•
HAPPY READING
••
•"bunda.. apa kabar?"
Suara yang sedikit bergetar itu berusaha menanyakan kabar bundanya lewat panggilan telepon, sudah lama Nariel tidak mendengar suara bundanya secara langsung, ia sangat rindu.
"Nariel? bunda disini baik-baik aja kok"
"k-kapan bunda pulang?"
"astaga Nariel... pekerjaan bunda disini banyak sekali, gak mungkin bisa di tinggal, kamu mengerti kan?"
"tapi Nariel pengen ketemu sama bunda"
"bunda juga mau ketemu sama kamu, tapi belum ada waktu. atau kamu mau ke tempat bunda? nanti bunda belikan tiket"
"gak usah Bun, Nariel juga harus sekolah disini"
"itu kamu tau sendiri, kita sama-sama sibuk kan? gimana sekolah kamu? gak nakal kan? nilainya jangan sampai turun, terus pergaulan kamu dijaga, bunda sering liat berita itu yaampun... anak sekarang itu nakal-nakal, kamu jangan ikut-ikutan ya Nariel?"
"engga Bun"
"baguslah, udah dulu ya, bunda ada pekerjaan"
"iya-"
PIP
Nariel menghela nafas pelan, sedikit merasa kecewa saat bundanya mematikan telepon. Tapi setidaknya ia sudah mendengar suara bunda di hari ini.
"empat tahun itu cukup lama, lama banget bunda gak pulang... ayah juga, mereka selalu mentingin pekerjaan"
"Halen..."
"kalo kamu masih ada disini, pasti aku gak kesepian. dan aku gak akan merasa takut..."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGARIEL [ NOMIN ]
FanfictionMungkin jika seorang Agaskar itu bukan bagian dari mereka, Nariel bisa menerimanya sejak awal.