat" Tangan laki laki itu membenarkan rambut istrinya yang terlihat sedikit berantakan, Dewi hanya menggeleng lemah sebelum perkataan selanjutnya membuat Aldo kehabisan kata katanya

"Ceritain ke aku siapa perempuan di foto yang ada di meja kerja kamu? Kenapa bukan foto aku? " Sepulang dari kampus tadi Dewinta pergi ke kantor Aldo dan memastikan sendiri bahwa suaminya tak ada di sana namun matanya masih tetap tertuju pada foto wanita cantik di meja kerja Aldo, tak ingin kalah ia mencari foto disinya atau minimal foto pernikahan mereka di sana namun nihil tak ada satupun jejak Dewinta di atas meja kerja besar tersebut









Bersambung...











Binar DewintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang