25

1.4K 240 41
                                    


zee kini sedang menunggu papahnya duduk diruang tengah, sedangkan tyoo pergi ke ruangan kerja gracio untuk memberitahukan kalau anaknya sudah menunggu..

sembari duduk ia memperhatikan tiap2 sudut ruangan di rumahnya, dan terlihat masih sama seperti terakhir kali dirinya pergi dari rumah

tak lama gracio datang,

"pahh.. papah sehat?" zee membuka obrolan

"papah sehat, kamu gmna zia??"

"zia juga sehat pah, aku juga kmaren udah cek kondisi kaki ke dr. wanda"

"papah tau" gracio mengangguk

"mm.. ada apa ya pah sampe panggil zia kerumah?? ada hal penting yang mau papah omongin?"

"bukan papah, tpi kamu zia.."

"maksudnya pah??"

"ada yang mau kmu omongin ke papah??"

"pah zia ga ngerti..."

"soal marsha, papah dapet laporan klo kmu sering bertemu dengan marsha"

deg.

sesuai dugaan zee klo pertemuan ini pasti menyangkut dengan marsha, entah knpa dirinya saat ini sangat takut dengan papah nya sendiri, ia takut papahnya akan berbuat sesuatu dengan marsha,

zee menarik napas sbelum ia menjelaskan sesuatu kepada gracio,

"pah zia tau zia salah, tpi zia mohon pah, tolong biarin zia ketemu marsha.. tolong biarin marsha buat tetep deket sama zia"
"zia janji pah, gaakan lalai sama tanggung jawab zia di cafe, zia gaakan manfaatin uang marsha untuk keperluan zia, kalo perlu nanti aku bakal laporan ke papah setiap hari soal semua rincian pengeluaran sampe ke detail2 nya pah makan laundry dan yang lainnya, zia mohon pah.."
"zia sayang banget sama marsha pah tolong jangan jauhin marsha dari zia, cuman marsha yang zia butuhin saat ini pah.. bahkan kalo papah mau tambah hukuman zia untuk kerja lebih lama di cafe zia sanggup pah, tpi tolong biarin marsha buat tetep ada di sisi zia.."

gracio yang sedang menatap zia itu pun bisa melihat ketelusan cinta anaknya kepada marsha, zia persis seperti dirinya.

"halah" - author

"zia.."

"pah zia mohon pah.. " zee memohon sekali lagi, ia tau papahnya tidak akan semudah itu untuk menerima ucapan dirinyaa,

gracio menarik nafas,

"setelah bulan ini selesai hukuman kmu papah cabut, jadi kmu gaperlu kerja di cafe itu lagi dan silahkan kmu pulang kerumah/ ke apart kmu"

"hah???? ini bokap gua serius ngomong gitu???" batin zee

"p..pahh  serius??"

"kmu mau papah bercanda??"

"eng..engga pah bukan gitu mksud zia, knpa tiba2?? zia bahkan baru 1 bulan kerja di cafe itu"

"gaada alasannya, papah rasa kmu sudah cukup untuk kerja di cafe, temen papah juga bilang kalau kerja kmu bagus, nanti seletah kmu terima gaji kmu pulang kerumah kita bahas soal kerjaan kmu kedepannya, karna gamungkin kamu balik ke perusahaan papah itu, perusahaan itu sudah papah percayai penuh ke freya, atau nanti kmu bisa mutusin sendiri mau kerja apa, urus cafe kmu mungkin.. kasian itu freya masa semuanya harus dia yang urus"

"i..ii..iyaaa pahh, tapi soal cafe zia itu freya juga ada bawahan yang handle.."

"nah kedepannya gaperlu lagi ngandelin freya, dia harus lepas tangan dari cafe kmu itu, walaupun cuman sekedar terima laporan papah gamau, biar dia fokus sama perusahaan papah aja, atau kmu cari asisten baru lagi sana klo kmu juga gamau ribet soal cafe" gracio memotong

Shall we?? (S2) (Zeesha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang