12

7.7K 455 29
                                    





Motor Langit melaju kencang membelah jalanan padat kota dipagi hari dengan sang adik dibelakang jok motor dengan tangan yang memegang erat pinggangnya.

Ya, Aluna berangkat bersama Langit, sebenarnya tadi dia sudah berangkat menggunakan mobil, tapi ditengah jalan mobil yang dia tumpangi tiba tiba mogok. Langit yang memang berangkat setelahnya pun mengajak adiknya untuk berangkat bersamanya.

Motor yang ditumpangi oleh Langit memasuki gerbang sekolah dan dapat Aluna lihat beberapa murid menghentikan langkah saat melihat Langit membonceng seorang perempuan yang bukan kekasihnya.

"Loh siapa yang dibonceng Langit,?"
"Gila apa Langit selingkuh,?"
"Nggak lah Langitkan orangnya nggak gitu,"
"Tapi yang dibonceng bukan Ashakan,?"
"Bukan kayaknya dia siswi kelas sepuluh deh."

Bisik bisik seperti itulah yang terdengar ditelinga Aluna. Dia memang sudah menduga bahwa situasinya akan seperti ini apalagi kakaknya adalah salah satu most wanted di Alexander High School.

Langit memarkirkan motornya di parkiran khusus geng Darkness, disana juga terdapat para inti Darkness yang sepertinya juga baru sampai disekolah serta tiga gadis yang menatap mereka dengan pandangan berbeda beda.

"Wah ada apa ini, lo selingkuh Lang.?"
Ucapan Bagas itu membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari Langit.

Langit tidak menjawab ucapan pedas sahabatnya, dia menatap Aluna seolah bertanya apa dia boleh mengungkapkan hubungan mereka dan dijawab anggukan oleh Aluna.

"Kenalin dia Aluna....
"Iya kita tau dia Aluna, kan udah pernah kenalan." Ucap Arjuna yang mendapatkan geplakan di kepalanya dari Langit.

"Dengerin dulu bego." Umpat Langit.

"Iye iye, tapi nggak usah geplak kepala gue juga kali. Heran kenapa pada suka banget geplak kepala gue," gerutunya yang tidak dipedulikan Langit.

"Dia adek gue," ucap Langit melanjutkan.
"Adek,?" Pertanyaan dari Asha itu membuat Langit menatap kekasihnya sambil tersenyum dan mengangguk setelahnya.

"Kok lo nggak pernah bilang kalau Aluna adek lo, di kantin waktu itu juga lo kenalan sama dia kan,?" Ucapan Bagas itu seolah mewakili pertanyaan orang orang disana.

"Ada sesuatu yang nggak bisa gue jelasin sama kalian." Mendengar ucapan Langit itu membuat mereka mengangguk mengerti, memang nggak semua hal harus mereka bagi apalagi jika itu urusan keluarga.

"Luna, ngapain masih disini yuk masuk, bel bentar lagi bunyi tuh." Suara seseorang membuat mereka kompak mengalihkan pandangan pada asal suara.

Araya dan Angel yang berjalan dibelakangnya menghampiri mereka.
"Gue sama Angel tungguin didepan kelas gue dari tadi loh, gue kira lo nggak berangkat." Lanjut Raya.

"Kak aku kekelas duluan ya,?" Tanya Aluna yang dijawab anggukan dan usapan pelan pada kepalanya oleh Langit.

Saat Aluna akan melangkahkan kakinya tatapannya tidak sengaja bertemu dengan tatapan dingin seseorang.

Deg

Detakan itu kembali lagi saat tatapan mereka bertemu, tapi tunggu apakah Aluna salah lihat?, Aluna mengedipkan mata cepat takut dia salah lihat, tidak dia benar benar tidak salah lihat. Dia pemilik tatapan dingin itu tersenyum tipis kepadanya.

Aluna segera mengalihkan pandangan dan berlalu pergi dari sana dengan menggandeng lengan Raya dan Angel yang bingung dengan tingkahnya.

Daniel yang melihat itu masih bertahan dengan senyum tipisnya.
"My cute baby girl." Gumamnya pelan.

*****

"Aluna kamu nggak apa apa.?" Tanya Angel saat mereka sudah berhenti didepan kelas 10 IPA 1.

"Haah, emang gue kenapa,?" Bingung Aluna.

"Muka kamu merah." Jawab Angel. yah benar wajah Aluna memang memerah itu sebabnya Angel bertanya tadi.

Aluna memegang kedua pipinya, dia memang merasakan panas menjalari pipinya saat melihat senyum tipis laki laki tadi, tapi dia tidak tahu bahwa pipinya sampai memerah.

"Ng-nggak, gue nggak papa kok mungkin kerena panas, iya karena panas," ucap Aluna salah tingkah. Dia bernapas lega saat melihat Angel mengganguk, kemudian dia menatap Raya yang sedang tersenyum menggodanya.

"Apa.?" Tanya Aluna sewot.

"Nggak papa kok, pagi ini emang panas ya?, apa lagi mataharinya masih setengah ngumpet gitu." Aluna tahu sangat tahu bahwa Raya sedang menggodanya karena pagi ini memang sedikit berawan.

Raya sebenarnya tadi juga melihat saat abangnya tersenyum kearah Aluna dan dia cukup terkejut melihatnya, pasalnya abangnya itu jarang tersenyum kecuali saat bersama sang mommy. Ah abangnya itu sepertinya tertarik kepada temannya, pikir Raya.

"A-apa sih, gue kekelas dulu udah mau bel," ucap Aluna langsung berlari meninggalkan mereka, dapat dia dengar suara tawa Raya menggema di lorong.

"Raya kenapa ketawa,?" Ucap Angel takut, apa temannya itu kerasukan?, kenapa tiba tiba tertawa padahal tidak ada yang lucu.?

"Anak kecil nggak perlu tahu." Ucap Raya sambil mengacak rambut Angel.

"Ihh Raya rambut aku jadi berantakan kan,? lagian aku itu bukan anak kecil, kita itu seumuran tahu." Ucapnya cemberut.

"Iya iya maaf, yuk masuk udah bel tuh." Ucap Raya menghentikan menggodanya saat melihat mata Angel berkaca kaca. Dan merekapun masuk untuk memulai pelajaran pertama.






SEE YOU NEXT PART!!!

















Transmigrasi ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang