Dua anak laki-laki dengan tinggi yang tak selaras itu sedang berjalan menuju parkiran setelah keluar dari kafe yang baru saja mereka kunjungi. Terlihat pula keduanya memegang sebuah keychain mewah berbentuk mobil porsche sesuai dengan temanya, yang merupakan hadiah kecil sebagai tanda terimakasih karena mereka sudah berkunjung di acara grand opening kafe baru tersebut.Tidak ada yang tahu, sedari tadi Jake selalu melirik keychain milik Steve, karena itu termasuk model porsche yang susah untuk Jake koleksi. Tapi bagaimanapun dirinya tak mungkin untuk meminta benda itu ke Steve, jadi di pikiran Jake saat ini adalah, ia harus segera pergi ke Jerman secepatnya, berburu barang yang ia inginkan saat ini, untuk dikoleksi di kamarnya.
"Langsung pulang apa gimana?" tanya Steve memecah keheningan.
"Gue masih laper" jawab Jake.
"Gue ada resto recommended di daerah sini"
"Gak. Gue gamau, gue lagi pengen mie ayam nya Mang Dono"
"Restonya di daerah mana?" tanya Steve, sebab ia baru pertama kali mendengar itu.
Jake berdecak "Bukan resto, deket kok dari sini, udah buruan masuk, ntar gue arah in"
Akhirnya Steve pun ikut masuk ke mobil dan duduk di kursi kemudi, lalu mobil mewah itu menghilang dari kawasan.
•
•
•
•
"Jake, lo serius tempatnya di sini?" tanya Steve sambil memarkirkan mobil di lahan yang cukup untuk ukuran mobil tersebut.
"Emang kenapa? lo jijik? kalo lo gamau ikut makan yaudah tunggu di mobil" ketus Jake melihat tingkah Steve yang sudah pasti ia paham.
"Ga gitu, cuman.." ucap Steve ragu-ragu.
"Ck, tunggu di mobil." final Jake, lalu keluar dan menutup kencang pintu mobil sehingga mengeluarkan suara cukup keras.
Sudah pasti Jake menjadi atensi orang-orang di sana, pemandangan yang mereka lihat ialah seorang pemuda yang masih memakai seragam putih abu-abu, turun dari mobil yang diimpikan semua orang, terparkir di tempat seperti itu.
Jake tak peduli seberapa banyak pasang mata yang sedang memerhatikannya. Ia berjalan hampir sampai di tujuan, tapi telinganya mendengar suara pintu mobil ditutup rapat, dan benar saja Steve menyusulnya, Jake pun berdecih.
"Mang, mie ayam satu ya" ucap Jake kepada pedagang itu.
"Loh, nak Jake? si kasep? bener??" pedagang itu kaget.
"Bener Mang, ternyata mamang masih inget sama Jake" jawabnya tersenyum manis.
"Ya ampun, mana mungkin mamang lupa sama kamu, anak paling kasep setanah air xixixi. Kamu teh kenapa gak pernah kesini lagi? terakhir kamu kesini pas tinggi kamu masih sepundak mamang, sekarang kamu udah tinggi, makin kasep euy"
"Ah, mamang bisa aja. Iya mang, Jake sibuk sekolah, tapi Jake sering pesen online mie ayam nya mamang kok, mana mungkin mie ayam seenak buatan mamang, Jake lupain"
Pria itu tertawa "Terus gimana kabar supirmu"
"Pak Joko? beliau udah berhenti kerja semenjak Jake sama Juan udah bisa bawa kendaraan sendiri ke sekolah, mang"
Kalau kalian lupa, Jake kecil memang selalu dibawa ke berbagai macam tempat kuliner sama Pak Joko, salah satunya mie ayam Mang Dono ini. Ditambah lagi Jake kecil punya sifat merakyat, jadi ia cocok-cocok saja kalu dibawa ke manapun sama Pak Joko. Tapi perlu diingat, untuk ke tempat seperti ini, Jake hanya suka tempat rekomendasinya Pak Joko, selain itu tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
schadenfreude [sungjake]
Fanfiction'Yang sama, jangan dibeda-bedakan Yang beda, jangan disama-samakan' 'Kamu boleh mencintainya tapi biarkan dia mencintai pilihannya' [BXB]