08

7.3K 458 7
                                    


Saat ini Aluna dan keluarganya sedang duduk dan bercerita tentang keseharian meraka di ruang keluarga setelah menyelesaikan makan malam meraka beberapa waktu lalu.

Setelah beberapa saat kemudian ayah serta bunda berpamitan menuju kamar terlebih dahulu karna kelelahan setelah perjalanan jauh.

Kini hanya tersisa Langit dan Aluna saja di ruang keluarga dengan TV yang menyala.
"Kakak senang kamu banyak bicara begini, jangan berubah lagi hemm.?"
Ucapan memecahkan keheningan di ruangan itu.

Aluna menoleh dan melihat Langit sedang tersenyum hangat kearahnya yang dibalas senyum tipis dan anggukan oleh Aluna.

Langit tidak tau apa yang mengubah Aluna, tapi dia lebih suka adiknya yang sekarang, yang mau lebih terbuka dan banyak berbicara kepadanya serta kedua orang tuanya.

Aluna tiba tiba berdiri membuat Langit mengerinyit bingung,
"Mau kemana.?" Ucapnya.
"Tiba tiba laper lagi kak, beli cemilan yuk," Ucapnya sambil tersenyum lebar.

Langit menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya,
"Mau beli apa,?" Balasanya.
"Nggak tau, kita jalan dulu sambil lihat lihat ya,?" Ucap Aluna bingung, sebenarnya dia hanya ingin jalan jalan keluar tapi sekalian sajakan?

"Oke, sekarang ambil jaket dulu gih, abis itu kita jalan." Ucapan Langit itu membuat senyum Aluna semakin lebar dan tanpa menunggu dia segera berlari menuju kamarnya untuk menggambil jaketnya.

* * * *

Dan disinilah sepasang kakak beradik itu tengah berdiri, disebuah taman yang masih ramai dengan banyaknya pedagang di sekitarnya.
Aluna segera berjalan kesalah satu pedagang dengan Langit yang mengikuti di belakangnya.

Setelah membeli berbagai jenis makanan mereka segera duduk dibangku yang memang disediakan ditaman itu dan memakan jajanan itu.
Sebuah tepukan pada pundak Langit membuat dia menoleh dan mendapati salah satu sahabatnya disana.

"Daniel ngapain lo disini,?" pertanyaan Langit itu tidak langsung dijawab, Daniel malah menatap seorang gadis disamping sahabatnya sambil menaikan sebelah alisnya.
"Lo.?" Bukannya jawaban Langit malah mendapat pertanyaan dari sang ketua Darkness itu.

"Adek gue," balas Langit sambil menatap Aluna yang masih memakan jajanan disebelahnya.
Daniel hanya menggangguk tanpa bertanya apapun kembali, kemudian dia duduk di bangku depan mereka.

"Lo belum jawab pertanyaan gue, ngapain lo di sini,?" tanya Langit kembali. Aluna yang mendengar pertanyaan kakaknya mengalihkan pandangannya dan terkejut saat melihat tatapan dingin yang mengarah kepadanya.

"Raya," ucapan singkat itu membuat Langit mengelengkan kepalanya pelan. Untung saja mereka berteman sudah cukup lama sehingga dia bisa memahami ucapan singkat itu.

"Maksudnya lo kesini sama Raya kan,? Terus sekarang Raya dimana.? Tanya Langit.
"Hemm," ucapnya sambil menunjuk pada seorang gadis yang tengah mengantri disalah satu stan makanan menggunakan dagunya.

Langit melihat arah yang ditunjukan Daniel dan melihat Raya yang sepertinya selesai mengantri dan menuju arah mereka sambil membawa beberapa makanan dikedua tangannya.

"Loh kak Langit juga di sini,?" Ucap Raya sambil duduk di sebelah Daniel yang sedang memainkan ponselnya dan hanya dibalas anggukan oleh Langit.

Raya kemudian menatap gadis yang duduk di sebelah Langit bingung,
"Siapa kak,?" Tanya Raya sambil melirik Aluna yang saat ini menatapnya dengan senyum canggung.

"Oh kenalin Adik kakak,Aluna." ucapan Langit itu membuat Raya sedikit tetkejut, pasalnya selama Langit bersahabat dengan Abangnya dia tidak pernah tahu bahwa laki laki itu memiliki seorang adik yang sepertinya seumuran dengannya itu.

ARAYA ALEXANDER, dari namanya saja kalian sudah tau bukan, dia adalah adik dari Daniel Alexander.
Gadis cantik dengan bola mata berwarna hitam, hidung mancung, bibir tipis serta lesung pipit yang menambah kesan manis pada gadis itu. Araya memiliki sifat yang berkebalikan dengan kakaknya, dia adalah gadis ceria serta banyak bicara.

"Kok kakak nggak pernah bilang kalau punya adik,?" Tanyanya sambil mengulurkan tangan pada Aluna.
"Kenalin nama gue Araya, adiknya bang daniel yang paling cantik."

Aluna tersenyum sambil membalas uluran tangan itu.
"Aluna." Balasnya singkat karna dia tidak tau harus merespon bagaimana ucapan terakhir Raya itu.

"Nggak usah canggung gitu, kita seumuran kan,? santai aja" ucapnya saat tau bahwa gadis di depannya itu tengah canggung.

"Pulang," suara dingin itu terdengar membuat Aluna urung membalas ucapan Raya.
Daniel bangun dari duduknya dan melangkah pergi dari sana,
"Lah gue ditinggal, Luna kapan kapan kita ketemu lagi ya,?" Ucapnya sambil berlari mengejar abang laknatnya itu.

Langit yang melihat tingkah kakak beradik itu hanya menggelengkan kepala, kemudian dia menoleh menatap sang adik yang sesekali terlihat menguap,
"Kita pulang sekarang yuk, udah malem kamu juga udah ngantuk gitu,"
Ucapnya sambil mengelus rambut Aluna lembut.

Aluna hanya menganggukkan kepalanya pelan karena dia sudah sangat mengantuk. Langit segera menggandeng tangan adiknya menuju motornya dan mereka segera pulang kerumah.




SEE YOU NEXT PART!!!!













Transmigrasi ElsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang