13

5.9K 388 12
                                    





Bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu Aluna, Raya dan Angel saat ini sedang berada dikantin dengan makanan yang sudah tersaji didepan mereka masing masing.

"Kalian pulang sekolah ada acara nggak,?" Tanya Raya disela sela makan mereka.

"Kalau aku sih nggak ada, kalau Luna gimana,?" Tanya Angel sambil menatap Aluna.

Aluna menelan makanan yang tengah dia kunyah sebelum menjawab,
"Enggak ada deh kayaknya, emang kenapa,?" Tanyanya kemudian.

"Kita jalan jalan bertiga yuk,?" Ajak Raya.

"Jalan jalan,?" Tanya Angel antusias dengan mata berbinar senang.

"Iya kita ke mal gitu, sebenarnya ada yang mau gue beli tapi kalau sendiri kan nggak seru." Jawab Raya.

"Ck, jadi lo mau manfaatin kita nih ceritanya." Ucap Aluna menyindir.

"Ya nggak gitu juga, kan kita bisa sekalian mempererat pertemanan ya nggak Cil,?" Tanya Raya sambil menatap Angel.

"Cal cil cal cil, udah aku bilang aku itu bukan anak kecil Rayaa." Ucap Angel cemberut.

"Iya iya, utututu jangan cemberut gitu dong jadi makin kayak anak kecil tau." Bukannya berhenti Raya malah semakin menjahili Angel.

Aluna yang melihat hanya geleng geleng kepala, Raya itu entah kenapa suka banget jahil sama Angel, dia jadi heran liatnya.

"Udah udah anak orang nangis nanti," ucap Aluna saat melihat mata Angel mulai berkaca kaca." Jadi kita langsung pergi atau pulang dulu,?" Lanjutnya.

"Pulang dulu aja buat ganti baju nanti kalian kirim alamat rumah di grup biar gue yang jemput." Ucap Raya yang diangguki oleh keduanya.

"Jemput kemana,?" Pertanyaan dari seseorang itu mengejutkan ketiganya, kemudian lima orang laki laki duduk tanpa permisi dimeja mereka.

"Apa sih kak lo buat kaget tau nggak?, dan ngapain kalian tiba tiba duduk disini nggak pake ngomong dulu.?" Ucap Raya sewot, gimana nggak sewot coba udah ngagetin terus duduk tanpa ngomong apa apa lagi.

"Emang ini bangku lo,?" Pertanyaan menyebalkan itu keluar dari mulut orang yang mengagetkan mereka, Bagas.

"Ya bukan sih, tapi adabnya dipake dong,?" Balas Raya.

"Iya udah nih, kita boleh duduk disini nggak,?" Ucap Bagas dengan nada seperti mengejek.
" Udah kan,?" Lanjutnya.

"Telat." Ucap Raya sinis menatap Bagas.

"Udah udah kalian apaan sih, jodoh baru tau rasa." Ucap Arjuna yang jengah melihat tingkah keduanya yang setiap bertemu pasti akan berdebat seperti anjing dan kucing.

"Amit amit," ucap keduanya sambil menatap tajam satu sama lain, sedangkan yang lainnya hanya geleng geleng kepala melihatnya.

Disisi lain Angel saat ini sedang meminum minuman yang disodorkan padanya oleh seseorang, tadi saat para inti Darkness datang dan mengejutkan mereka Angel sedang menelan makanannya sehingga dia tersedak.

"Haaaah, makasih kak," ucap Angel sambil menatap seorang pemuda yang duduk disebelahnya.

"Hemm, lo udah nggak papa,?" Suara berat itu terdengar dari pemuda dengan tatapan dinginnya, Kennan Fernandes

"Ah, i-iya aku udah nggak papa kok," jawab Angel gugup dan menundukan kepalanya, gimana nggak gugup coba orang disebelahnya itu menatapnya dengan lekat.

Sedangkan Aluna yang melihatnya tersenyum, ternyata walau alur novel sudah banyak yang berubah dan pertemuan mereka yang harusnya terjadi beberapa bulan lagi malah terjadi sekarang, tidak mengubah takdir mereka untuk saling tertarik satu sama lain.

"Jangan tersenyum," ucapan orang disebelahnya membuat Aluna mengalihkan pandangan kearahnya.

"Ha, kakak bilang apa tadi,?" Aluna sebenarnya mendengar apa yang diucapkan olehnya, tapi dia hanya ingin memastikan apakah laki laki didepanya itu benar benar menyuruhnya untuk tidak tersenyum? Tapi kenapa?.

"Jangan tersenyum kearah laki laki lain baby." Bisikan tepat ditelinganya itu membuat Aluna merinding, kemudian dia menatap sang pelaku yang tengah tersenyum smirk kearahnya.

"Apa maksudnya tersenyum kearah laki laki lain? dan apa tadi, apa gue salah denger kak Daniel manggil gue baby." Batin Aluna bingung, ya yang tadi berbisik kearahnya adalah Daniel Alexander sang ketua Darkness.

Aluna menggigit bibir bawahnya pelan kemudian mengalihkan pandangannya tidak ingin menatap wajah tampan yang masih menatapnya lekat. Dadanya berdebar cepat seperti sebelumnya setiap kali dia berhadapan dengan Daniel.

Aluna belum pernah merasakan perasaan seperti ini dikehidupanya dulu maupun sekarang, perasaan seolah olah ada ribuan kupu kupu yang memenuhi dadanya.

Sementara Daniel yang melihat gadisnya salah tingkah tersenyum tipis, ya gadis didepannya adalah gadisnya, miliknya dan tidak akan dia biarkan seorangpun merebutnya.

"Mine" gumamnya pelan dan hanya Daniel sendiri yang dapat mendengarnya.

Mereka semua tidak ada yang menyadari bahwa sedari tadi ada dua orang yang menatap pada meja mereka dengan tatapan tajam.

"Sialan, gue nggak akan biarin kennan tertarik sama cewek sok polos kayak dia" batin salah satu gadis.

"Daniel itu milik gue dan nggak akan gue biarin siapapun yang berusaha rebut dia dari gue," batin gadis lainya.







SEE YOU NEXT PART!!!









Transmigrasi ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang