malam yang di tunggu nich yachh UmAcHhh
Malam ini jantung nevan rasanya mau merosot, ia sudah berdiri di depan apart menunggu jaegar yang akan menjemputnya, ia menggerak-gerakkan kakinya agar menghilangkan rasa gelisah nya "ah anjinglah malah makin gugup" gumam nevan
Tak lama kemudian mobil jaegar sampai di depan nya, jaegar membuka kaca mobil "masuk" ucap jaegar, nevan membuka pintu belakang namun terkunci "permisi pak, di kunci" ucap nevan
Jaegar membuka pintu depan "masuk" nevan dengan raut wajah bingung di tambah takut pun masuk dengan perlahan "permisi pak" ucap nevan duduk di depan
Nevan di buat makin bingung karena mobil nya tak kunjung jalan, ia langsung tersentak kaget "eh, sorry pak" ia mencoba menahan jaegar yang mendekati nya, jaegar langsung menarik seatbelt "di pasang" ucap singkat jaegar
Nevan mengangguk "makasii pak" ia kali ini beneran gatau harus apa, ia hanya diam menatap jalan ke depan bahkan ia juga gatau mau di bawa kemana hubungan kita....
••
Nevan agak kaget karena ia di bawa ke showroom mobil, bahkan ia sampai tak turun dari mobil karena bingung dan kaget "ayo turun" ajak jaegar membukakan pintu untuk nevan "hah? baik pak"
Ia keluar dari mobil dan berjalan mengikuti jaegar yang menghampiri seseorang "hey bro" sapa seorang lelaki pada jaegar "halo bro" jawab jaegar
"ada apa nih, mau modelan yang gimana lagi nih bos"
Jaegar berdiam menatap nevan sebentar "gua butuh 3 mobil urutan dari yang paling mahal, kalo ga ada barang nya ya fotonya juga bisa" pinta jaegar, nevan hanya diam mendengarkan karena ia tak tau sedang apa
"oke aman bos, barang nya lagi ga ada cuman 1 nih bos"
"yaudah 2 nya foto" jaegar
Jaegar membawa nevan untuk duduk terlebih dahulu di sofa yang sudah di sediakan untuk tamu khusus, jaegar sudah sering membeli mobil di tempat tersebut namun kali ini ia membawa nevan, pemilik showroom tersebut datang membawa foto yang jaegar mau
"untuk barang yang satunya tuh di sana, kalo mau liat langsung aja bos kesana"
Jaegar melihat foto mobil yang di berikan, ia melirik ke arah nevan "sesuai omongan dan janji, terima semua resiko kan?" ucap jaegar pada nevan yang membuat nevan langsung gugup setengah mampus saat mendengar perkataan jaegar padahal belum selesai
"pilih di antara 3 mobil ini yang mana yang paling mahal, kalo betul jawabnya. masalah cincin selesai tanpa di ganti, tapi kalo salah terima konsekuensi selanjutnya, setuju?" jaegar menaikkan sebelah alisnya pada nevan
"woii asuuu, badjingan, bangsad lahh cokkk, guaa mana tauuu yang mana yang mahal ppk, bisa aja dari look nya mahal tapi harga nya ga, argh matii gua" nevan menggerutu di dalam hati sambil menatap foto yang di berikan jaegar padanya
"pilih salah satu atau mau di uruttin dari yang paling mahal bebas aja" jaegar menyandarkan badannya di sofa "oh ya 5 menit ya" saat jaegar berucap batas waktu nevan makin gugup
Nevan dengan raut wajah yang sudah tidak terkontrol terus menatap foto tersebut bergantian dengan satu mobil yang terparkir di showroom tersebut, dalam hatinya terus menggerutu kasar "kalo waktu habis dan belum di jawab, 2 kali lipat ganti rugi cincin nya" ucap jaegar dengan santai sambil melihat mobil di sekitarnya
Dengan hati yang kuat nevan menarik nafasnya "yang ini pak yang paling mahal" ucap nevan, sebenarnya ia mau membuka hp namun ada jaegar di sampingnya ntar yang ada makin di tambah ganti ruginya
Jaegar melirik nevan sekali lagi "yakin ini? ga ada pengulangan kalo udah yakin"
Nevan mengangguk "yakin pak" dalam hatinya memohon kali ini jawabannya betul biar ia ga mati mampus begini di hadapkan dengan jaegar
Jaegar memanggil pemilik showroom untuk memberitahu harga dari ketiga mobil tersebut, Nevan memilih mobil sebut aja mobil B, "tolong harga dari ketiga mobil ini bro" ucap jaegar
"yang A (18,57M), B (20,4M), ...."
Saat yang B di sebutkan jantung nevan makin deg deg an karena masih ada yang C belum di sebut, rasanya ia mau mati aja di detik ini, tangannya tremor tak terkendali "untuk yang C (22,7M) itu bos"
Nevan langsung menundukkan kepalanya sambil memegang erat tangannya sendiri sehabis mendengar semua harga tersebut dan ia salah menjawab yang mana yang paling mahal, kali ini ia samgat lemas bahkan rasanya ingin teriak dan menangis yang nyaring "bundaa, talonginn" ucap nevan dalam hatinya
Jaegar yang melihat nevan menunduk sambil menggenggam erat tanggannya sendiri pun tak jadi tersenyum, jaegar menyentuh bahu nevan "nevan?" panggil jaegar namun nevan tak menjawab, hingga jaegar melihat ada tetesan air yang jatuh di tangan nevan sendiri
"nangis kah ni anak? anjir mampus gua" batin jaegar, ia dengan pelan menarik badan nevan untuk bersandar di sofa, badan nevan tersandar dan ya dengan jelas nevan menangis tanpa suara, air mata mengalir di pipinya sambil memejamkan matanya, dengan kedua tangan yang masih tergenggam kuat
"saya antar balik" ucap jaegar namun masih tak dapat jawaban dari nevan, "saya minta maaf kalo lancang" ucap jaegar dan langsung menggendong nevan masuk ke dalam mobil, nevan sudah tak menghiraukan apa yang jaegar lakukan kali ini ia tak bisa berpikir hanya ada rasa takut, gelisah karena harus mengganti rugi
Di dalam mobil jaegar masuk, ia memasangkan seatbelt dan mencoba melepaskan kedua tangan nevan yang menggenggam erat tersebut, nevan masih menutup matanya dengan air mata yang masih mengalir, jaegar tak berbicara apapun sepanjang jalan
•••
Ketika sampai di apart nevan, jaegar mengalihkan pandangannya ke arah nevan "nev... tidur ya?" ucap pelan jaegar, ia mendekatkan wajahnya ke hadapan nevan terlihat air mata yang sudah tak keluar dan suara nafas yang tenang "kecapean nangis" ucap jaegar sedikit terkekeh, ia melepas jaket dan menyelimuti nevan dengan jaketnya dan setelahnya ia keluar mobil untuk merokok
Sekitar 20 menit nevan membuka matanya, ia melihat jaket di tubuhnya dan masih di dalam mobil "lah? pak jaegar?" nevan melihat sekitarnya dan menemukan jaegar yang sedang berdiri sandar di luar mobil, nevan keluar mobil "pak jaegar" panggil nevan
Jaegar membalikkan badannya, ia berjalan menuju nevan "udah bangun, masuk ke apart" ucap jaegar
Nevan mengangguk "terima kasih pak, jaketnya ijin saya bawa dulu untuk di cuci pak takutnya kotor kena air mata saya, mohon maaf tadi saya merepotkan pak, untuk konsekuensinya saya terima pak" ucap nevan mencoba kembali kuat walaupun masih ingin menangis
Dengan santai jaegar memberikan sebuah amplop cokelat kepada nevan "istirahat, buat kamu" ucap jaegar langsung meninggalkan nevan, nevan langsung masuk ke dalam apart untuk melanjutkan tangisannya
(kali ini full narasi lagi yaa, aman kan?)
bebss maap ya kalo up nya agak lambat dikit, soalnyaa aku buat cerita tiap chap nya tuh bener2 spontan langsung ga ada script2 an apalagi copas2, makanya agak lambat hehe instan bebss langsung dari otak ketik. nah itu juga jadi alasan ku kalo ada oknum yang seenak pantat nya comot2 tanpa ijin atau cr/ib, karena aku mikir instan buat semua book ga ada persediaan script2 apapun bebss😭🤧