AGARIEL 05

112 7 0
                                    

2024 kata, semoga gak bosen ygy :)
janlup tinggalkan jejak, walaupun ceritanya gak sebagus itu. karena saya masih belajar maklumin kalo ada kesalahan 🙏


HAPPY READING

"pak Anan, maafin saya plis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"pak Anan, maafin saya plis.. Nanti saya kasih permen sugus"

Sekiranya jam delapan lebih sepuluh menit, seorang siswa laki-laki sudah di hadang oleh guru Bimbingan konseling yang terkenal sangat galak, siapa lagi siswa itu jika bukan Agas.

"alahh, tawaran kamu kurang elit, gak minat saya" jawab pak Anan.

"maunya apa pak? saya cuman punya permen sugus" Agas merogoh saku bajunya, kemudian memberikan satu permen sugus pada pak Anan.

"gak elit!" sewot pak Anan, guru itu mengambil permen yang Agas berikan padanya.

"katanya gak elit, tapi di ambil juga" gumam Agas pelan.

"ngomong apa kamu Agas???"

"g-gak kok pak" Agas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "udah kan pak, saya boleh ke kelas?" tanyanya.

"enak aja, tadi kamu nanya kan? Saya maunya apa? Saya mau kamu keliling lapangan sebanyak sepuluh kali"

"gak dulu deh pak, gak liat ya? lapangan segede alam semesta gitu, mana mungkin saya kuat" tolak Agas.

"terus otot gede kamu itu buat apa?" ujar pak Anan.

"ya pengen aja pak, lumayan buat pamer"

Pak Anan menggeleng pelan menanggapi perilaku anak didiknya yang satu itu, "saya gak nerima penolakan, keliling lapangan sekarang! Atau saya panggil orangtua kamu kesini" ancamnya.

"jangan lah pak, saya udah jelasin kan tadi, saya kesiangan ini gara-gara ngerjain tugas semalaman, kalo saya gak niat belajar mungkin saya gak masuk sekolah paginya, tapi kan saya tetap berangkat walaupun telat"

"itu salah kamu sendiri, siapa suruh ngerjain tugas malam-malam. Seharusnya pulang sekolah langsung di kerjain!" ucap pak Anan dengan tegas.

"kan saya lupa pak"

"Lupa? Mau jadi apa bangsa kita kalo generasinya masih muda aja udah pikun!"

Agas menghela napasnya pasrah, "iya pak, udah ya? Keliling lapangan sepuluh kali kan?"

"Sambil lari, jangan cuman keliling aja kamu kayak tukang sayur"

"iya pakk"

Agas menaruh tas ranselnya di kursi depan ruang Bimbingan konseling, lalu lelaki itu pergi ke lapangan bersiap untuk menjalankan hukumannya.

Pak Anan berdiri di pinggir lapangan, guru galak itu memperhatikan Agas yang tengah berlari mengelilingi lapangan. Pak Anan melihat jam tangannya, ia menepuk jidatnya ketika sadar bahwa ini adalah waktunya jam rapat bagi semua guru.

AGARIEL [ NOMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang