Jam tiga dini hari tetapi Steve masih belum terkantuk juga, sedangkan teman-temannya sudah tepar sejak tadi karena pengaruh minuman beralkohol, hanya menyisakan dirinya dan pemuda lain bernama Evan.'ctak'
"Nice" ucap Steve kala stik biliar di tangannya berhasil menyodok bola putih dan memasukkan object ball ke pocket.
Evan memerhatikan santai, menunggu giliran sambil menghisap vape-nya "Lo suka sama Jake?" tanya Evan tiba-tiba setelah mengehembuskan asap rasa kopi itu ke udara.
Mendengar itu, Steve menghentikan kegiatannya, tetapi matanya tetap fokus untuk menyodokkan stiknya ke bola yang terlihat sudah tersisa sedikit di meja biliar "Kenapa lo tanya begitu?".
"Ya gapapa, gue penasaran aja, gegara gue liat kejadian tadi sore di kamar. Lebih aneh lagi kalo gue ga penasaran abis liat lu bedua udah kek mau ngewe gitu" jawab Evan santai, sekarang gilirannya untuk memasukkan bolanya yang tersisa.
Steve meneguk minuman bersoda miliknya yang airnya sudah setengah botol "Gue iseng doang, dia ganggu tidur gue"
Diam-diam Evan ber-smirk seraya sodokannya gagal memasukkan bolanya ke pocket "Iya, gamungkin juga kan lo suka orang yang disukain sama kembaran lo sendiri"
Steve terdiam sambil mengarahkan stiknya, sekarang gilirannya lagi.
"Gue juga masih inget banget seberapa gasuka nya lo waktu itu, pas pertama kali gue bawa Jake gabung sama kita, jadi gamungkin kayaknya lo suka dia" Lanjut Evan.
Steve masih fokus ke bolanya "Kalo gue bilang, gue suka Jake, lo percaya?"
'ctak'
Steve berhasil memasukkan bola terakhir warna hitam berangka delapan, tanda ia memenangkan permainan. Dan Evan mengeluarkan ponselnya untuk mentransfer uang sejumlah sepuluh juta ke rekening Steve.
"Mau rematch gak?" tantang Steve dengan senyuman belagu kala melihat notif uang masuk di m-banking nya.
"Ogah. Mending uangnya buat joget sama lonte" tolak Evan.
Kini keduanya sudah terduduk di kursi santai, sambil menikmati hembusan asap bernikotin. Markas berkedok rumah itu sangat sunyi faktor dini hari, berbeda sekali dengan kondisi beberapa jam lalu, ketika yang lainnya masih sadar.
"Gue percaya" ucap Evan memecahkan keheningan "Gue percaya klo lo bilang, lo suka sama Jake. Tapi sama aja lo ngekhianatin Ben, kan"
Steve menyatukan kedua alisnya "Lo dibayar berapa sama Ben" Steve sangat paham betul, dengan permainan saudara kembarnya itu.
Perubahan mimik wajah Evan sangat terlihat jelas, Steve berdecih "Gelagat lo keliatan banget, gue gapernah liat lo sekepo ini, van"
Evan gelagapan, badannya lemas seperti maling abis ketangkep "Sialan lo Steve, jangan bilang kembaran lo ya kalo gue ketangkep lo gini. Gue butuh total nilai yang lebih gede lagi abis UTS nanti, makanya gue temuin dia beberapa hari lalu, udah DP setengah juga, tapi tadi sore dia nelpon gue, dia bilang bayarannya ga usah pake uang, tapi gantinya gue harus ngawasin lo sama Jake selama di sini, ya gue tergiur lah" tutur Evan.
Steve terkekeh mendengar itu "Berarti lo yang ngekhianatin gue dong ceritanya"
"Kagak anjir, Ga gitu" Evan semakin gelagapan.
"Lagian lo bego banget, ga maen rapi, keliatan lagi boongnya" Steve tertawa.
Evan memajukan badannya untuk lebih dekat dengan Steve "Jadi, lo beneran suka sama Jake?"
KAMU SEDANG MEMBACA
schadenfreude [sungjake]
Fiksi Penggemar'Yang sama, jangan dibeda-bedakan Yang beda, jangan disama-samakan' 'Kamu boleh mencintainya tapi biarkan dia mencintai pilihannya' [BXB]