AGARIEL 14

39 8 1
                                    


HAPPY READING

"jadi Lo diem begini sampe gak nongol di base cuman gara-gara mergokin Bastian sama Nariel?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jadi Lo diem begini sampe gak nongol di base cuman gara-gara mergokin Bastian sama Nariel?"

"HAHAHAHAHHAAHAHA"

"HAHAHAHHAHA"

Agas menatap tajam teman-temannya, bisa-bisanya manusia setampan dia di tertawai seperti ini. "Gue gak ngerti kenapa kalian malah ketawa, sih. Ini serius," kata Agas, suara sedikit serak menahan emosi. "Lo pada gak ngerasain gimana rasanya ngeliat orang yang lo suka bareng orang lain gitu aja?"

Maven tidak bisa menahan tawanya, bahkan Farrel yang berada di sampingnya sampai merasa kesakitan karena terus di pukuli oleh Maven.

"bajingan! Udah gue bilang ketawa ya ketawa aja, gak usah pake kekerasan gini anjing! Mana gue Mulu lagi yang jadi korbannya."

"eh sorry sorry, lagian nih Agas lawak banget anying"

Agas menatap tajam pada Maven, "gue gak ngelawak. Coba Lo rasain sendiri jadi gue."

"ampun pangeran.. tapi serius dah, kenapa Lo gak tanya baik-baik aja sih ke Bastian, baru kali ini gue liat Lo jadi tolol"

"Orang si Agas tuh pasti udah kebakaran banget waktu itu. Sebelumnya kan dia belum pernah liat Nariel sedekat itu sama orang lain kecuali Arfi sama Juna. Maklumin aja lahh" celetuk Bastian.

Agas mendengus, "lo juga, Bas. Tinggal jujur aja waktu itu, ngapain harus bohong."

"sorry, Gas" Bastian terkekeh melihat wajah jutek Agas.

Saat sedang asik-asiknya mereka menertawai Agas, Ardan-salah satu anggota Garior datang menghampiri mereka dengan seseorang yang berada di sampingnya.

"oi, Dan. Tumben kesini?" tanya Erlan.

"eh iya bang, ini gue bawa temen gue. Katanya dia mau gabung sama Garior"

Mereka menoleh bersamaan ke arah Ardan dan orang yang dia bawa. Anak yang berdiri di samping Ardan itu tampak kikuk. Wajahnya sedikit tegang, tapi dia berusaha tersenyum tipis.

"Namanya Kaivan" kata Ardan, menepuk bahu temannya. "Dia anak kelas sebelas, baru pindah kemarin"

"anjir, ngapain sih bang Agas liatin gue mulu" batin Kaivan.

Kaivan berdiri kaku di tempatnya, merasakan tatapan tajam Agas yang seperti ingin membunuhnya sekarang juga. Maven, yang sejak tadi masih terkikik karena kejadian sebelumnya, akhirnya membuka suara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AGARIEL [ NOMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang