34

1.8K 120 24
                                    

Jangan lupa vote sama komen yang banyak yaaaa... Kalo rame nanti double up 😚

Rudi menyelesaikan semua proses administrasi kepindahan Dewinta dengan cepat ia hanya merasa akan ada hal besar andai ia tak menyelesaikannya dengan segera

"Sudah aku putuskan kamu cuti Non, setelah melahirkan baru lanjut lagi kuliahnya" Aldo meletakkan kedua tangannya di perut bulat Dewinta yang tengah membantunya mengancingkan kemeja kerjanya

"Kemarin katanya ga boleh masa baru banget pindah kampus langsung cuti Mas aneh banget" Dewinta hanya merasa ada yang aneh dengan keputusan suaminya yang berubah ubah

"Aku ga mau kamu terlalu banyak aktifitas di luar rumah, Dedek juga ga nyaman nanti..  Pokoknya kamu sama Dedek nomor satu sisanya di pikirin nanti nanti" Dewinta hanya mengangguk tanpa membantah

"Berarti aku cuti 1 semester? " Tanya Dewinta lagi melihat suaminya telah siap dengan setelan kerjanya

"Iya.. Oh iya nanti sore kita makan di luar ya, aku mau ajak kamu jalan jalan biar ga suntuk" Begitu keluar dari rumah sakit beberapa waktu lalu Alfredo menjadi sangat memperhatikan Dewinta ia tak ingin ada satu hal pun yang terlewat dari pengawasannya

Begitu di rasa kondisi Dewi mulai membaik, Aldo meminta restu kedua mertuanya untuk membawa Dewinta pindah ke Jakarta seperti yang istrinya minta

Hingga beberapa hari di Jakarta ini Dewi belum pernah menginjakkan kakinya keluar rumah sedikitpun lantaran larangan dokter yang memintanya untuk lebih banyak beristirahat usai perjalanan jauh

Memasuki usia kandungan yang segera menginjak bulan ke enam kini Dewinta memasuki babak bawaan bayi yang baru yakni sangat menyukai aroma tubuh suaminya

Beberapa hari terakhir bahkan Dewinta tak bisa tidur nyenyak tanpa menghirup aroma favoritnya yang baru itu lantaran sang suami terus saja patroli malam mencegah tawuran di wilayahnya

*****

Sesampainya di kantor Aldo di sibukkan dengan banyaknya berkas berkas yang belum sempat ia selesaikan kemarin, ia membaca satu persatu laporan itu dengan teliti hingga sebuah ketukan dari balik pintu menghentikan kegiatannya

"Permisi" Aldo mempersilahkan wanita itu masuk tak lupa menelpon staffnya untuk menyiapkan minum

"Aku pikir kamu belum balik dari Surabaya" Florencia Kara memasuki ruangan Kapolres seolah ruangan pribadinya sendiri

"Ruangan saya ga bisa kamu akses seenak kamu begitu" Aldo berusaha memberi peringatan tegas namun wanita cantik itu justru tertawa seolah yang di lontarkan Aldo barusan adalan sebuah candaan

"Sorry sorry... Aku ga tau soalnya di depan ga ada orang" Wanita itu masih saja tersenyum

"Ga usah bohongin saya.. Kamu ke gedung ini aja ga akan bisa seenaknya ga mungkin ga ada penjagaan" Flo mengangguk memang penjagaan cukup ketat namun saat menyebut nama Alfredo para petugas langsung memberi akses begitu saja

Seorang staff masuk untuk mengantarkan dua cangkir kecil teh hangat yang Aldo minta namun sejurus kemudian Aldo melarang staff tersebut meninggalkan ruangan, ia tak ingin terjebak di situasi menyulitkan lagi bersama Florencia bagaimanapun wanita di hadapannya ini harus di hindari jika ingin rumah tangganya selamat

"Aku mau ngomong berdua aja sama kamu" Rengek Flo tak di gubris Aldo

"Saya sibuk, kalau mau buat pengaduan bisa ke bawah" Aldo membuat batasan yang jelas antara dirinya dan Florencia

Lagi lagi Aldo membenci dirinya saat melihat lebam merah di lengan kanan Flo yang tak tertutup baju lengan pendeknya

"Bekas luka itu.. Pastikan di visum dulu buat memperkuat laporan" Florencia menatap Aldo terkejut, beberapa waktu lalu Aldo sangat memperhatikannya dengan wajah panik yang begitu ketara saat ia di larikan ke rumah sakit namun kini yang duduk di hadapannya seolah pria yang berbeda

Binar DewintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang