AGARIEL 02

195 16 1
                                    

AGAS menyambut mentari pagi dengan senyuman bak bulan sabitnya, lelaki itu terlihat begitu bersemangat hari ini, bahkan mamanya sampai terheran-heran dengan tingkah anak pertamanya itu. Kemarin Agas terlihat sangat murung bahkan senyum saja harus di paksa, namun kali ini tanpa di suruh pun lelaki itu sudah tersenyum.

"kenapa kamu Gas? semangat banget?" tanya Fany dengan begitu heran.

"iya bang, Lo kenapa? Nyengir terus kayak orang sinting" ujar Faya menimpali.

"Hush! adek kalo ngomong yang bener, Abang kan anak Mama, amit-amit kalo sinting" tegur Fany pada putrinya.

"iya tuh bener kata mama, Lo kali yang sint-"

"Abang!"

Agas tersenyum saat melihat Fany melototinya, lalu dia memilih untuk diam sambil menikmati sarapan. Kali ini Agas bangun sangat pagi, bahkan Fany saja sampai kaget karena melihat Agas sudah rapih dengan seragam sekolahnya, karena biasanya Fany datang ke kamar Agas untuk membangunkan anaknya itu yang sudah kesiangan.

"tumben banget kamu bangun pagi? Faya masih ngorok aja kamu udah rapih tadi, kenapa?" tanya Fany.

"masa sih ma?! Aku keduluan dong?!" Faya tidak terima karena Agas bangun terlebih dahulu daripada dirinya.

Fany hanya mengangguk dan terkekeh, sedangkan Agas tersenyum menang sambil melirik adik perempuannya. "lagi pengen aja, ma" jawabnya.

"tumben banget Lo, palingan besok udah kesiangan lagi" ucap Faya.

"terserah gue lah, iri aja lo cil" tukas Agas, dan Faya langsung mendengus sebal.

"Papa kok gak keliatan? Udah berangkat ya?" tanya Faya karena tidak melihat kehadiran papanya di ruang makan.

"meriang tuh si papa, tadi malam minta di kerok. Tadinya minta di injek-injek badannya sama kamu Fay, tapi mama liat kamu udah molor" jawab Fany.

"ngeri banget di injek Faya, langsung remuk dah tulang papa. Faya kan gembrot" celetuk Agas.

Faya melotot kesal, abangnya ini benar-benar menyebalkan. "gembrot matamu! Liat nih ideal begini lo kata gembrot, lo kali bongsor!"

"udah-udahh.. Abang udah selesai sarapannya berangkat sana biar gak telat, Faya juga"

Agas berdiri dari duduknya lalu menggendong tas ransel miliknya yang terlihat sangat enteng, "berangkat gak Lo, Fay?" tanya Agas.

"gue berangkat sama Kinan nanti, duluan aja sono"

"yaudah, Agas berangkat ya ma" pamit Agas.

Fany yang sedang sibuk mencuci piring itu mengacungkan jempolnya, "hati-hati Gas, jangan ngebut, jangan bolos!" ujarnya.

"DADAHH ABANG JELEKK" teriak Faya.

Agas yang mendengar itu langsung menunjukkan jari tengahnya pada sang adik, dan Faya pun membalasnya.

****

"Anjay, demi apa nih Agas berangkat kaga telat" kata Arion saat melihat Agas datang dan memarkirkan motornya.

Seperti biasa ketika pagi hari mereka-anggota inti dari Garior sedang berkumpul di parkiran sekolah, entah untuk apa mereka juga tidak tahu, tapi mereka lebih memilih berlama-lama di tempat itu.

"pulang dari base gue langsung tidur, saking semangatnya mau ketemu Nariel, hehe" Jawab Agas sambil tersenyum cerah.

"udah gue tebak sih" ucap Maven, dia sudah sangat hafal dengan perilaku sepupunya itu.

"Mav, beruang lo kesini tuh, roman-romannya kayak mau minta makan" celetuk Erlan saat dirinya melihat Arfi dan Juna berjalan menghampiri mereka.

"beruang mata lo kotak!" Maven monoyor kepala Erlan pelan.

AGARIEL [ NOMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang